- Back to Home »
- Hilangkan Stigma Negatif pada Epilepsi
Posted by : Unknown
Selasa, 02 Juli 2013
Stigma negatif yang melekat pada penyandang epilepsi menyebabkan
masyarakat enggan mengobati penderita, parahnya lagi penyandang epilepsi
cenderung dikucilkan. Beberapa stigma negatif yang populer beredar di
masyarakat mengenai epilepsi seperti: penyakit akibat kutukan, guna –
guna, kerasukan, gangguan jiwa dan penyakit yang ditularkan melalui air
liur.
Padahal menurut Dr.Gea Pandhita S, M.Kes, Sp.S, dokter
spesialis syaraf dari RS Islam Pondok Kopi, “Epilepsi bukan penyakit
menular, bukan akibat kutukan dan guna – guna, bukan gangguan jiwa
karena merupakan gangguan fisik.
Faktanya adalah epilepsi sebagian
besar dapat diobati.” Dalam presentasinya pada edukasi kesehatan SOHO
Group dan RS Islam Pondok Kopi, Dr.Gea memaparkan bahwa akibat stigma
tersebut, kualitas hidup penyandang epilepsi menjadi berkurang. Beberapa
laporan yang didapat yaitu problema psikososial dialami para penyandang
epilepsi, seperti diisolasi secara sosial, kurangnya percaya diri serta
munculnya kecemasan dan depresi.
Berdasarkan data dari WHO tahun
2009, epilepsi menyerang 1% penduduk dunia. Di Indonesia, dengan
penduduk berkisar 220 juta, perkiraan penyandang epilepsi aktif sekitar
1,8 juta jiwa dan penyandang epilepsi baru mencapai 250 ribu penderita
per tahun. Dari jumlah tersebut, kasus epilepsi lebih banyak ditemukan
pada anak – anak.
“Kita harus mewaspadai beberapa perilaku anak kita terkait epilepsi
yaitu apabila si kecil kejang kelojotan, terkejut, bengong dan kaku,”
ujar dokter spesialis syaraf ini yang juga merangkap sebagai direktur
pelayanan klinis RS Islam Pondok Kopi. Dr.Gea menambahkan, apabila si
kecil sudah positif menderita epilepsi, maka harus diterapi dan
dilakukan pengobatan secara intensif agar si kecil dapat kembali sehat
dan ceria seperti sedia kala.
“SOHO Group berharap setelah adanya
edukasi kesehatan ini, pengetahuan masyarakat mengenai epilepsi
meningkat dan mengubah cara mereka memperlakukan penyandang epilepsi,”
ujar Nurlida Fatmikasari, Public Relations Departement Head SOHO Group.
Humas yang akrab disapa Mieke ini menambahkan, “Selain edukasi
kesehatan, SOHO Group juga mengadakan khitanan massal sejumlah 50 orang
untuk anak karyawan kami dan juga anak – anak yang berada di sekitar
pabrik SOHO Group di Kawasan Industri Pulogadung”.
(vemale.com)