- Back to Home »
- Tips Cinta »
- 7 Cerita Tentang Wanita Yang Akhirnya Move On
Posted by : Unknown
Kamis, 20 Juni 2013
Sepertinya terlalu mudah bicara soal teori melupakan mantan, dan
memang lebih mudah bicara ketimbang melakukannya. Bahkan, 9 di antara 10
wanita masih mengingat mantan ketika sudah punya pasangan baru. Hayo,
ngaku...
Pun demikian, ada titik di mana kemudian pada akhirnya
mantan hanya akan menjadi kisah di masa lalu. Yang sebaiknya tak perlu
diingat lagi. Berikut adalah cerita-cerita dari para wanita, yang
akhirnya bisa move on dan melupakan mantan. Mungkin salah satunya bisa
jadi pelajaran buat Anda.
Gara-gara film A Walk to Remember
Menonton
film drama romantis, ternyata ada manfaatnya. Seringkali rasanya ingin
sekali memeluk kekasih dan merasa benar-benar nyaman di pelukannya. Dan
itulah yang tampak terlihat di film percintaan. Tetapi aku tak tahu,
apakah aku benar-benar mencintainya. Belakangan ini aku merasa ragu, dan
rasanya mungkin bukan dia yang ada di hatiku.
Suatu ketika aku
berlari kepadanya, memeluk dirinya. Namun, tak ada perasaan yang
kuharapkan itu muncul. Sampai akhirnya aku memutuskan menyudahinya saja.
Dan kemudian memang benar, aku lebih lega. Aku tidak benar-benar
mencintainya. ~ Lela, 27 tahun.
Perselingkuhannya
Suami
adalah seseorang yang manis. Kami menikah selama 16 tahun, dan semuanya
berjalan baik-baik saja. Bahkan terlalu baik-baik saja karena kami
tidak pernah bertengkar. Suatu ketika tiba-tiba ia memberikan hadiah
sebuah cincin berlian. Aku menyukainya.
Dan tiba ketika billing
credit card dikirimkan ke rumah, aku iseng mengeceknya. Ternyata aku
mendapati suami memesan dua cincin yang sama. Akupun meminta konfirmasi
darinya. Kudapati ternyata ia membelikannya untuk wanita lain. Cincin
yang sama seperti dihadiahkannya padaku. Hatiku berkeping-keping, tetapi
justru mengingat hal itulah aku bisa move on dan akhirnya memilih
berpisah darinya. ~ Nwl, 36 tahun
Mendengarkan kata hati
Aku
sempat sangat ragu menikah dengannya, karena ia beberapa kali
berselingkuh saat kami masih berpacaran dulu. Aku bisa saja meminta
berpisah, tetapi aku seperti susah move on. Kami akhirnya menikah dan
tak lama berselang dari pernikahan kami, kudapati sebuah kenyataan
paling pahit di hidupku.
Suamiku tertangkap basah tidur dengan
sahabatku, ketika itu aku pamit untuk perjalanan bisnis keluar kota.
Bahkan sahabatku sendiri yang mengantar ke bandara. Karena penerbangan
bermasalah, maka ditunda hingga 5 jam ke depan. Aku bisa saja menunggu,
namun entah kenapa tiba-tiba badanku terasa kurang sehat. Aku memutuskan
untuk pulang. Dan setibanya aku di rumah, aku disambut dengan kejadian
mengejutkan itu.
Namun aku lega, karena dengan itu akhirnya aku
bisa benar-benar move on dan tidak lagi menerima dia yang senang
mempermainkan diriku. ~ Triana, 27 tahun
Perkataan orang asing
Hingga
usiaku menginjak 32 tahun, aku tetap memilih sendiri. Aku sulit
melupakan mantan, dan masih sering stalking soal dia sekalipun aku tahu
dia sudah beristri. Terkadang, timbul juga niat untuk merebutnya, tetapi
entah mengapa kemudian aku mundur lagi.
Atas saran seorang teman,
aku mengambil cuti dan perjalanan singkat untuk sekedar liburan 3 hari.
Dan aku menghabiskannya benar-benar sendiri menikmati riuh kota dan
mengunjungi tempat-tempat cantik.
Suatu sore, aku tengah menikmati
secangkir cokelat hangat dan kue tradisional di mejaku. Dan seseorang
mendatangi aku dan bercerita bagaimana hidupnya selalu kesepian karena
ia tak pernah bisa melupakan mantan kekasihnya. Ia bahkan telah
menyia-nyiakan pasangannya dan meninggalkannya. Kini ia menyesal, tetapi
semua sudah terlambat karena pasangannya meninggal dunia.
Aku
terhenyak. Aku tak ingin menghabiskan hidup seorang diri saja. Aku akan
mulai membuka hati, membuka lembaran baru dan memulai hidup asmaraku. ~
Tia, 32 tahun.
Dia belum siap menikah
Kami telah
berpacaran selama 8 tahun, dan belum juga membicarakan hubungan yang
lebih lanjut. Orang tuaku sudah sering bertanya, kenapa hubunganku tak
kunjung diresmikan? Namun, setiap aku menyinggung hal itu, kekasihku
selalu memberikan deretan alasan yang akhirnya membuatku mengangguk dan
bersabar saja.
Sampai tiba suatu waktu aku melihat seorang anak
kecil. Lucu dan menggemaskan. Kebetulan ibunya mengijinkan aku
menggendongnya sebentar, sambil aku bertanya basa basi tentang usia dan
perkembangannya.
Kekasihku tidak terlihat senang dengan apa yang
aku lakukan. Akupun menyinggung hal itu dan ia hanya berkata, tidak suka
anak kecil dan belum siap melanjutkan hubungan kami ke jenjang yang
lebih serius. Berbekal visi yang tidak sama itu, akhirnya aku memutuskan
berpisah darinya. Mencari orang yang sevisi, sehingga hidupku akan
lebih bahagia. ~ Gea, 31 tahun.
Nggak ingin kesepian
Hubungan
aku sama dia berawal sejak duduk di bangku SMA. Dia populer, dan aku
begitu mengaguminya. Aku selalu dekat dengannya, dia bermanja padaku,
meminta aku membantu menyalin catatan untuknya, mengerjakan tugasnya,
dan semua itu kulakukan dengan tulus. Kami bersama hingga kuliah, dan
aku berusaha agar selalu bisa sekelas dengannya, karena tak ingin
kehilangan jejaknya. Kalau soal status, entah sebenarnya aku siapa
baginya. Aku diperlakukan manis seperti kekasih, tetapi tak pernah
dianggap sebagai kekasih.
Lulus kuliahpun kami tetap sering jalan
berdua, bedanya aku jadi berpikir, hubungan kami ini apa? Dia selalu
ingin aku berada di sisinya, tetapi tak pernah bisa memberikan kejelasan
status kami. Sampai-sampai aku tak tahan lagi dan bertanya padanya. Ia
hanya menjawab, belum bisa, belum tahu bagaimana, lebih baik jalani
saja.
Aku marah. Aku berteriak. Berapa tahun hubungan ini berjalan
dengan jalani saja dan tiada tujuan. Aku lelah. Hingga akhirnya aku
memutuskan untuk pergi. Dan aku baru tahu bahwa aku ada untuknya agar ia
tak pernah kesepian. Ia tak pernah mencintaiku. Tak pernah mendambakan
aku menjadi pendampingnya. ~ RR, 29 tahun
Putus nyambung
Ada
yang bilang kalau sudah sering putus nyambung, lebih baik hubungan itu
disudahi saja. Ternyata kalimat itu ada benarnya. Sebenarnya ada
kejenuhan dan kelelahan, serta kesadaran bahwa hubungan itu tidak akan
berhasil dengan putus nyambung. Tetapi entah kenapa selalu berusaha
dipertahankan.
Toh masalah yang terjadi akan itu-itu lagi, tanpa
ada solusi terbaik yang dapat meredakan situasi. Hubungan itu
jelas-jelas tidak berhasil. Solusi terbaik adalah berpisah saja. ~ Cy,
23 tahun (vemale.com)