- Back to Home »
- Berita Populer »
- Menyoal Musim Pertama Vilanova
Posted by : Unknown
Kamis, 02 Mei 2013
Jakarta - Barcelona kembali kehilangan salah
satu peluang untuk jadi juara setelah gagal di Liga Champions. Musim
pertama Tito Vilanova bersama Barca mulai mendapat penilaian.
Vilanova ditunjuk untuk menggantikan Pep Guardiola yang memutuskan untuk mundur di akhir musim lalu. Vilanova sendiri bukan orang asing bagi Barca karena dia adalah tangan kanan Guardiola.
Mewarisi skuat yang kerap dibilang sebagai salah satu yang terbaik di dunia, Vilanova memulai petualangannya bersama Barca. Namun di kompetisi pertamanya, Piala Super Spanyol, Vilanova gagal mengantar Barca jadi juara setelah kalah dari Real Madrid.
Di Copa del Rey, Barca juga gagal melangkah lebih jauh sekaligus gagal mempertahankan gelar juara. Madrid kembali jadi momok setelah mereka menyingkirkan The Catalans di semifinal.
Namun di La Liga, Barca boleh jadi lebih superior. Hingga liga berjalan 33 pekan, Barca masih memimpin klasemen dengan 85 poin, unggul 11 angka dari Madrid, dan hanya butuh lima poin lagi untuk mengunci gelar.
Gelar La Liga mungkin juga akan jadi satu-satunya gelar yang dipersembahkan Vilanova untuk Barca di musim ini. Di Liga Champions, Los Cules hanya sampai semifinal setelah disingkirkan oleh Bayern Munich.
Kekalahan dari Bayern Munich di Liga Champions itu juga makin membuat Vilanova berada dalam sorotan. Pasalnya, Barca menelan kekalahan agregat terbesarnya di kompetisi Eropa dari raksasa Jerman itu. Setelah kalah 0-4 di leg pertama, Barca kembali kalah 0-3 di leg kedua.
Secara keseluruhan, di musim ini Barca bisa dibilang tak terlalu superior. Mereka kerap kesulitan menghadapi tim-tim besar di Eropa. Selain kalah dari Bayern dan Madrid, Barca juga tercatat kalah dari AC Milan. Bahkan melawan Paris Saint-Germain di babak perempatfinal Liga Champions, Lionel Messi dkk. hanya mampu bermain imbang di dua leg meski pada akhirnya tetap lolos ke semifinal berkat agresivitas gol tandang.
"Ada banyak alasan di balik itu, ada banyak alasan mengapa kami kesulitan melawan tim-tim itu," demikian komentar Vilanova terkait hal itu.
Jika boleh dibandingkan dengan musim pertama Guardiola, Vilanova punya persentase kemenangan yang sama dengan pria yang mulai musim depan akan menangani Bayern itu, yaitu sebesar 69%. Guardiola menang 43 kali dari 62 pertandingan, sementara Vilanova--sampai sejauh ini--memenangi 38 dari 55 pertandingan yang sudah dijalani di semua kompetisi. Tapi di akhir musim pertamanya, Guardiola memberi tiga gelar untuk Barca yaitu La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions.
Dari luar lapangan, musim pertama Vilanova bersama Barca juga tak sepenuhnya berjalan mulus. Pelatih berusia 44 tahun itu sempat mengalami gangguan pada kesehatannya yang memaksanya absen mendampingi Barca sejak bulan Desember lalu hingga Maret tahun ini.
Vilanova pun tak lepas dari kritik. Dia dikritik soal kebijakan rotasi dan manajemennya pada tim. Untuk hal ini, Vilanova punya alasannya.
"Kami sudah memberi kesempatan bermain pada semua pemain tahun ini. Kami tidak pernah mendistribusikan beban lebih dari yang kami miliki musim ini," aku Vilanova.
"Pemain-pemain ini sudah memainkan lebih dari 300 pertandingan dalam lima tahun. Paruh pertama musim sampai Desember sangat bagus. Tapi sekarang ini lebih sulit," sambungnya.
Musim kompetisi tahun ini sudah hampir berakhir. Gelar La Liga mungkin akan jadi satu-satunya titel yang dipersembahkan Vilanova di musim pertamanya. Dengan manajemen yang sudah memastikan posisinya di musim depan, menarik untuk ditunggu kiprah Vilanova di musim kompetisi mendatang.
(detik.com)
Vilanova ditunjuk untuk menggantikan Pep Guardiola yang memutuskan untuk mundur di akhir musim lalu. Vilanova sendiri bukan orang asing bagi Barca karena dia adalah tangan kanan Guardiola.
Mewarisi skuat yang kerap dibilang sebagai salah satu yang terbaik di dunia, Vilanova memulai petualangannya bersama Barca. Namun di kompetisi pertamanya, Piala Super Spanyol, Vilanova gagal mengantar Barca jadi juara setelah kalah dari Real Madrid.
Di Copa del Rey, Barca juga gagal melangkah lebih jauh sekaligus gagal mempertahankan gelar juara. Madrid kembali jadi momok setelah mereka menyingkirkan The Catalans di semifinal.
Namun di La Liga, Barca boleh jadi lebih superior. Hingga liga berjalan 33 pekan, Barca masih memimpin klasemen dengan 85 poin, unggul 11 angka dari Madrid, dan hanya butuh lima poin lagi untuk mengunci gelar.
Gelar La Liga mungkin juga akan jadi satu-satunya gelar yang dipersembahkan Vilanova untuk Barca di musim ini. Di Liga Champions, Los Cules hanya sampai semifinal setelah disingkirkan oleh Bayern Munich.
Kekalahan dari Bayern Munich di Liga Champions itu juga makin membuat Vilanova berada dalam sorotan. Pasalnya, Barca menelan kekalahan agregat terbesarnya di kompetisi Eropa dari raksasa Jerman itu. Setelah kalah 0-4 di leg pertama, Barca kembali kalah 0-3 di leg kedua.
Secara keseluruhan, di musim ini Barca bisa dibilang tak terlalu superior. Mereka kerap kesulitan menghadapi tim-tim besar di Eropa. Selain kalah dari Bayern dan Madrid, Barca juga tercatat kalah dari AC Milan. Bahkan melawan Paris Saint-Germain di babak perempatfinal Liga Champions, Lionel Messi dkk. hanya mampu bermain imbang di dua leg meski pada akhirnya tetap lolos ke semifinal berkat agresivitas gol tandang.
"Ada banyak alasan di balik itu, ada banyak alasan mengapa kami kesulitan melawan tim-tim itu," demikian komentar Vilanova terkait hal itu.
Jika boleh dibandingkan dengan musim pertama Guardiola, Vilanova punya persentase kemenangan yang sama dengan pria yang mulai musim depan akan menangani Bayern itu, yaitu sebesar 69%. Guardiola menang 43 kali dari 62 pertandingan, sementara Vilanova--sampai sejauh ini--memenangi 38 dari 55 pertandingan yang sudah dijalani di semua kompetisi. Tapi di akhir musim pertamanya, Guardiola memberi tiga gelar untuk Barca yaitu La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions.
Dari luar lapangan, musim pertama Vilanova bersama Barca juga tak sepenuhnya berjalan mulus. Pelatih berusia 44 tahun itu sempat mengalami gangguan pada kesehatannya yang memaksanya absen mendampingi Barca sejak bulan Desember lalu hingga Maret tahun ini.
Vilanova pun tak lepas dari kritik. Dia dikritik soal kebijakan rotasi dan manajemennya pada tim. Untuk hal ini, Vilanova punya alasannya.
"Kami sudah memberi kesempatan bermain pada semua pemain tahun ini. Kami tidak pernah mendistribusikan beban lebih dari yang kami miliki musim ini," aku Vilanova.
"Pemain-pemain ini sudah memainkan lebih dari 300 pertandingan dalam lima tahun. Paruh pertama musim sampai Desember sangat bagus. Tapi sekarang ini lebih sulit," sambungnya.
Musim kompetisi tahun ini sudah hampir berakhir. Gelar La Liga mungkin akan jadi satu-satunya titel yang dipersembahkan Vilanova di musim pertamanya. Dengan manajemen yang sudah memastikan posisinya di musim depan, menarik untuk ditunggu kiprah Vilanova di musim kompetisi mendatang.
(detik.com)