- Back to Home »
- Tips Cinta »
- Cerita Sedih Bertemu Pacar Via Internet
Posted by : Unknown
Rabu, 04 September 2013
Namanya juga cinta, datang dan perginya tak terduga. Bertemunya di
mana tak bisa ditebak, bisa jadi di sekolah, di supermarket, di mall, di
gedung bioskop, di perjalanan, di rumah teman, atau bahkan bertemu via
internet. Semuanya punya cerita, semuanya punya bahagia dan kesedihan
tersendiri.
Ada kisah cinta yang diisi dengan beragam kisah
bahagia, ada pula yang malah berakhir dengan patah hati. Dan pernahkah
Anda mendengar kisah-kisah mereka yang akhirnya menikah, hidup bahagia
setelah dipertemukan via internet?
Yah, memang tak seperti dugaan
Anda. Dunia maya tak selamanya dianggap sebagai dunia yang penuh
kebohongan. Apalagi seiring perkembangan jaman, kini internet menjadi
sebuah media, sebuah fasilitas untuk berkomunikasi. Tak sedikit lho yang
akhirnya menikah setelah bertemu kekasih di dunia maya.
Pun
demikian, seperti yang kami bilang tadi, tak semua kisah cinta berakhir
bahagia. Beberapa cerita malah diwarnai dengan air mata, dan melalui
cerita ini kami ingin mengingatkan Anda untuk selalu waspada menjalin
cinta via internet.
Mencintai pria beristri
Aku bertemu dia di Facebook dua tahun lalu. Ia orang yang ramah, dewasa,
dan lucu. Diam-diam mulai dari berbalas komentar status, kami sering
meninggalkan pesan di inbox. Setelah itu, kami jadi intens chatting.
Karena terpisah pulau, akhirnya kami memutuskan pacaran jarak jauh. Aku
bahagia sekalipun ia jauh, karena ia sangat mengerti aku dan sangat
memperhatikanku. Aku tak merasa ia jauh.
Dua tahun! Aku dibuai
dengan rayuan dan cerita seperti di dongeng. Aku berkhayal tentang
pernikahan bahagia dan memiliki anak yang lucu bersamanya. Sampai
akhirnya aku tahu ternyata ia pria beristri yang sudah beranak tiga.
Lewat
seorang teman yang tak sengaja satu pulau dengannya, aku mengetahui
rahasia yang selama ini disembunyikan dariku. Aku begitu polos dan mau
tertipu rayuannya. Hingga akhirnya aku menyia-nyiakan waktuku.
Setelah
aku tahu kenyataan, bukannya ia meminta maaf padaku. Ia menghilang
begitu saja. Tak mau mempertanggung jawabkan perasaanku kepadanya yang
sudah hancur berkeping-keping. Bahkan, aku tak tahu apakah ia
benar-benar mencintaiku juga, atau tidak. - Nuryati
Sekali pembohong, tetap pembohong
Memiliki passion yang sama, aku berkenalan dengan seorang pria yang
katanya mengikuti program untuk langsing. Ia bercerita berhasil
menurunkan berat badan puluhan kilo dan mengirimkan foto dirinya. Aku
terkesima. Aku sendiri memang berusaha untuk menurunkan berat badanku
juga. Aku malu, dan aku ingin percaya diri seperti wanita lainnya. Mudah
memilih baju, dan berlenggok ke sana kemari tanpa berpikir apakah ada
orang yang akan melihat dengan sebelah mata.
Ia selalu
menyemangatiku setiap hari, memberiku saran ini dan itu. Ia bahkan
membantuku membeli beberapa produk yang telah dicobanya dan berhasil
membuatnya kehilangan banyak kilogram berat badan. Dan begitu saja aku
jatuh cinta padanya. Menyerahkan tabunganku untuk membantu mewujudkan
mimpiku. Mimpi yang disuntikkannya ke otakku selama beberapa waktu yang
singkat. Mimpi yang membiusku sampai aku tak berpikir jernih lagi.
Ia
menipuku. Membawa entah ke mana tabunganku tanpa mengirimkan produk
yang katanya akan segera dikirim kepadaku itu. Baginya, aku hanyalah
sasaran empuk orang yang mudah ditipu, karena aku punya masalah yang
membutakan mataku. Aku menyesali sekali kebodohanku. - Alj
Pacar Pertamaku
Semua teman-temanku sudah punya pacar, dan berkali-kali gonta ganti
pacar. Kalau aku, belum pernah sekalipun dekat dengan pria manapun.
Hingga aku duduk di bangku kuliah ini, aku belum pernah punya pacar.
Akhirnya
aku berkenalan dengan seseorang di internet. Ia bilang aku orang yang
pemalu, tetapi penuh pesona. Kami intens chatting dan ia juga sering
meneleponku. Ia membuat kepercayaan diriku bangkit, serta membuatku
lebih berani. Akhirnya kami berpacaran. Tetapi tak berapa lama,
kesibukan kuliah membuatku sering harus keluar dengan teman-teman atau
tak bisa cepat membalas pesannya. Dari situlah ia berubah menjadi
mengerikan. Memakiku bila aku telat membalas SMS atau mengangkat
teleponnya. Meneriakiku hanya karena ponselku mati dan kehabisan
baterai. Aku begitu tersiksa berpacaran dengannya. Akupun berusaha untuk
putus saja, tetapi ia mengancamku dengan berbagai macam hal. Ia juga
menerorku setiap malam, lewat akun Facebookku, atau akun social media
lainnya.
Salah seorang sahabatku memberi solusi yang tak pernah
kupikirkan sebelumnya. Karena aku belum pernah bertemu dengannya, aku
ganti nomor teleponku, aku hapus semua akun social mediaku sehingga ia
tak akan bisa menghubungiku lagi. - Nia
Kesalahan terbesarku
Ia selalu menyemangatiku setiap hari, memberiku saran ini dan itu. Ia bahkan membantuku membeli beberapa produk yang telah dicobanya dan berhasil membuatnya kehilangan banyak kilogram berat badan. Dan begitu saja aku jatuh cinta padanya. Menyerahkan tabunganku untuk membantu mewujudkan mimpiku. Mimpi yang disuntikkannya ke otakku selama beberapa waktu yang singkat. Mimpi yang membiusku sampai aku tak berpikir jernih lagi.
Ia menipuku. Membawa entah ke mana tabunganku tanpa mengirimkan produk yang katanya akan segera dikirim kepadaku itu. Baginya, aku hanyalah sasaran empuk orang yang mudah ditipu, karena aku punya masalah yang membutakan mataku. Aku menyesali sekali kebodohanku. - Alj
Pacar Pertamaku
Semua teman-temanku sudah punya pacar, dan berkali-kali gonta ganti
pacar. Kalau aku, belum pernah sekalipun dekat dengan pria manapun.
Hingga aku duduk di bangku kuliah ini, aku belum pernah punya pacar.
Akhirnya
aku berkenalan dengan seseorang di internet. Ia bilang aku orang yang
pemalu, tetapi penuh pesona. Kami intens chatting dan ia juga sering
meneleponku. Ia membuat kepercayaan diriku bangkit, serta membuatku
lebih berani. Akhirnya kami berpacaran. Tetapi tak berapa lama,
kesibukan kuliah membuatku sering harus keluar dengan teman-teman atau
tak bisa cepat membalas pesannya. Dari situlah ia berubah menjadi
mengerikan. Memakiku bila aku telat membalas SMS atau mengangkat
teleponnya. Meneriakiku hanya karena ponselku mati dan kehabisan
baterai. Aku begitu tersiksa berpacaran dengannya. Akupun berusaha untuk
putus saja, tetapi ia mengancamku dengan berbagai macam hal. Ia juga
menerorku setiap malam, lewat akun Facebookku, atau akun social media
lainnya.
Salah seorang sahabatku memberi solusi yang tak pernah
kupikirkan sebelumnya. Karena aku belum pernah bertemu dengannya, aku
ganti nomor teleponku, aku hapus semua akun social mediaku sehingga ia
tak akan bisa menghubungiku lagi. - Nia
Kesalahan terbesarku
Aku diadd seorang pria yang wajahnya ganteng menurutku. Aku accept
saja tanpa berpikir panjang. Ia sering mengajak aku ngobrol setiap aku
online di Facebook. Dan ia memang pria yang humoris serta menyenangkan.
Aku tahu kalau ia sudah punya kekasih lewat status di Facebook dan
foto-fotonya. Tapi aku tak peduli, toh dia yang mau dan mengajakku
berkenalan terlebih dahulu.
Akhirnya kuteruskan saja hubunganku dengannya. Sampai pada suatu hari, aku kirim message yang cukup manja karena aku sedang rindu. Lama message itu tak dibalasnya. Beberapa menit kemudian ada pesan darinya. Sebuah interogasi yang membuatku shock karena kusadari itu adalah kekasihnya.
Tampaknya ia bertengkar habis-habisan. Aku dimaki pula habis-habisan lewat akun pria itu. Tentu saja aku malu, apalagi saat aku tak tahu sudah ada makian terpampang di wallku tengah malam, dan aku menyadarinya baru keesokan harinya. Semua temanku tentu tahu aku telah menjadi selingkuhan seseorang.
Ahh, itu adalah kesalahan terbesarku. - Mira
Akhirnya kuteruskan saja hubunganku dengannya. Sampai pada suatu hari, aku kirim message yang cukup manja karena aku sedang rindu. Lama message itu tak dibalasnya. Beberapa menit kemudian ada pesan darinya. Sebuah interogasi yang membuatku shock karena kusadari itu adalah kekasihnya.
Tampaknya ia bertengkar habis-habisan. Aku dimaki pula habis-habisan lewat akun pria itu. Tentu saja aku malu, apalagi saat aku tak tahu sudah ada makian terpampang di wallku tengah malam, dan aku menyadarinya baru keesokan harinya. Semua temanku tentu tahu aku telah menjadi selingkuhan seseorang.
Ahh, itu adalah kesalahan terbesarku. - Mira