- Back to Home »
- Kabar Artis »
- Mahir's Populer Setelah Isi OST Raden Kian Santang
Posted by : Unknown
Selasa, 02 Juli 2013
JAKARTA - Tiga pria yang membentuk band bernama
Mahir’s mungkin belum banyak orang mengenalnya. Namun, setelah
dibertahu mereka adalah para punggawa yang menyanyikan lagu “Sang
Prabu” mengisi soundtrack sinetron Raden Kian Santang yang tayang di MNCTV, dan sudah masuk lebih dari 300 episode, baru pikiran terbuka lebar-lebar.
Memang nama Mahir’s belum seterkenal lagu “Sang Prabu”. Namun, musisi yang lebih dulu dikenal karyanya dibandingkan nama belaka, apalagi terkenal hanya dari modal sensasi hanya jadi penghias berita dalam satu malam saja.
Band yang diawaki oleh Ramdan (vokal), Acid (drum), dan Aldo (bas) tahu betul bahwa musisi harus menghasilkan karya yang bagus. Tak hanya bagus, kalau perlu bisa monumental seperti lagunya “Yogyakarta” milik Kla Project.
Ramdan mengatakan, para personel band tak menyangka lagunya bisa dikenal baik oleh masyarakat hingga anak-anak kecil tahu lagu ini. Wajar saja karena ini imbas dari sinetron Raden Kian Santang begitu populer jadi tontonan rakyat.
Karena kadung dikenal sebagai band yang tak menyayat-nyayat liriknya dengan cinta kepada pasangan hidup, Mahir’s mencoba membuat lagu-lagu yang benang merahnya tak jauh dari “Sang Prabu”.
“Mahir's mencoba mengusung konsep diluar mainstream yang berbeda dan menjadi identitas Mahirs. Lagu 'Sang Prabu' dihasilkan dari perpaduan antara musik pop dan tradisional Sunda serta Padang,” kata Ramdan saat berkunjung ke redaksi Okezone, beberapa hari lalu.
Band yang terbentuk pada 11 Maret 2010 ini sudah punya tabungan lagu-lagu yang akan diedarkan nantinya. Kata Ramdan, lagu-lagu mereka banyak yang berbau religi dan nasionalis memboyong tema ke-Indonesiaan.
“Kita punya misi tersendiri lewat lagu. Kita ingin menyatukan menyatukan masyarakat Indonesia yang plural. Kita ingin mendamaikan seluruh masyarakat di tengah kemajemukan,” ujarnya.
Wajar bila video klip “Sang Prabu” menyelipkan gambar-gambar tempat ibadah kaum Muslim, Kristen, Budha, dan Hindu. “Itu mencerminkan dambaan Mahir’s akan masyarakat yang bersatu,” katanya.
Nasionalisme Mahir's juga dituangkan dalam aksi panggung mereka. Diceritakan Ramdan, bahwa setiap kali manggung, dimanapun itu mahir selalu menyematkan sebuah pin merah putih di dada ketiga personelnya. Selain itu mereka lebih dulu menyanyikan lagu "Garuda Pancasila" atau "Indonesia Pusaka".
“Hal ini merupakan wujud cita-cita Mahir's yang ingin mengajak kaula muda, terutama Mahir's Smile (fans Mahir’s) untuk mencintai negara kita sendiri,Indonesia,” ungkapnya.
Saat ini, Mahir’s sedang sibuk menggarap album mereka yang direncanakan akan dirilis dalam waktu dekat. Untuk bulan ramadhan mendatang, Mahirs sudah diagendakan manggung off air keliling pondok pesantren di beberapa kota.
Band ini awal terbentuk dari hasil diskusi antara sutradara Jun Mahir, Ramdan, dan teman-temannya. Nama Mahir's seakan diadopsi dari nama Jun Mahir. Namun, para Ramdan menjelaskan jika Mahir berbeda. Mereka mengambil filosofi Mahir yang berarti ahli atau terampil.
"Walau kita belum semahir dalam bidang kita, tapi kita punya semangat dan tujuan," kata Ramdan.
Memang nama Mahir’s belum seterkenal lagu “Sang Prabu”. Namun, musisi yang lebih dulu dikenal karyanya dibandingkan nama belaka, apalagi terkenal hanya dari modal sensasi hanya jadi penghias berita dalam satu malam saja.
Band yang diawaki oleh Ramdan (vokal), Acid (drum), dan Aldo (bas) tahu betul bahwa musisi harus menghasilkan karya yang bagus. Tak hanya bagus, kalau perlu bisa monumental seperti lagunya “Yogyakarta” milik Kla Project.
Ramdan mengatakan, para personel band tak menyangka lagunya bisa dikenal baik oleh masyarakat hingga anak-anak kecil tahu lagu ini. Wajar saja karena ini imbas dari sinetron Raden Kian Santang begitu populer jadi tontonan rakyat.
Karena kadung dikenal sebagai band yang tak menyayat-nyayat liriknya dengan cinta kepada pasangan hidup, Mahir’s mencoba membuat lagu-lagu yang benang merahnya tak jauh dari “Sang Prabu”.
“Mahir's mencoba mengusung konsep diluar mainstream yang berbeda dan menjadi identitas Mahirs. Lagu 'Sang Prabu' dihasilkan dari perpaduan antara musik pop dan tradisional Sunda serta Padang,” kata Ramdan saat berkunjung ke redaksi Okezone, beberapa hari lalu.
Band yang terbentuk pada 11 Maret 2010 ini sudah punya tabungan lagu-lagu yang akan diedarkan nantinya. Kata Ramdan, lagu-lagu mereka banyak yang berbau religi dan nasionalis memboyong tema ke-Indonesiaan.
“Kita punya misi tersendiri lewat lagu. Kita ingin menyatukan menyatukan masyarakat Indonesia yang plural. Kita ingin mendamaikan seluruh masyarakat di tengah kemajemukan,” ujarnya.
Wajar bila video klip “Sang Prabu” menyelipkan gambar-gambar tempat ibadah kaum Muslim, Kristen, Budha, dan Hindu. “Itu mencerminkan dambaan Mahir’s akan masyarakat yang bersatu,” katanya.
Nasionalisme Mahir's juga dituangkan dalam aksi panggung mereka. Diceritakan Ramdan, bahwa setiap kali manggung, dimanapun itu mahir selalu menyematkan sebuah pin merah putih di dada ketiga personelnya. Selain itu mereka lebih dulu menyanyikan lagu "Garuda Pancasila" atau "Indonesia Pusaka".
“Hal ini merupakan wujud cita-cita Mahir's yang ingin mengajak kaula muda, terutama Mahir's Smile (fans Mahir’s) untuk mencintai negara kita sendiri,Indonesia,” ungkapnya.
Saat ini, Mahir’s sedang sibuk menggarap album mereka yang direncanakan akan dirilis dalam waktu dekat. Untuk bulan ramadhan mendatang, Mahirs sudah diagendakan manggung off air keliling pondok pesantren di beberapa kota.
Band ini awal terbentuk dari hasil diskusi antara sutradara Jun Mahir, Ramdan, dan teman-temannya. Nama Mahir's seakan diadopsi dari nama Jun Mahir. Namun, para Ramdan menjelaskan jika Mahir berbeda. Mereka mengambil filosofi Mahir yang berarti ahli atau terampil.
"Walau kita belum semahir dalam bidang kita, tapi kita punya semangat dan tujuan," kata Ramdan.
(okezone.com)