- Back to Home »
- Berita Populer »
- Tevez Belajar Kendalikan "Tingkahnya"
Posted by : Unknown
Senin, 01 Juli 2013
TURIN – Carlos Tévez ingin memastikan bahwa Juventus
takkan salah merekrutnya. Tévez punya tingkah laku yang kadang tak
terbendung ketika sifat temperamentalnya sudah meledak. Namun Tévez
mengaku sudah mulai belajar mengendalikan perilaku sedikit demi sedikit.
Masih ingat ketika Tévez bersitegang dengan Roberto Mancini saat masih berseragam Manchester City? Ya, media pun sontak mengangkat isu tersebut dan nama Tévez pun tercoreng karenanya. Tévez mengakui, saat itu memang emosinya tak terkendali.
Bahkan insiden penolakan perintah Mancini untuk masuk ke lapangan di menit-menit akhir laga Champions League itu, segera menjadi “bahan bakar” yang pas untuk merujuk nama Tévez ke daftar penjualan The Citizens. Namun pada akhirnya, Tévez dan Mancini berdamai hingga bomber internasional Argentina itu bertahan semusim lagi sebelum dibeli Juve.
“Saya hanya ingin jujur, pada awal karier saya di Inggris, saya memang terbiasa punya reputasi temperamental yang keras. Jika pelatih menggantikan saya, saya pasti mengumpat dan menghinanya. Tapi saya tidak lagi seperti itu karena saya sudah belajar berperilaku,” aku Tévez kepada Tuttosport, Senin (1/7/2013).
“Di layar kaca, kejadiannya terlihat lebih buruk dari fakta yang ada. Ketika pelatih memutuskan menarik keluar Edin Dzeko dan digantikan seorang bek, saya marah ketika duduk kembali di bench. Namun kemarahan saya sebenarnya tertuju pada Dzeko yang memulai penghinaan kepada Mancini dalam bahas Bosnia dan pelatih pun meresponnya dalam bahas Italia,” lanjutnya.
“Itu fakta suasana pada saat itu. Saya terduduk dan bicara pada (Pablo) Zabaleta dan saat Mancini menengok dan melihat saya duduk, kemarahannya tertular pada saya. Rapor saya dengan Mancini memang tak pernah ideal, tapi kami selalu menghormati satu sama lainnya,” tambah Tévez.
Menyongsong catatan karier barunya bersama Si Nyonya Tua, Tévez juga ingin belajar dewasa di mana tak hanya sekadar gol yang dia kejar. Melainkan memfokuskan diri membantu tim, baik saat dirinya hanya bisa membantu dengan umpan maupun membidani skenario terciptanya gol.
“Saya takkan bersikeras mencetak banyak gol karena saya memilih membantu kerja sama tim, dengan pergerakan yang sempurna dan menciptakan assist untuk rekan saya. Jujur, ada kesempatan tapi saya tak dalam posisi bagus mencetak gol, saya takkan bersikap egois,” tandas Tévez.
(okezone.com)
Masih ingat ketika Tévez bersitegang dengan Roberto Mancini saat masih berseragam Manchester City? Ya, media pun sontak mengangkat isu tersebut dan nama Tévez pun tercoreng karenanya. Tévez mengakui, saat itu memang emosinya tak terkendali.
Bahkan insiden penolakan perintah Mancini untuk masuk ke lapangan di menit-menit akhir laga Champions League itu, segera menjadi “bahan bakar” yang pas untuk merujuk nama Tévez ke daftar penjualan The Citizens. Namun pada akhirnya, Tévez dan Mancini berdamai hingga bomber internasional Argentina itu bertahan semusim lagi sebelum dibeli Juve.
“Saya hanya ingin jujur, pada awal karier saya di Inggris, saya memang terbiasa punya reputasi temperamental yang keras. Jika pelatih menggantikan saya, saya pasti mengumpat dan menghinanya. Tapi saya tidak lagi seperti itu karena saya sudah belajar berperilaku,” aku Tévez kepada Tuttosport, Senin (1/7/2013).
“Di layar kaca, kejadiannya terlihat lebih buruk dari fakta yang ada. Ketika pelatih memutuskan menarik keluar Edin Dzeko dan digantikan seorang bek, saya marah ketika duduk kembali di bench. Namun kemarahan saya sebenarnya tertuju pada Dzeko yang memulai penghinaan kepada Mancini dalam bahas Bosnia dan pelatih pun meresponnya dalam bahas Italia,” lanjutnya.
“Itu fakta suasana pada saat itu. Saya terduduk dan bicara pada (Pablo) Zabaleta dan saat Mancini menengok dan melihat saya duduk, kemarahannya tertular pada saya. Rapor saya dengan Mancini memang tak pernah ideal, tapi kami selalu menghormati satu sama lainnya,” tambah Tévez.
Menyongsong catatan karier barunya bersama Si Nyonya Tua, Tévez juga ingin belajar dewasa di mana tak hanya sekadar gol yang dia kejar. Melainkan memfokuskan diri membantu tim, baik saat dirinya hanya bisa membantu dengan umpan maupun membidani skenario terciptanya gol.
“Saya takkan bersikeras mencetak banyak gol karena saya memilih membantu kerja sama tim, dengan pergerakan yang sempurna dan menciptakan assist untuk rekan saya. Jujur, ada kesempatan tapi saya tak dalam posisi bagus mencetak gol, saya takkan bersikap egois,” tandas Tévez.
(okezone.com)