Tampilkan postingan dengan label Kondom. Tampilkan semua postingan
Fakta Tentang Miss V Yang Biasanya Tak Dibicarakan
jika anda mempunyai putri yang akan menjelang dewasa sudah sepatutnya
Moms memberi pengetahuan akan perubahan-perubahan yang ada pada dirinya.
Sebelum atau sesudah mereka mendapat menstruasi pertamana mereka, sudah
sepantasnya mereka dibekali pendidikan seks agar tak terjadi hal yang
tak diinginkan dikemudian hari.
Bekali mereka secara fisik maupun
psikologis. Seperti membelikan bra pertama, belajar menggunakan
pantyliner atau pembalut atau tampon, memberi pengarahan apa yang
terjadi saat mestruasi dan lain sebagainya.
Mungkin Moms, sudah
memberi tahukan segalanya yang dirasa cukup untuk putri Moms tapi
bagaimana perbincangan tentang kehamilan dan penyakit seksual? Menurut
laman huffingtonpost.com ada 5 hal yang biasanya dihindari oleh para ibu
namun perlu diketahui oleh putri mereka. Apa saja itu, yuk simak
laporannya.
Penyakit menular seksual dan kehamilan bisa terjadi
saat pertama kali penetrasi – Meski ovum masa hidupnya 12-24 jam saja
namun sperma tetap bisa hidup dalam saluran reproduksi selama kurang
lebih 5 hari.
Kontrasepsi bisa dilakukan dengan dua cara, secara
hormonal dan non-hormonal – kontrasepsi hormonal perlu bantuan dokter
dalam konsultasi maupun pemasangan. Sedang non-hormonal seperti kondom
wanita, kondom pria, dan sistem kalender bisa dilakukan sendiri namun
resikonya lebih besar.
Ada perubahan siklus menstruasi dan luah
(discharge) vagina seiring bertambah tuanya seseorang – panjang, arus
dan kualitas luah dan menstruasi akan berubah setiap bertambah tua dan
berubah bentuk tubuh.
Kenali lebih dekat Miss V milikmu – tiap
orang dianugerahi miss V yang berbeda-beda. Kenali apa ada perubahan
warna dan luah, bentuk dan tekstur miss V.
Jika terkena infeksi jamur bukan akhir hidup – infeksi jamur memang tak menyenangkan tapi itu normal kok.
Oleh: Rahmawati
(vem/rsk)
Mengenal Metode Alat Kontrasepsi
Tidak semua alat kontrasepsi cocok untuk digunakan di berbagai
situasi. Cocok atau tidaknya penggunaan alat kontrasepsi sebenarnya
bergantung pada kesehatan wanita secara menyeluruh, usia, frekuensi
aktivitas seksual, dan riwayat penyakit yang diderita.
Menurut nichd.nih.gov, berikut beberapa jenis metode dari alat kontrasepsi yang bisa dipilih pasangan suami istri:
1. Metode Barrier
Metode ini dirancang untuk mencegah masuknya sperma ke rahim. Janis alat kontrasepsi yang menggunakan metode ini meliputi:
- Kondom Pria (selubung tipis yang menutupi penis untuk mencegah sperma memasuki rahim)
- Kondom Wanita (Berbentuk tipis seperti kantung plastic fleksibel)
- Diafragma (seperti cangkir fleksibel terbuat dari karet lateks yang lembut yang dimasukkan ke dalam vagina wanita sebelum berhubungan intim)
Metode ini dirancang untuk mencegah masuknya sperma ke rahim. Janis alat kontrasepsi yang menggunakan metode ini meliputi:
- Kondom Pria (selubung tipis yang menutupi penis untuk mencegah sperma memasuki rahim)
- Kondom Wanita (Berbentuk tipis seperti kantung plastic fleksibel)
- Diafragma (seperti cangkir fleksibel terbuat dari karet lateks yang lembut yang dimasukkan ke dalam vagina wanita sebelum berhubungan intim)
2. Metode Hormonal
Metode hormonal merupakan alat kontrasepsi yang menggunakan hormone untuk mengatur atau menghentikan ovulasi guna mencegah kehamilan. Hormon ini dapat dimasukan ke dalam tubuh dengan berbagai cara, bisa menggunakan pil, suntikan, patch kulit atau gel transdermal.
Metode hormonal merupakan alat kontrasepsi yang menggunakan hormone untuk mengatur atau menghentikan ovulasi guna mencegah kehamilan. Hormon ini dapat dimasukan ke dalam tubuh dengan berbagai cara, bisa menggunakan pil, suntikan, patch kulit atau gel transdermal.
3. Metode Intrauterine
Intrauterine Device (IUD) atau yang akrab dengan sebutan spiral merupakan sebuah perangkat berbentuk T yang dimasukkan sedalam rahim untuk mencegah kehamilan. IUD ini dapat berfugsi selama bertahun-tahun, bahkan hingga 12 tahun. Alat kontrasepsi ini tidak dianjurkan bagi wanita yang memiliki infeksi panggul, atau memiliki masalah rahim selama insersi IUD sebelumnya.
Intrauterine Device (IUD) atau yang akrab dengan sebutan spiral merupakan sebuah perangkat berbentuk T yang dimasukkan sedalam rahim untuk mencegah kehamilan. IUD ini dapat berfugsi selama bertahun-tahun, bahkan hingga 12 tahun. Alat kontrasepsi ini tidak dianjurkan bagi wanita yang memiliki infeksi panggul, atau memiliki masalah rahim selama insersi IUD sebelumnya.
4. Sterilisasi
Sterilisasi asalah bentuk control kelahiran permanen untukmencegah kehamilan. Contoh dari sterilisasi adalah implant sterilisasi, ligasi tuba, dan juga vasektomi. Sterilisasi biasanya dilakukan dengan cara pembedahan.
Sterilisasi asalah bentuk control kelahiran permanen untukmencegah kehamilan. Contoh dari sterilisasi adalah implant sterilisasi, ligasi tuba, dan juga vasektomi. Sterilisasi biasanya dilakukan dengan cara pembedahan.
Oleh: Ratna K. Dewi
(vem/rsk)
Kondom Wanita Untuk Variasi Alat Kontrasepsi Anda
alat kontrasepsi yang sangat familiar di telinga kita adalah kondom.
Kondom dipercaya dapat mencegah kehamilan hingga 99% loh. Tapi, tahukah
Anda ternyata kondom bukan hanya dipakai oleh laki-laki. Kondom wanita
juga sudah mulai dipasarkan.
Seperti yang dilansir dalam situs
webmd.com, kondom wanita adalah plastik yang berbentuk tabung yang
memiliki cincin fleksibel di pangkalnya. Sedangkan ujung satunya
tertutup. Sehingga, kalau dilihat kondom wanita ini mirip sekali dengan
ubur-ubur.
Cara penggunaannya juga gampang. Sebelum memulai
aktivitas seksual, Anda bisa memasukkan kondom ke dalam vagina sehingga
ujung yang tertutup akan menutupi serviks. Sedangkan ujung yang
berbentuk cincin menutupi Labia (bagian luar vagina). Kondom ini
berfungsi mencegah sperma masuk ke rahim.
Kondom wanita ini bisa
Anda dapatkan di apotek tanpa perlu menunjukkan resep dari dokter. Tapi,
kondom ini hanya untuk satu kali pemakaian ya, Ladies. Dan pemakaiannya
tidak boleh dikombinasikan dengan pemakaian kondom laki-laki karena
bisa rusak. Namun, efektivitasnya dalam mencegah kehamilan masih kalah
dari kondom laki-laki, untuk kondom wanita hanya berkisar 75% efektif.
Kondom
wanita juga dapat mencegah penyakit menular seksual. Tapi, jika Anda
tetap khawatir lebih baik memilih kondom laki-laki sebagai pencegah
menularnya penyakit yang paling baik.
So, bisa dicoba nih sebagai Alernatif lain mencegah kehamilan agar tidak bosan memakai yang itu-itu saja, Ladies.
Oleh: Orista V Anggraningtyas
(vem/rsk)