- Back to Home »
- Berita Bola »
- Antiklimaks Kejam untuk The Blues
Posted by : Unknown
Sabtu, 31 Agustus 2013
PRAHA – Sejatinya, partai Piala Super Eropa dini hari
tadi berakhir sempurna untuk Petr Cech. Pengawal mistar Chelsea itu
mengaku sudah sempat bersuka cita lantaran bisa bermain di negaranya
sendiri, Rep. Ceska menghadapi Bayern Munich.
Cech datang ke Praha bersama segenap skuad The Blues dengan emosi membuncah. Performa Cech di bawah mistar gawang pun terbilang gemilang selama lebih dari 90 menit waktu pertandingan. Tapi antiklimaks datang di penghujung extra-time kedua di mana pemain Bayern, Javi Martínez, menyamakan skor 2-2 untuk kemudian menang di babak adu penalti.
“Sungguh laga yang hebat dengan atmosfer menakjubkan beserta kualitas sepakbola yang berkontribusi dini hari tadi. Semua peluang membuat para penonton kegirangan. Buat saya, ide yang bagus untuk memindahkan Piala Super ke Praha dan terorganisir dengan baik. Semua orang menikmati malam pertandingan,” ujar Cech.
“Saya merasa terisimewa bisa bermain di rumah sendiri dan tak menghadapi tim asal Ceska. Tempat yang netral di mana stadion dipenuhi fans Chelsea dan Bayern – tapi amat disayangkan kami tak pulang dengan hasil yang lebih baik,” lanjutnya.
“Selalu sulit terasa ketika Anda kejebolan di menit akhir, tapi kadang sepakbola seperti itu. Dua tahun lalu, keadaannya berakhir terbalik, kemenangan itu untuk kami (final Champions League),” imbuh Cech, sebagaimana disitat UEFA.com, Sabtu (31/8/2013).
Tampil dengan 10 pemain di babak kedua, The Blues sedianya tampil mengesankan dan bahkan sempat unggul di babak tambahan waktu pertama. Skor 2-1 yang bertahan sampai babak tambahan kedua membuat kubu Bayern “kesetanan” hingga akhirnya, kembali disamakan ketika laga di 15 menit kedua tinggal menyisakan beberapa detik.
“Kami tampil baik, tapi saat itu sepakbola sedang sangat kejam buat kami. Kami bertahan dengan hebat, terutama di babak tambahan waktu. Saya kira, penampilan kami itu cukup. Sungguh kejam, terutama ketika Anda kebobolan gol seperti itu. Anda tentu akan lebih memilih gol dari sudut sempit dan berpikir: ‘gol yang hebat’,” timpal bek Chelsea, Gary Cahill.
“Anda tak bisa melakukan apa-apa terhadap gol itu, padahal situasinya hanya miscontrol. Kemelut kecil terjadi dan bola pun bergulir ke sarang kami. Kami teguh pada rencana permainan kami. Bayern tim bagus dengan para pemain berkualitas. Dari cara mereka menyerang, cukup menakutkan melihat pelari overlap, (Arjen) Robben dan (Franck) Ribéry dari sisi sayap,” lanjutnya.
“Partai itu sudah seperti final Champions League (2012). Saya pikir, kami sudah bertahan dengan baik sebagai satu unit tim. Semangat kami pun masih menggebu dan kami hanya berjarak beberapa detik dari kemenangan,” tutup Cahill.
(okezone.com)
Cech datang ke Praha bersama segenap skuad The Blues dengan emosi membuncah. Performa Cech di bawah mistar gawang pun terbilang gemilang selama lebih dari 90 menit waktu pertandingan. Tapi antiklimaks datang di penghujung extra-time kedua di mana pemain Bayern, Javi Martínez, menyamakan skor 2-2 untuk kemudian menang di babak adu penalti.
“Sungguh laga yang hebat dengan atmosfer menakjubkan beserta kualitas sepakbola yang berkontribusi dini hari tadi. Semua peluang membuat para penonton kegirangan. Buat saya, ide yang bagus untuk memindahkan Piala Super ke Praha dan terorganisir dengan baik. Semua orang menikmati malam pertandingan,” ujar Cech.
“Saya merasa terisimewa bisa bermain di rumah sendiri dan tak menghadapi tim asal Ceska. Tempat yang netral di mana stadion dipenuhi fans Chelsea dan Bayern – tapi amat disayangkan kami tak pulang dengan hasil yang lebih baik,” lanjutnya.
“Selalu sulit terasa ketika Anda kejebolan di menit akhir, tapi kadang sepakbola seperti itu. Dua tahun lalu, keadaannya berakhir terbalik, kemenangan itu untuk kami (final Champions League),” imbuh Cech, sebagaimana disitat UEFA.com, Sabtu (31/8/2013).
Tampil dengan 10 pemain di babak kedua, The Blues sedianya tampil mengesankan dan bahkan sempat unggul di babak tambahan waktu pertama. Skor 2-1 yang bertahan sampai babak tambahan kedua membuat kubu Bayern “kesetanan” hingga akhirnya, kembali disamakan ketika laga di 15 menit kedua tinggal menyisakan beberapa detik.
“Kami tampil baik, tapi saat itu sepakbola sedang sangat kejam buat kami. Kami bertahan dengan hebat, terutama di babak tambahan waktu. Saya kira, penampilan kami itu cukup. Sungguh kejam, terutama ketika Anda kebobolan gol seperti itu. Anda tentu akan lebih memilih gol dari sudut sempit dan berpikir: ‘gol yang hebat’,” timpal bek Chelsea, Gary Cahill.
“Anda tak bisa melakukan apa-apa terhadap gol itu, padahal situasinya hanya miscontrol. Kemelut kecil terjadi dan bola pun bergulir ke sarang kami. Kami teguh pada rencana permainan kami. Bayern tim bagus dengan para pemain berkualitas. Dari cara mereka menyerang, cukup menakutkan melihat pelari overlap, (Arjen) Robben dan (Franck) Ribéry dari sisi sayap,” lanjutnya.
“Partai itu sudah seperti final Champions League (2012). Saya pikir, kami sudah bertahan dengan baik sebagai satu unit tim. Semangat kami pun masih menggebu dan kami hanya berjarak beberapa detik dari kemenangan,” tutup Cahill.
(okezone.com)