- Back to Home »
- Berita Populer »
- Angka 13 di Balik Pemecatan Mancini
Posted by : Unknown
Selasa, 14 Mei 2013
Jakarta - Bola itu bundar, begitu juga hidup.
Setahun lalu, Roberto Mancini berada di puncak dengan membawa Manchester
City juara Liga Inggris. Kini dia adalah manajer yang tersingkirkan.
Jika angka 13 dalam banyak cerita berarti angka sial, maka tidak demikian halnya musim lalu di kubu Manchester Biru. Bagi Mancini, dan juga City, angka 13 bisa berarti angka keberuntungan. Tepat pada tanggal 13 Mei 2012, City menjadi juara Liga Inggris untuk ketiga kalinya -- atau yang pertama kalinya dalam era Premier League.
Mancini pun dielu-elukan. Itu adalah gelar juara liga pertama dalam rentang 44 tahun dan cara mereka meraihnya terbilang dramatis. City menang 3-2 atas Queens Park Rangers lewat dua gol yang dicetak Edin Dzeko dan Sergio Aguero di injury time. Kemenangan di laga terakhir itu membuat kemenangan Manchester United di kandang Sunderland tidak berarti.
City jadi juara hanya dengan keunggulan selisih gol dan musim tersebut pun dicatat sebagai salah satu musim terbaik Premier League.
Setahun setelah kemenangan yang luar biasa itu, hidup Mancini dan City tidak sama lagi. Gelar juara Premier League sudah terbang ke tangan Manchester United, Piala FA yang jadi harapan terakhir mereka pun diambil oleh klub kota kecil yang jaraknya tidak jauh dari Manchester, Wigan Athletic. City tutup musim tanpa gelar.
Kekalahan dari Wigan di Piala FA itulah yang membuat spekulasi mengenai masa depan Mancini kembali mencuat. Sebelumnya, para petinggi City dikabarkan sudah melakukan pembicaraan dengan Manuel Pellegrini. Kendati Pellegrini kemudian membantah, Mancini sudah kadung kesal. Dalam konferensi pers setelah kekalahan dari Wigan, pria asal Italia itu menyesalkan sikap klub yang tidak kunjung meredakan rumor soal Pellegrini itu.
Beberapa hari setelahnya, tepat tanggal 13 Mei 2013, angka yang setahun lalu menjadi lambang keberuntungan berubah menjadi angka sial. Mancini dipecat menjelang pergantian hari.
"Dengan rasa penyesalan, Manchester City FC mengumumkan bahwa Roberto Mancini sudah dibebastugaskan dari posisinya sebagai manajer Manchester City," tulis City di situs resminya.
Mancini dipecat kendati sudah memberikan dua gelar bergengsi, yakni Piala FA dan Premier League, dalam 3,5 tahun masa kepemimpinannya. Catatannya pun tidak buruk-buruk amat. Dari total 191 pertandingan bersama City, dia memenangi 113 di antaranya. Mancini punya persentase kemenangan sebesar 59,16%.
Sementara, dalam sebuah statistik bertajuk persentase kemenangan terbaik Premier League (lebih dari 20 pertandingan), muncullah sederet nama manajer yang, seperti tajuk statistik ini, punya persentase kemenangan terbaik di kompetisi tersebut. Mancini ada di peringkat empat.
Posisi yang ditempati oleh Mancini itu bahkan lebih baik dari Manajer Arsenal Arsene Wenger dengan 57,55 persen (366 kemenangan dari 636 pertandingan) dan Rafael Benitez, yang pernah menangani Liverpool dan kini menjadi manajer sementara Chelsea, dengan 55,34 persen (140 kemenangan dari 253 laga).
Ini bukan pertama kalinya Mancini dipecat oleh klub yang mempekerjakannya. Tahun 2008, dia pernah menyatakan diri mundur dari Inter Milan setelah kalah dari Liverpool di Liga Champions. Namun, Massimo Morratti menahannya. Mancini pun membatalkan keputusan tersebut dan lanjut menangani Inter sampai akhir musim.
Setelah musim habis, Mancini akhirnya dipecat oleh Morratti juga.
Roberto Mancini - Manchester City
Premier League (1): 2011-12
Piala FA (1): 2010-11
Community Shield (1): 2012
Pertandingan:191
Menang: 113
Imbang: 38
Kalah: 40
Persentase kemenangan: 59,16%
(detik.com)
Jika angka 13 dalam banyak cerita berarti angka sial, maka tidak demikian halnya musim lalu di kubu Manchester Biru. Bagi Mancini, dan juga City, angka 13 bisa berarti angka keberuntungan. Tepat pada tanggal 13 Mei 2012, City menjadi juara Liga Inggris untuk ketiga kalinya -- atau yang pertama kalinya dalam era Premier League.
Mancini pun dielu-elukan. Itu adalah gelar juara liga pertama dalam rentang 44 tahun dan cara mereka meraihnya terbilang dramatis. City menang 3-2 atas Queens Park Rangers lewat dua gol yang dicetak Edin Dzeko dan Sergio Aguero di injury time. Kemenangan di laga terakhir itu membuat kemenangan Manchester United di kandang Sunderland tidak berarti.
City jadi juara hanya dengan keunggulan selisih gol dan musim tersebut pun dicatat sebagai salah satu musim terbaik Premier League.
Setahun setelah kemenangan yang luar biasa itu, hidup Mancini dan City tidak sama lagi. Gelar juara Premier League sudah terbang ke tangan Manchester United, Piala FA yang jadi harapan terakhir mereka pun diambil oleh klub kota kecil yang jaraknya tidak jauh dari Manchester, Wigan Athletic. City tutup musim tanpa gelar.
Kekalahan dari Wigan di Piala FA itulah yang membuat spekulasi mengenai masa depan Mancini kembali mencuat. Sebelumnya, para petinggi City dikabarkan sudah melakukan pembicaraan dengan Manuel Pellegrini. Kendati Pellegrini kemudian membantah, Mancini sudah kadung kesal. Dalam konferensi pers setelah kekalahan dari Wigan, pria asal Italia itu menyesalkan sikap klub yang tidak kunjung meredakan rumor soal Pellegrini itu.
Beberapa hari setelahnya, tepat tanggal 13 Mei 2013, angka yang setahun lalu menjadi lambang keberuntungan berubah menjadi angka sial. Mancini dipecat menjelang pergantian hari.
"Dengan rasa penyesalan, Manchester City FC mengumumkan bahwa Roberto Mancini sudah dibebastugaskan dari posisinya sebagai manajer Manchester City," tulis City di situs resminya.
Mancini dipecat kendati sudah memberikan dua gelar bergengsi, yakni Piala FA dan Premier League, dalam 3,5 tahun masa kepemimpinannya. Catatannya pun tidak buruk-buruk amat. Dari total 191 pertandingan bersama City, dia memenangi 113 di antaranya. Mancini punya persentase kemenangan sebesar 59,16%.
Sementara, dalam sebuah statistik bertajuk persentase kemenangan terbaik Premier League (lebih dari 20 pertandingan), muncullah sederet nama manajer yang, seperti tajuk statistik ini, punya persentase kemenangan terbaik di kompetisi tersebut. Mancini ada di peringkat empat.
Posisi yang ditempati oleh Mancini itu bahkan lebih baik dari Manajer Arsenal Arsene Wenger dengan 57,55 persen (366 kemenangan dari 636 pertandingan) dan Rafael Benitez, yang pernah menangani Liverpool dan kini menjadi manajer sementara Chelsea, dengan 55,34 persen (140 kemenangan dari 253 laga).
Ini bukan pertama kalinya Mancini dipecat oleh klub yang mempekerjakannya. Tahun 2008, dia pernah menyatakan diri mundur dari Inter Milan setelah kalah dari Liverpool di Liga Champions. Namun, Massimo Morratti menahannya. Mancini pun membatalkan keputusan tersebut dan lanjut menangani Inter sampai akhir musim.
Setelah musim habis, Mancini akhirnya dipecat oleh Morratti juga.
Roberto Mancini - Manchester City
Premier League (1): 2011-12
Piala FA (1): 2010-11
Community Shield (1): 2012
Pertandingan:191
Menang: 113
Imbang: 38
Kalah: 40
Persentase kemenangan: 59,16%
(detik.com)