- Back to Home »
- Berita Populer »
- Yenny: Film "Sang Kiai" Tak Mungkin Dipolitisir
Posted by : Unknown
Jumat, 07 Juni 2013
JAKARTA - Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa
Indonesia Baru (PKBIB) Yenny Wahid menilai film "Sang Kiai", tidak
memiliki kemungkinan dipolitisasi. Alasannya, film tersebut sudah dibuat
sejak lama.
"Enggak seperti itu. Saya tahu sekali pembuatan film ini sudah lama. Kalau partai itu menunggangi sangat disayangkan," kata Yenny saat menghadiri acara nonton bareng (nobar) film "Sang Kiai" di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2013).
Yenny juga menilai, pesan dari film yang mengisahkan kakek buyutnya, Hasyim Asy'ari tersebut mengajarkan tentang patriotisme merupakan salah satu bagian dari spiritual manusia. "Itu salah satu perwujudan kita menjalankan perintah Tuhan. Semua warga negara wajib membela tanah air kita agar jadi bangsa yang besar," terangnya.
Dalam acara nobar yang diadakan oleh GP Anshor ini juga dihadiri Gubernur Bank Indonesia Agus Martawardoyo, dan Anggota Komisi 11 DPR, Nusron serta Maruarar Sirait.
"Film ini juga bisa meluruskan pengertian jihad. Jihad itu sekarang dimaknai dengan membunuh orang. Padahal kita sudah merdeka. Jihad adalah untuk memperkokoh dan mempertahankan negara," kata Nusron.
Sementara itu, Maruarar Sirait menilai, film ini menggambarkan ciri-ciri orang baik yang sekarang banyak berdiam dan menahan diri. "Menahan diri kadang baik tapi kadang tidak baik. Saya melihat islam juga sebagai islam yang damai yang mencintai kemerdekaan. Jihad yang paling berat adalah bagaimana mengalahkan diri sendiri," tambahnya.
(okezone.com)
"Enggak seperti itu. Saya tahu sekali pembuatan film ini sudah lama. Kalau partai itu menunggangi sangat disayangkan," kata Yenny saat menghadiri acara nonton bareng (nobar) film "Sang Kiai" di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/6/2013).
Yenny juga menilai, pesan dari film yang mengisahkan kakek buyutnya, Hasyim Asy'ari tersebut mengajarkan tentang patriotisme merupakan salah satu bagian dari spiritual manusia. "Itu salah satu perwujudan kita menjalankan perintah Tuhan. Semua warga negara wajib membela tanah air kita agar jadi bangsa yang besar," terangnya.
Dalam acara nobar yang diadakan oleh GP Anshor ini juga dihadiri Gubernur Bank Indonesia Agus Martawardoyo, dan Anggota Komisi 11 DPR, Nusron serta Maruarar Sirait.
"Film ini juga bisa meluruskan pengertian jihad. Jihad itu sekarang dimaknai dengan membunuh orang. Padahal kita sudah merdeka. Jihad adalah untuk memperkokoh dan mempertahankan negara," kata Nusron.
Sementara itu, Maruarar Sirait menilai, film ini menggambarkan ciri-ciri orang baik yang sekarang banyak berdiam dan menahan diri. "Menahan diri kadang baik tapi kadang tidak baik. Saya melihat islam juga sebagai islam yang damai yang mencintai kemerdekaan. Jihad yang paling berat adalah bagaimana mengalahkan diri sendiri," tambahnya.
(okezone.com)