Jumat, 17 Mei 2013
Manchester - Menjelang pertandingan terakhirnya sebagai manajer, Sir Alex Ferguson mengakui bahwa dalam kariernya sejauh ini ia memang telah berusaha memberi tekanan untuk wasit.
Manajer Manchester United yang akan menyudahi kariernya di bidang manajemen klub itu acapkali dituding sudah berusaha memengaruhi keputusan wasit untuk menguntungkan timnya, entah dengan mengeluh ke ofisial di tepi lapangan, di terowongan menuju ruang ganti, ataupun melontarkan komentar-komentar di media.
Hal ini kemudian berujung kepada munculnya ungkapan 'Fergie Time', merujuk kepada menit-menit akhir atau injury time, dalam sebuah pertandingan yang melibatkan timnya.
Menjelang laga terakhirnya, ketika MU melawan ke markas West Brom di akhir pekan, manajer berusia 71 tahun itu mengaku bahwa ia memang suka memberi tekanan ke wasit. Namun, menurutnya hal itu jamak terjadi dan merupakan bagian dari permainan.
"Pada hari Minggu (lalu) melawan Swansea, ofisial keempat memperlihatkan papan (injury time) kepadaku dan di sana tertulis delapan menit--aku bilang, 'Pikirkan lagi'," katanya di ESPN.
"Tapi itu juga menjadi bagian dari permainan, tekanan yang Anda coba berikan ke wasit. Tapi aku menyimpan mind games untuk lawan," lanjut Fergie.
Selain itu, pria Skotlandia tersebut juga mengomentari istilah lain yang kerapkali muncul dalam perjalanan kariernya: 'hairdryer treatment'. Istilah ini lahir untuk mengibaratkan amarah Fergie dalam "menyemprot" pemainnya jika tampil tak oke--seperti sebuah pengering rambut.
"Sejujurnya, hal itu terlalu dilebih-lebihkan. Aku sudah bosan membaca tentang hal tersebut," lugas Fergie.
(detik.com)
Manajer Manchester United yang akan menyudahi kariernya di bidang manajemen klub itu acapkali dituding sudah berusaha memengaruhi keputusan wasit untuk menguntungkan timnya, entah dengan mengeluh ke ofisial di tepi lapangan, di terowongan menuju ruang ganti, ataupun melontarkan komentar-komentar di media.
Hal ini kemudian berujung kepada munculnya ungkapan 'Fergie Time', merujuk kepada menit-menit akhir atau injury time, dalam sebuah pertandingan yang melibatkan timnya.
Menjelang laga terakhirnya, ketika MU melawan ke markas West Brom di akhir pekan, manajer berusia 71 tahun itu mengaku bahwa ia memang suka memberi tekanan ke wasit. Namun, menurutnya hal itu jamak terjadi dan merupakan bagian dari permainan.
"Pada hari Minggu (lalu) melawan Swansea, ofisial keempat memperlihatkan papan (injury time) kepadaku dan di sana tertulis delapan menit--aku bilang, 'Pikirkan lagi'," katanya di ESPN.
"Tapi itu juga menjadi bagian dari permainan, tekanan yang Anda coba berikan ke wasit. Tapi aku menyimpan mind games untuk lawan," lanjut Fergie.
Selain itu, pria Skotlandia tersebut juga mengomentari istilah lain yang kerapkali muncul dalam perjalanan kariernya: 'hairdryer treatment'. Istilah ini lahir untuk mengibaratkan amarah Fergie dalam "menyemprot" pemainnya jika tampil tak oke--seperti sebuah pengering rambut.
"Sejujurnya, hal itu terlalu dilebih-lebihkan. Aku sudah bosan membaca tentang hal tersebut," lugas Fergie.
(detik.com)
