Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program
Posted by : Unknown Selasa, 18 Juni 2013



LELYSTAD – Enam pemain muda di liga amatir Belanda dan seorang ayah dari salah satu pemain tersebut, divonis oleh pengadilan di Belanda. Penyebabnya adalah, mereka melakukan penyerangan terhadap hakim garis hingga tewas.

Insiden penyerangan tersebut sebenarnya terjadi pada 2 Desember 2012 silam di kota Almere Belanda, setelah Buitenboys selaku tim tuan rumah bermain imbang 2-2 dengan Nieuw Sloten, yang berbasis di lingkungan yang sebagian besar penduduknya adalah imigran dari Amsterdam.

Pengadilan sendiri baru bisa memvonis semua pelaku tersebut pada Senin (17/6/2013) kemarin. Setelah mengumpulkan bukti-bukti yang ada, serta hasil otopsi dari hakim garis yang bernama Richard Nieuwenhuizen itu.

Nieuwenhuizen merupakan hakim garis relawan. Awalnya usai diserang, dia tampak pulih dan mengabaikan pertanyaan, apakah dia bisa melanjutkan pertandingan. Namun akhirnya dia pingsan dan meninggal di rumah sakit keesokan harinya.

The Netherlands National Forensics Institute menyimpulkan Nieuwenhuizen tewas akibat luka yang diderita selama serangan tersebut. Dalam luka tersebut, disinyalir para pelaku melakukan tendangan dan pemukulan yang mengakibatkan hakim garis tersebut meninggal di usia 41 tahun.

Pengadilan Lelystad mengukum enam tahun penjara kepada ayah dari salah satu pemain yang ikut menyerang hakim garis itu. Lima pemain yang masih dibilang remaja diberi hukuman dua tahun penjara. Seorang pelaku lagi hanya dihukum setahun penjara, yang masih berusia 15 tahun.

Semua terdakwa mengklaim tidak bersalah. Mereka memiliki dua minggu untuk mengajukan banding. Pengacara mereka berpendapat bahwa hakim garis, Richard Nieuwenhuizen, kematian tersebut bukan didasari oleh serangan tersebut. Tapi ahli forensik Belanda mengatakan dia meninggal akibat pemukulan dan tendangan.

Kematian Nieuwenhuizen ini kejadian yang memalukan, terutama bagi dunia sepakbola Belanda. Apalagi kejadian ini dilakukan oleh para remaja. Bahkan salah satu legenda De Oranje, Frank de Boer angkat bicara.

”Anda tidak bisa membayangkan hal ini bisa terjadi. Anak laki-laki itu masih berusia 15, 16 tahun. Melihat keadaan ini, anda pasti bertanya-tanya bagaimana selama ini mereka mendapat didikan dari orang tuanya,” ucap pelatih Ajax, Frank de Boer, seperti disitat Reuters, Selasa (18/6/2013).
(okezone.com)

Leave a Reply

Terima Kasih Telah Berkunjung

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © KUMPUL DI SINI - Dawie Heart - Powered by Blogger - Designed by Garuda Indonesia Komunitas -