Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program
Posted by : Unknown Rabu, 28 Agustus 2013


Sudah sejak lama, radio menjadi hiburan masyarakat yang menjangkau berbagai lapisan. Siapapun bisa memilikinya, siapapun bisa mendengarkan radio. Bahkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pun diumumkan melalui radio.
Demikian pula penyebaran agama, tak sedikit yang memanfaatkan peran radio. Tak hanya ustaz yang menyebarkan agama melalui siaran radio, kala itu, ada pula Rhoma Irama dengan Soneta-nya yang berdakwah lewat musik.
Seiring perkembangan teknologi, televisi mulai menggantikan peran radio. Hiburan murah meriah yang pada akhirnya menjadi semacam syarat wajib ada di setiap rumah. Maka dakwah agama pun beralih ke televisi, dan dari sana, wajah-wajah ustaz mulai dikenal publik.
Almarhum KH Zainuddin MZ adalah salah satu nama yang berhasil berdakwah dengan balutan humor. Beliau memulainya dari kaset di tahun 90-an, bahkan gaya berbicaranya banyak ditirukan. Zainuddin MZ begitu dihormati, sehingga di akhir usia banyak yang merasa kehilangan.

 Setelah itu berturut-turut dai dan ustaz bermunculan. Aa Gym merupakan fenomena di mana ustaz mulai dipandang sebagai selebriti. Sosoknya yang tenang dan sederhana, ditambah gaya berdakwah mengalun seperti lagu, disukai orang.


Bisa dibilang, kemunculan dakwah dai bersama keluarganya pertama kali disajikan oleh Aa Gym. Hal itu perlahan membuat kehidupan pribadinya disorot infotainment, apalagi ketika dia memutuskan menikahi istri kedua. Masyarakat pun bereaksi, pro dan kontra.
Almarhum Ustaz Jeffry Al Buchory juga menjadi kisah tersendiri. Masa lalunya yang pernah jadi bad boy kemudian bertobat, terasa dekat dengan kehidupan banyak orang. Ketika diantar ke peristirahatan terakhir, air mata bercucuran bersamanya.
Kini, Ustaz Guntur Bumi, Ustaz Solmed, Ustaz Yusuf Masyur adalah nama-nama populer. Mereka juga jadi pembicaraan di acara-acara gosip, dan masuk di tabloid-tabloid hiburan. Ustaz tampaknya sudah menjadi profesi yang dekat dengan keartisan.
Kehidupan mereka pun tak sedikit yang glamor, seperti Ustaz Solmed yang menumpangi mobil mewah Lamborgini dalam sebuah acara Sahur on The Road, baru-baru ini. Publik tersentak. Selama ini, dai dan ustaz lekat dengan kesederhanaan yang bersahaja, sehingga yang dilakukan Ustaz Solmed dirasa berlebihan.
Menurut Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Majelis Ulama Indonesia Sinansari Encip, pekerjaan sebagai ustaz bukan untuk dunia melainkan akhirat. Sedangkan pekerjaan sebagai selebritis adalah untuk dunia.
"Pekerjaan ustaz untuk dunia yang akan datang, dan tidak ternilai harganya," kata dia.
Bersamaan dengan fenomena ustaz jadi artis ini, lahir pula program televisi dai cilik (Pildacil). Ada yang memandang positif acara ini, lantaran anak-anak kecil sudah fasih menyebut ayat Quran, namun tidak sedikit yang menuding Pildacil semata acara mencari rating berkedok agama.
Begitulah dunia bisnis, terutama entertainment. Tidak ada yang bisa disalahkan, karena tren itu berputar dan pasar bisa dibentuk. Namun alangkah baiknya bila hal-hal baik yang diambil sebagai pelajaran atau motivasi dari kehidupan seseorang, termasuk kehidupan seorang ustaz. (kapanlagi.com)

Leave a Reply

Terima Kasih Telah Berkunjung

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © KUMPUL DI SINI - Dawie Heart - Powered by Blogger - Designed by Garuda Indonesia Komunitas -