- Back to Home »
- Khotbah Jum'at »
- Pentingnya Meluruskan dan Merapatkan Shaf dalam Sholat
Posted by : Unknown
Jumat, 15 Februari 2013
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Pada
kesempatan khutbah jumat ini, khatib mengajak kaum muslimin jamaah
sholat jumat yang berbahagia, khususnya diri khatib pribadi untuk selalu
berupaya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt dan mewujudkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Selalu berusaha untuk melaksanakan
perintah-perintah-Nya dengan penuh ketundukan dan keikhlasan, menjauhi
segala yang dilarang-Nya dengan penuh ketaatan. Karena tak ada yang yang
mampu menyelamatkan manusia saat tibanya hari perhitungan kecuali wujud
ketaatan yang telah ia lakukan, sebaik-baik persiapan menghadapi hari
itu adalah taqwa, firman Allah:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ
Artinya: “Dan
berbekallah kalian, karena sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan
bertaqwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang menggunakan akalnya.”
Kaum Muslimin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah
Di
antara syari‘at yang diajarkan Rasulullah SAW kepada umatnya yang amat
penting, namun tidak banyak diketahui, disadari dan dilaksanakan oleh
umatnya adalah pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf dalam shalat
berjamaah. Barangsiapa yang melaksanakan syari‘at agama, petunjuk dan
ajaran-ajarannya dalam meluruskan dan merapatkan shaf, sungguh dia telah
menunjukkan ittiba‘ nya atau pengikutannya dan kecintaannya kepada
Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran:
قُلْ
إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya:
“Katakanlah: “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS: Ali Imran: 31).
Rasulullah SAW bersabda :
وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى
“Shalatlah kalian sebagaimana kamu melihat aku shalat.” (HR. Bukhori)
Adapun
hadits yang memerintahkan untuk meluruskan dan merapatkan shaf dalam
sholat berjamaah teramat banyak, hampir semua imam-imam hadist
meriwayatkan hadist-hadist tersebut, antara lain hadist yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim:
عَنْ
جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ : خَرَجَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَلَا تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ
الْمَلَائِكَةُ عِنْدَ رَبِّهِمْ قَالُوا وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلَائِكَةُ
عِنْدَ رَبِّهِمْ قَالَ يُتِمُّونَ الصَّفَّ الْأَوَّلَ ثُمَّ
يَتَرَاصُّونَ فِي الصَّفِّ
Dari
Jabir bin Samurah ra, Rosulullah keluar kepada kami lalu ia berkata:
“Tidakkah kalian berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi
Tuhan mereka?” Maka kami berkata:
“Wahai Rasulullah, bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Tuhan
mereka?” Beliau menjawab, “Mereka menyempurnakan shaf yang pertama
kemudian shaf yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan.” (HR
Muslim, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah).
Kaum Muslimin Jamaah Sholat Jumat yang berbahagia
Dalam riwayat yang lain juga disebutkan :
عن
أنس بن مالك : عن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال "رصوا صفوفكم وقاربوا
بينها وحاذوا بالأعناق فوالذي نفسي بيده إني لأرى الشيطان يدخل من خلل
الصف كأنه الحذف" . قال الشيخ الألباني : صحيح
Dari
Anas bin Malik ra, Rosulullah bersabda: “Luruskan shaf-shaf kalian,
dekatkan jarak antaranya, dan sejajarkan bahu-bahu kalian! Demi jiwaku
yang ada di tangan-Nya, sesungguhnya aku melihat setan masuk dari
celah-celah shaf seperti anak kambing.” (HR: Abu Dawud, Ahmad dan
lainnya, dishohihkan oleh Imam Al-Albani)
Dalam
kitab Maqomusy Syaithan disebutkan bahwa hadits ini menjelaskan bahwa
setan masuk dari celah-celah shaf yang tidak rapat, kemudian menghalangi
antara seseorang dengan saudaranya dan menjauhkan antara keduanya, yang
demikian itu akan membawa pada perselisihan di dalam hati-hati mereka.
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Nu‘man bin Basyir disebutkan:
عن
النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم يُسَوِّى صُفُوفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّى بِهَا الْقِدَاحَ
حَتَّى رَأَى أَنَّا قَدْ عَقَلْنَا عَنْهُ ثُمَّ خَرَجَ يَوْمًا فَقَامَ
حَتَّى كَادَ يُكَبِّرُ فَرَأَى رَجُلاً بَادِيًا صَدْرُهُ مِنَ الصَّفِّ
فَقَالَ « عِبَادَ اللَّهِ لَتُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ
اللَّهُ بَيْنَ وُجُوهِكُمْ ».
Dari
Nu'man bin Basyir berkata, “Dahulu Rasullullah saw meluruskan shaf kami
sehingga seakan meluruskan anak panah, sehingga beliau menganggap kami
telah paham terhadap apa yang beliau perintahkan kepada kami sampai
rapi, kemudian suatu hari beliau keluar (untuk shalat) lalu beliau
berdiri, hingga ketika beliau akan bertakbir, beliau melihat seseorang
yang membusungkan dadanya, maka beliau bersabda; “Wahai para hamba
Allah, sungguh ratakanlah shaf kalian atau Allah akan memperselisihkan
wajah-wajah kalian.” (HR: Muslim)
Dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin malik, ia mengatakan:
عن
أَنَس قَالَ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَأَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ
صلى الله عليه وسلم بِوَجْهِهِ فَقَالَ : أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ
وَتَرَاصُّوا ، فَإِنِّى أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِى
Dari
Anas bin Malik ra, ia mengatakan: "Telah dikumandangkan iqomat untuk
sholat, lalu Rosulullah menghadap kepada kami lalu bersabda: “Luruskan
dan rapatkan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya aku melihat kalian
dari balik punggungku.” (HR. Bukhari dan Muslim dan lafaz ini dari Imam
Muslim).
Dan dalam riwayat lafaz Imam Bukhari disebutkan pula;
عنْ
أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : أَقِيمُوا
صُفُوفَكُمْ فَإِنِّى أَرَاكُمْ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِى وَكَانَ أَحَدُنَا
يُلْزِقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَقَدَمَهُ بِقَدَمِهِ
Dari
Anas bin Malik ra, Rosulullah bersabda: "Luruskan shaf kalian! Dan
salah satu dari kami menempelkan bahunya pada bahu temannya dan kakinya
pada kaki temannya.”
Kaum Muslimin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah
Hadist
ini menegaskan bahwa menempelkan bahu dengan bahu, kaki dengan kaki
dalam shaf adalah sunnah yang telah dikerjakan oleh para sahabat di
belakang Nabi SAW. Dan inilah maksud dari menegakkan shaf dan
meluruskannya.
Perintah
wajibnya meluruskan dan merapatkan barisan dalam shaf sholat adalah
pendapat yang benar dan kuat, sehingga wajib pula bagi imam-imam shalat
serta para makmum agar memperhatikan shaf, apabila didapatkan padanya
kebengkokan atau ada yang sedikit maju atau mundur, maka para imam
tersebut harus memperingatkan ma'mum agar meluruskan shaf mereka.
Rosulullah
SAW pun kadang-kadang berjalan di antara shaf-shaf sahabat untuk
meluruskannya dengan tangannya yang mulia dari shaf yang pertama sampai
terakhir. Ketika manusia semakin banyak di masa khilafah Umar bin
Khaththab, Umar pun memerintahkan seseorang untuk meluruskan shaf
apabila telah dikumandangkan iqamah. Apabila orang yang ditugaskan
tersebut telah datang dan mengatakan, "Shaf telah lurus" maka Khalifah
Umar pun bertakbir untuk memulai shalat berjamaah.
Demikian
juga hal ini dilakukan oleh Utsman bin Affan ketika menjadi khalifah,
beliau menugaskan seseorang untuk meluruskan shaf-shaf kaum muslimin,
maka apabila orang tersebut datang dan mengatakan, "Shaf telah lurus",
beliaupun bertakbir untuk memulai shalat.
Semuanya
ini menunjukkan atas perhatian yang tinggi dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam dan Khulafa`ur Rasyidin dalam masalah meluruskan shaf.
Akan
tetapi, sungguh amat disayangkan, sekarang kita banyak mendapati para
makmum belum memahami akan pentingnya lurus dan rapatnya shaf di dalam
sholat berjamaah, bahkan ada yang sampai tidak mempedulikan masalah
meluruskan shaf, enggan mengisi shaf yang kosong di depannya. Sering
kita saksikan yang satu agak maju ke depan, yang satu lagi agak mundur
ke belakang, tidak peduli akan lurusnya shaf dalam sholat tersebut,
tetapi mereka lebih mengikuti ukuran sejadahnya masing, bukan merapatkan
bahu dan kaki mereka masing-masing sebagaimana yang dilakukan para
sabhabat rodhiyaaLLAHU 'anhum.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Seorang
ulama ahli hadist Syaikh Al-Albani mengomentari hadits Anas dan Nu‘man
yang telah disebutkan di atas dalam kitab Akhto'ul Mushollin seprti kata
beliau: “Dalam dua hadits ini mengandung beberapa faedah yang penting;
Pertama,
wajibnya menegakkan shaf dan meluruskannya serta merapatkannya, karena
diperintahkan yang demikian itu. Disini dikuatkan akan kewajibannya,
yaitu sabda Nabi SAW, “atau Allah akan memperselisihkan wajah-wajah
kalian.” Sesungguhnya ancaman semacam ini tidak dikatakan di dalam suatu
urusan yang tidak diwajibkan.
Kedua, bahwasanya meluruskan shaf, sebagaimana yang tersebut dalam hadits itu
adalah dengan menempelkan bahu dengan bahu dan kaki dengan kaki, karena
inilah yang dilakukan oleh para sahabat ketika diperintahkan untuk
menegakkan shaf.” (Dalam kitab Akhtha‘ al-mushallin (Kesalahan
orang-orang yang sholat) halaman: 208-209).
Dalam
shalat berjamaah, kerapatan shaf merupakan salah satu syarat
diterimanya shalat. Umat muslim adalah umat yang satu dan harus tunduk
dengan setiap perintah imam. Tak ada lagi perbedaan pejabat dan rakyat
biasa, orang kaya dan miskin. Semua menjadi sama di hadapan Allah. Shaf
yang rapat juga mencerminkan eratnya hubungan orang muslim, sehingga
tidak mudah dipecah belah. Jadi siapapun yang shalat di sebelah kita,
kita harus merapatkan shaf dengannya. Shaf yang tidak rapat berarti
menyediakan tempat untuk setan yang akan selalu mengganggu kita. Bahkan
shaf yang rapi, akan membantu sholat menjadi khusyu'. Kalau saat kita
menghadap Allah saja masih tidak dapat bersatu dan bersama dengan yang
lain, bagaimana umat islam dapat hidup rukun dalam kehidupan
sehari-hari?”
Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah
Berdasarkan
dalil hadist-hadits tersebut di atas, menunjukkan betapa pentingnya
meluruskan dan merapatkan shaf pada waktu shalat berjamaah, karena hal
tersebut termasuk kesempurnaan shalat sebagaimana sabda Rasulullah SAW;
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم:
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ
Dari
Anas ra, Rosulullah bersabda: “Luruskan shaf-shaf kalian, karena
lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat.” (HR. Bukhori Muslim)
Kaum Muslimin jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah
Ada
beberapa pelajaran yang perlu kita ketahui dalam meluruskan shaf sholat
jika tidak dilaksanakan, hal ini pernah disampaikan oleh Syeikh Masyhur
Hasan Salman, beliau mengatakan: “Apabila jamaah shalat tidak
melaksanakan sebagaimana yang dilakukan oleh Anas ra dan An Nu‘man ra,
maka akan selalu ada celah dan ketidaksempurnaan dalam shaf. Dan pada
kenyataannya kebanyakan para jamaah shalat apabila mereka dapat
merapatkan shaf maka akan luaslah shaf tersebut, sehingga akan menampung
banyak jamaah, khususnya shaf pertama kemudian yang kedua dan yang
ketiga. Namun jika mereka tidak melakukannya.
Maka yang terjadi adalah: Pertama, mereka terjerumus dalam larangan syar‘i karena tidak meluruskan dan merapatkan shaf.
Kedua,
mereka meninggalkan celah untuk syaithan dan Allah SWT akan memutuskan
hati-hati mereka. Sebagaimana dijelaskan di dalam sebuah hadist:
عن
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ - قَالَ قُتَيْبَةُ عَنْ أَبِى
الزَّاهِرِيَّةِ عَنْ أَبِى شَجَرَةَ لَمْ يَذْكُرِ ابْنَ عُمَرَ - أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ «أَقِيمُوا الصُّفُوفَ وَحَاذُوا
بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسُدُّوا الْخَلَلَ وَلِينُوا بِأَيْدِى
إِخْوَانِكُمْ ». لَمْ يَقُلْ عِيسَى « بِأَيْدِى إِخْوَانِكُمْ ». « وَلاَ
تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ
وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ ». قَالَ أَبُو دَاوُدَ أَبُو
شَجَرَةَ كَثِيرُ بْنُ مُرَّةَ. قَالَ أَبُو دَاوُدَ وَمَعْنَى « وَلِينُوا
بِأَيْدِى إِخْوَانِكُمْ ». إِذَا جَاءَ رَجُلٌ إِلَى الصَّفِّ فَذَهَبَ
يَدْخُلُ فِيهِ فَيَنْبَغِى أَنْ يُلَيِّنَ لَهُ كُلُّ رَجُلٍ مَنْكِبَيْهِ
حَتَّى يَدْخُلَ فِى الصَّفِّ
Dari
Abdullah bin Umar, Rosulullah bersabda: “Tegakkan shaf-shaf kalian dan
rapatkan bahu-bahu kalian, tutuplah celah-celah dan jangan kalian
tinggalkan celah untuk syaithan, barangsiapa yang menyambung shaf
niscaya Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutus shaf niscaya
Allah akan memutuskannya.” (HR: Abu Dawud dan dishahihkan oleh Ibnu
Khuzaimah dan Al Hakim )
Imam
Dawud menjelaskan: "Apabila seorang datang dan masuk kedalam shaf maka
hendaklah orang yang ada diantara kedua shaf itu melembutkan bahunya
sehingga orang tersebut masuk ke dalam shaf."
Ketiga,
jika tidak memperhatikan kelurusan dan kerapian shaf maka akan terjadi
perselisihan di dalam hati-hati mereka dan timbul banyak pertentangan di
antara mereka. Sebagaimana dalam hadits An Nu‘man terdapat pelajaran
yang menjadi terkenal dalam ilmu jiwa, yaitu sesungguhnya rusaknya
zhahir mempengaruhi rusaknya batin dan kebalikannya. Di samping itu
bahwa sunnah meluruskan dan merapatkan shaf menunjukkan rasa
persaudaraan dan saling tolong-menolong, sehingga bahu si miskin
menempel dengan bahu si kaya dan kaki orang lemah merapat dengan kaki
orang kuat, semuanya dalam satu barisan seperti bangunan yang kuat,
saling menopang satu sama lainnya.
Keempat,
mereka yang tidak memperhatikan kelurusan dan kerapian shaf akan
kehilangan pahala yang besar seperti diceritakan dalam dalam
hadits-hadits shahih. Antara lain sabda Nabi SAW; “Sesungguhnya Allah
dan para malaikatnya bershalawat kepada orang yang menyambung shaf.” (HR
Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hiban dan Ibnu Khuzaimah).
“Sebaik-baik
kalian adalah yang paling lembut bahunya, yaitu yang mau untuk
ditempeli bahu saudaranya ketika shalat, dan tidak ada langkah yang
lebih besar pahalanya daripada langkah yang dilakukan oleh seseorang
menuju celah pada shaf dan menutupinya”. (HR: Ath Thabrani, Al Bazzar
dan Ibnu Hiban)
Demikianlah
khutbah singkat ini, semoga kita termasuk dari umat Rosulullah yang
senantiasa memperhatikan kesempurnaan sholat dengan memperhatikan
kesempurnaan shaf dalam sholat. Amiin ya Rabbal'alamin.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah Kedua
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى
اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ
تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا
اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ
مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ
وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا} ثُمَّ
اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى
رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ
ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ
Nb : mudah²han khutbah Jum'at ini bisa kita ambil inti sarinya dan kita terapkan dalam pelaksanaan Ibadah Sholat
Jum'at. Amien.
Slm hangat,
Sumber : http://google.com/
http://jabal-uhud.com