Tampilkan postingan dengan label Dunia Remaja. Tampilkan semua postingan
Tips Menuju Hubungan Cinta Yang Sehat
Hubungan pacaran jaman sekarang mungkin tidak kalah rumit dari jaman
dahulu di mana ponsel dan berbagi aplikasi di jejaring sosial mewarnai
pergaulan. Tidak sedikit drama yang sebenarnya tidak perlu malah melebur
dalam hubungan cinta. Padahal kalau kita bercermin dari teman kita yang
gaya pacarannya adem ayem saja, sepertinya mereka sangat menikmati dan
terbilang awet hubungannya.
Nah bila Anda ingin memiliki hubungan
Anda lebih sehat, minus drama, minus gosip dan ngambek-ngambek yang
tidak perlu, ada baiknya belajar 3 poin penting ini.
1. Dunia Bukan Milik Anda Berdua
Masih
sering kan mendengar istilah 'kalau orang pacaran, dunia serasa milik
berdua'? Hal itu memang benar. hanya saja sebaiknya jangan lupa bahwa
hubungan pacaran itu belum resmi-resmi amat lho, Ladies. Anda masih
punya orang tua, teman-teman dan saudara. Anda juga punya kehidupan
pribadi dan cita-cita yang harus diraih.
So, usahakan hubungan
Anda tetap seimbang dengan lingkungan Anda, ya? Jangan lupa juga untuk
menanamkan prinsip dan spiritual agar Anda punya pegangan dan tak
kebablasan dalam hubungan cinta.
2. Mau Dibawa ke Mana Hubungan Kita?
Ini
adalah poin penting untuk menjalani hubungan cinta. Memang Anda bisa
menikmati hubungan ini, namun jangan lupa untuk menentukan ke mana arah
hubungan Anda dengan pasangan, Ladies. Wanita sangat perlu untuk
membicarakan hal ni dengan pasangannya, karena wanita pada umumnya tidak
bisa menunggu terlalu lama dan punya batas usia untuk menikah.
3. Pengertian, Perbedaan, Pendewasaan
Ketiga
poin di atas sangat diperlukan dalam hubungan cinta. Hubungan pacaran
yang sehat bukan berarti tak pernah bertengkar. Ada banyak hal yang bisa
memicu pertengkaran. Kelemahan pasangan perlu dimengerti, sebagaimana
Anda meminta pengertiannya akan kelemahan Anda.
Perbedaan juga
akan muncul, oleh karena itu Anda dan pasangan ada untuk mengisi
kekosongan itu. Mengarungi itu semua akan membuat Anda mengalami
pendewasaan. Artinya, masalah hadir bukan sekedar dinikmati sebagai
drama, namun juga dihadapi dan diatasi.
Dibutuhkan usaha untuk
bisa mencapai kisah cinta yang biasa Anda lihat pada pasangan yang
nampak awet dan langgeng dengan pasangannya. Tidak serta merta hanya
karena Anda dan dia memiliki kecocokan. Sama-sama belajar dalam hubungan
cinta, agar Anda dan pasangan bisa mengerti makna cinta dan kasih
sayang sesungguhnya.
sumber : vemale.com
4 Tipe Pria Yang Tak Dibutuhkan Wanita
Mencari pria yang cocok untuk Anda, tak semudah membalikkan telapak
tangan. Sekalipun sudah ada beberapa pria yang sedang dekat, tetap saja
Anda harus memilih, mana yang cocok dan mana yang harus ditinggalkan.
Bukan bersikap jahat, tetapi memang ada lho pria yang tak patut dipertahankan. Seperti keempat tipe pria berikut ini nih...
Pria Benalu
Tipe
pria yang satu ini selalu mengandalkan Anda hampir di semua hal, yang
terutama adalah MATERI. Ia akan memasang tampang memelas dan
menceritakan beragam kisah sedih sehingga Anda yang jadinya mengeluarkan
uang terus menerus untuknya.
Bahkan, hingga saat ini, kendaraan
Anda dipegang olehnya. Dengan dalih, agar ia bisa lebih bebas mengantar
dan menjemput Anda. Ia tak ingin melihat Anda susah. Kenyataannya,
justru kendaraan tersebut lebih banyak dipakai untuk memenuhi
kebutuhannya.
Ladies, pria semacam ini tak perlu dipertahankan karena ia hanya sedang memanfaatkan Anda saja.
Pria Pemalas
Tak
perlu mengasihani pria yang memang tak punya motivasi akan masa
depannya. Pria semacam ini biasanya hanya gemar bersenang-senang dan
seketika uring-uringan saat diajak berbicara soal masa depan atau
hal-hal serius.
Baginya, ia menganggap masa depan dan hal serius
sebagai sesuatu yang malah bikin stress. "Sudahlah jalani saja..." Ok,
menjalani sesuatu yang ada memang tak ada salahnya. Tetapi, pria macam
apa yang hidup tanpa planning? Pria yang tak bisa diandalkan dan tak
bisa dijadikan pasangan hidup Anda.
Pria Kekanakan
Pernahkah
Anda bertemu dengan pria yang sangat lembut dan memperlakukan Anda
sangat manis? Awalnya memang ia sangat mengesankan. Tetapi tiba giliran
di mana Anda ingin berbuat ini itu, ia melarang Anda. Ia jadi sering
uring-uringan, pencemburu, sensitif, dan doyan ngambek.
Pria
kekanak-kanakan akan menganggap Anda cuma miliknya, tak boleh ada orang
lain yang dekat dengan Anda. Dan, bisa ditebak kan bagaimana hubungan
Anda pada akhirnya?
Pria Doyan Menuntut
Ia tampak
begitu sempurna dengan karier dan penampilan yang dimilikinya. Awalnya
semua berjalan seperti di dongeng-dongeng. Si charming ini sungguh
mempesona dengan semua kelebihannya. Namun, ia akan perlahan menuntut
ini dan itu dari Anda. Diawali dengan menuntut Anda selalu memperhatikan
penampilan setiap jalan dengannya, menuntut Anda selalu langsing dan
tak kelebihan berat badan (padahal Anda sudah mengencangkan ikat
pinggang mati-matian), dan lain sebagainya.
Hallouuuu... ia bukan
jaksa penuntut, dan Anda bukan terdakwa lho ladies. Anda sedang dalam
hubungan asmara, sehingga tuntutan tak semestinya menjadi dasar sebuah
hubungan.
sumber : vemale.com
5 Tanda Pernikahan Akan Berakhir Dengan Perceraian
Sebuah pernikahan akan berakhir bahagia atau tidak sebenarnya sudah
bisa diketahui sejak awal. Hal ini telah dibuktikan oleh Dr. John
Gottman yang telah melakukan penelitian sepanjang 40 tahun lamanya.
Di
awal pernikahan, masing-masing pasangan memiliki harapan dan visi
pernikahan yang idealis. Namun, saat melangkah masuk ke dalam pernikahan
tersebut, seringkali hal-hal yang dihadapi tak seperti yang diharapkan.
Ada kalanya masalah-masalah baru dan pelik membuat pasangan jadi ragu
atau bahkan berpikir untuk menghindar.
Banyak pasangan yang
mengaku bahwa pasangannya telah berubah semenjak masuk dalam ikatan
pernikahan. Pada akhirnya, perceraian adalah jawaban yang dipilih oleh
mereka.
Hasil dari penelitian selama 40 tahun mengatakan, ada
setidaknya 5 tanda yang bisa diamati dalam hubungan. Tanda tersebut,
seperti dilansir oleh yourtango, menunjukkan bahwa hubungan tersebut
tidak akan berhasil.
Berkata-kata tajam dan kasar
Komunikasi
bukan melulu soal berapa lama pasangan berbincang dan berbicara, tetapi
bagaimana kualitas perbincangan tersebut. Apabila kedua pasangan atau
salah satunya saja gemar menggunakan kata-kata tajam dan kasar, hal ini
menjadi petunjuk pertama hubungan mereka tak akan bertahan lama.
Kebanyakan,
dalam perbincangan mereka akan membawa mereka pada pertengkaran, rasa
kecewa, sakit hati, dan pada akhirnya ingin berpisah karena sudah tak
tahan lagi.
Berawal dari bully
Adanya penghinaan
(bully), kritik berlebihan, pembelaan diri serta keras kepala yang
dipertahankan terus menerus akan menyebabkan keretakan dalam hubungan.
Pasangan tidak mendapatkan trust, kenyamanan, perlindungan, serta
dukungan, sehingga perlahan mereka akan sadar bahwa mereka sudah tak
sejalan lagi.
Emosional
Tak ada yang tahan menghadapi
sosok yang temperamental. Seandainya adapun, ia akan mencapai titik
kebosanan dan pada akhirnya mencari orang lain yang bisa mengerti
dirinya. Di sinilah salah satu awal mula orang memilih untuk selingkuh.
Dari
100 orang, mungkin hanya ada 1 orang saja yang bertahan dan menutup
mata melihat pasangan yang emosional. Selebihnya, akan memilih untuk
meninggalkan atau berselingkuh.
Bahasa tubuh
Jarang
bersentuhan dan menunjukkan afeksi lewat tindakan non verbal membuat
pasangan semakin merasa jauh. Seperti tak ada kontak lagi yang membuat
pasangan itu terhubung dan diikat.
Apalagi jika hanya untuk
sekedar memberi pelukan saja ia sudah tak sempat. Pasangan ini akan
merasa hambar dan kehilangan perasaan.
Ego yang berbicara
Setiap
kali ada masalah, bukannya mencari jalan keluar untuk berdua malah
berusaha membela dan menyelamatkan diri sendiri. Tindakan egois semacam
ini tak akan membuat masalah cepat selesai, justru membuat jurang yang
ada semakin lebar.
Apalagi jika berhadapan dengan pasangan yang
keras kepala, yang tak bisa menerima masukan, hubungan mereka akan
diliputi kecemasan dan pertikaian panjang. Yang buntutnya akan membuat
mereka berkata "sudah tak cocok lagi."
Yang perlu diingat, saat
memutuskan akan menikah tentunya semua dilakukan atas dasar cinta dan
pemikiran yang panjang. Berhadapan dengan masalah seberat apapun,
komitmen awal yang dibentuk adalah satu-satunya undang-undang yang harus
tetap dipegang agar pernikahan jadi tidak berantakan.
Apabila
Anda atau orang terdekat Anda sedang mengalami masalah dalam
pernikahannya, ajak untuk mengingat kembali komitmen awal yang telah
dibuat. Karena pernikahan itu bukan sekedar peran atau status, namun
sesuatu yang dilakukan atas dasar cinta.
sumber : vemale.com