Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program
Posted by : Unknown Kamis, 20 Juni 2013


Sepertinya terlalu mudah bicara soal teori melupakan mantan, dan memang lebih mudah bicara ketimbang melakukannya. Bahkan, 9 di antara 10 wanita masih mengingat mantan ketika sudah punya pasangan baru. Hayo, ngaku...

Pun demikian, ada titik di mana kemudian pada akhirnya mantan hanya akan menjadi kisah di masa lalu. Yang sebaiknya tak perlu diingat lagi. Berikut adalah cerita-cerita dari para wanita, yang akhirnya bisa move on dan melupakan mantan. Mungkin salah satunya bisa jadi pelajaran buat Anda.

Gara-gara film A Walk to Remember
Menonton film drama romantis, ternyata ada manfaatnya. Seringkali rasanya ingin sekali memeluk kekasih dan merasa benar-benar nyaman di pelukannya. Dan itulah yang tampak terlihat di film percintaan. Tetapi aku tak tahu, apakah aku benar-benar mencintainya. Belakangan ini aku merasa ragu, dan rasanya mungkin bukan dia yang ada di hatiku.
Suatu ketika aku berlari kepadanya, memeluk dirinya. Namun, tak ada perasaan yang kuharapkan itu muncul. Sampai akhirnya aku memutuskan menyudahinya saja. Dan kemudian memang benar, aku lebih lega. Aku tidak benar-benar mencintainya. ~ Lela, 27 tahun.

Perselingkuhannya
Suami adalah seseorang yang manis. Kami menikah selama 16 tahun, dan semuanya berjalan baik-baik saja. Bahkan terlalu baik-baik saja karena kami tidak pernah bertengkar. Suatu ketika tiba-tiba ia memberikan hadiah sebuah cincin berlian. Aku menyukainya.
Dan tiba ketika billing credit card dikirimkan ke rumah, aku iseng mengeceknya. Ternyata aku mendapati suami memesan dua cincin yang sama. Akupun meminta konfirmasi darinya. Kudapati ternyata ia membelikannya untuk wanita lain. Cincin yang sama seperti dihadiahkannya padaku. Hatiku berkeping-keping, tetapi justru mengingat hal itulah aku bisa move on dan akhirnya memilih berpisah darinya. ~ Nwl, 36 tahun

Mendengarkan kata hati
Aku sempat sangat ragu menikah dengannya, karena ia beberapa kali berselingkuh saat kami masih berpacaran dulu. Aku bisa saja meminta berpisah, tetapi aku seperti susah move on. Kami akhirnya menikah dan tak lama berselang dari pernikahan kami, kudapati sebuah kenyataan paling pahit di hidupku.
Suamiku tertangkap basah tidur dengan sahabatku, ketika itu aku pamit untuk perjalanan bisnis keluar kota. Bahkan sahabatku sendiri yang mengantar ke bandara. Karena penerbangan bermasalah, maka ditunda hingga 5 jam ke depan. Aku bisa saja menunggu, namun entah kenapa tiba-tiba badanku terasa kurang sehat. Aku memutuskan untuk pulang. Dan setibanya aku di rumah, aku disambut dengan kejadian mengejutkan itu.
Namun aku lega, karena dengan itu akhirnya aku bisa benar-benar move on dan tidak lagi menerima dia yang senang mempermainkan diriku. ~ Triana, 27 tahun

Perkataan orang asing
Hingga usiaku menginjak 32 tahun, aku tetap memilih sendiri. Aku sulit melupakan mantan, dan masih sering stalking soal dia sekalipun aku tahu dia sudah beristri. Terkadang, timbul juga niat untuk merebutnya, tetapi entah mengapa kemudian aku mundur lagi.
Atas saran seorang teman, aku mengambil cuti dan perjalanan singkat untuk sekedar liburan 3 hari. Dan aku menghabiskannya benar-benar sendiri menikmati riuh kota dan mengunjungi tempat-tempat cantik.
Suatu sore, aku tengah menikmati secangkir cokelat hangat dan kue tradisional di mejaku. Dan seseorang mendatangi aku dan bercerita bagaimana hidupnya selalu kesepian karena ia tak pernah bisa melupakan mantan kekasihnya. Ia bahkan telah menyia-nyiakan pasangannya dan meninggalkannya. Kini ia menyesal, tetapi semua sudah terlambat karena pasangannya meninggal dunia.
Aku terhenyak. Aku tak ingin menghabiskan hidup seorang diri saja. Aku akan mulai membuka hati, membuka lembaran baru dan memulai hidup asmaraku. ~ Tia, 32 tahun.

Dia belum siap menikah
Kami telah berpacaran selama 8 tahun, dan belum juga membicarakan hubungan yang lebih lanjut. Orang tuaku sudah sering bertanya, kenapa hubunganku tak kunjung diresmikan? Namun, setiap aku menyinggung hal itu, kekasihku selalu memberikan deretan alasan yang akhirnya membuatku mengangguk dan bersabar saja.
Sampai tiba suatu waktu aku melihat seorang anak kecil. Lucu dan menggemaskan. Kebetulan ibunya mengijinkan aku menggendongnya sebentar, sambil aku bertanya basa basi tentang usia dan perkembangannya.
Kekasihku tidak terlihat senang dengan apa yang aku lakukan. Akupun menyinggung hal itu dan ia hanya berkata, tidak suka anak kecil dan belum siap melanjutkan hubungan kami ke jenjang yang lebih serius. Berbekal visi yang tidak sama itu, akhirnya aku memutuskan berpisah darinya. Mencari orang yang sevisi, sehingga hidupku akan lebih bahagia. ~ Gea, 31 tahun.

Nggak ingin kesepian
Hubungan aku sama dia berawal sejak duduk di bangku SMA. Dia populer, dan aku begitu mengaguminya. Aku selalu dekat dengannya, dia bermanja padaku, meminta aku membantu menyalin catatan untuknya, mengerjakan tugasnya, dan semua itu kulakukan dengan tulus. Kami bersama hingga kuliah, dan aku berusaha agar selalu bisa sekelas dengannya, karena tak ingin kehilangan jejaknya. Kalau soal status, entah sebenarnya aku siapa baginya. Aku diperlakukan manis seperti kekasih, tetapi tak pernah dianggap sebagai kekasih.
Lulus kuliahpun kami tetap sering jalan berdua, bedanya aku jadi berpikir, hubungan kami ini apa? Dia selalu ingin aku berada di sisinya, tetapi tak pernah bisa memberikan kejelasan status kami. Sampai-sampai aku tak tahan lagi dan bertanya padanya. Ia hanya menjawab, belum bisa, belum tahu bagaimana, lebih baik jalani saja.
Aku marah. Aku berteriak. Berapa tahun hubungan ini berjalan dengan jalani saja dan tiada tujuan. Aku lelah. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Dan aku baru tahu bahwa aku ada untuknya agar ia tak pernah kesepian. Ia tak pernah mencintaiku. Tak pernah mendambakan aku menjadi pendampingnya. ~ RR, 29 tahun

Putus nyambung
Ada yang bilang kalau sudah sering putus nyambung, lebih baik hubungan itu disudahi saja. Ternyata kalimat itu ada benarnya. Sebenarnya ada kejenuhan dan kelelahan, serta kesadaran bahwa hubungan itu tidak akan berhasil dengan putus nyambung. Tetapi entah kenapa selalu berusaha dipertahankan.
Toh masalah yang terjadi akan itu-itu lagi, tanpa ada solusi terbaik yang dapat meredakan situasi. Hubungan itu jelas-jelas tidak berhasil. Solusi terbaik adalah berpisah saja. ~ Cy, 23 tahun (vemale.com)

Leave a Reply

Terima Kasih Telah Berkunjung

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © KUMPUL DI SINI - Dawie Heart - Powered by Blogger - Designed by Garuda Indonesia Komunitas -