- Back to Home »
- Berita Bola »
- Reina: Peminjaman ke Napoli Tanpa Persetujuan Saya
Posted by : Unknown
Kamis, 01 Agustus 2013
NAPOLI – Siapa sangka ketika proses kesepakatan
peminjaman Pepe Reina ke Napoli oleh Liverpool, ternyata tanpa
sepengetahuan Reina sendiri? Kiper internasional Spanyol itu baru
mengetahuinya belakangan ini dan sontak, mengungkapkan kekecewaannya.
Padahal Reina mengaku siap untuk tetap bertahan dan bersaing dengan pendatang baru di bawah mistar, Simon Mignolet. Namun kejutan terjadi dimana keluar pernyataan The Reds untuk memilih meminjamkan Reina ke Napoli.
“Saya rasa, hal yang lazim untuk kecewa terhadap fakta bahwa manajemen (Liverpool) menyepakati kepergian saya ke Napoli tanpa (persetujuan) saya. Saya kira, saya pantas mendapatkan situasi yang lebih layak,” tutur Reina, seperti dilansir InsideFutbol, Kamis (1/8/2013).
“Saya merasa tersaikiti oleh Liverpool, tetapi, saya bersyukur atas segala hal yang mereka berikan pada saya. Peresmian harusnya tak disepakati karena Anda tak bisa melakukannya tanpa persetujuan si pemain. Tapi prosesnya sudah berjalan dan saya tak tahu tentang itu. Peminjaman ini tak pernah saya sangka tapi saya akan selalu bersyukur,” lanjutnya.
Meski kecewa berat, tapi Reina enggan memendam benci. Apalagi musim depan masih ada kans untuk unjuk bukti bahwa tak selayaknya dirinya “disingkirkan” dari skuad utama The Kop. Apalagi, Reina mencapai karier terbaik di Liga Inggris dan tak ketinggalan, melahirkan banyak pertemanan di antara rekan-rekan setimnya.
“Masa-masa saya di Inggris adalah masa-masa saya merasa sebagai pesepakbola sejati dan saya menuliskan nama di antara pemain terbaik. Saya amat bangga bisa memainkan hampir 400 laga bersama Liverpool,” sambung Reina.
“Saya ingat dengan teman-teman saya di dalam maupun di luar ruang ganti. Berbagai piala di lemari trofi bisa saja berdebu, tapi pertemanan akan selalu abadi,” tambahnya.
Next, Reina hanya ingin menatap musim baru bersama Partenopei dengan optimis. Terlebih, sosok pemimpin di tepi lapangan bukan figur yang asing baginya – Rafael Benítez.
“Rafael Benítez adalah pelatih terbaik yang pernah bersama saya. Saya tak tahu apa jadinya jika saya bergabung ke Napoli tanpa keberadaannya di sini. Saya ingin menatap masa depan bermain di bawah Benítez, orang yang kenal saya dengan baik. Lebih lagi, saya ingin memperjuangkan gelar dan Champions League. Hal-hal ini selalu terlewatkan bagi saya dan tahun ini, saya akan kembali memperjuangkannya,” tutupnya.
(okezone.com)
Padahal Reina mengaku siap untuk tetap bertahan dan bersaing dengan pendatang baru di bawah mistar, Simon Mignolet. Namun kejutan terjadi dimana keluar pernyataan The Reds untuk memilih meminjamkan Reina ke Napoli.
“Saya rasa, hal yang lazim untuk kecewa terhadap fakta bahwa manajemen (Liverpool) menyepakati kepergian saya ke Napoli tanpa (persetujuan) saya. Saya kira, saya pantas mendapatkan situasi yang lebih layak,” tutur Reina, seperti dilansir InsideFutbol, Kamis (1/8/2013).
“Saya merasa tersaikiti oleh Liverpool, tetapi, saya bersyukur atas segala hal yang mereka berikan pada saya. Peresmian harusnya tak disepakati karena Anda tak bisa melakukannya tanpa persetujuan si pemain. Tapi prosesnya sudah berjalan dan saya tak tahu tentang itu. Peminjaman ini tak pernah saya sangka tapi saya akan selalu bersyukur,” lanjutnya.
Meski kecewa berat, tapi Reina enggan memendam benci. Apalagi musim depan masih ada kans untuk unjuk bukti bahwa tak selayaknya dirinya “disingkirkan” dari skuad utama The Kop. Apalagi, Reina mencapai karier terbaik di Liga Inggris dan tak ketinggalan, melahirkan banyak pertemanan di antara rekan-rekan setimnya.
“Masa-masa saya di Inggris adalah masa-masa saya merasa sebagai pesepakbola sejati dan saya menuliskan nama di antara pemain terbaik. Saya amat bangga bisa memainkan hampir 400 laga bersama Liverpool,” sambung Reina.
“Saya ingat dengan teman-teman saya di dalam maupun di luar ruang ganti. Berbagai piala di lemari trofi bisa saja berdebu, tapi pertemanan akan selalu abadi,” tambahnya.
Next, Reina hanya ingin menatap musim baru bersama Partenopei dengan optimis. Terlebih, sosok pemimpin di tepi lapangan bukan figur yang asing baginya – Rafael Benítez.
“Rafael Benítez adalah pelatih terbaik yang pernah bersama saya. Saya tak tahu apa jadinya jika saya bergabung ke Napoli tanpa keberadaannya di sini. Saya ingin menatap masa depan bermain di bawah Benítez, orang yang kenal saya dengan baik. Lebih lagi, saya ingin memperjuangkan gelar dan Champions League. Hal-hal ini selalu terlewatkan bagi saya dan tahun ini, saya akan kembali memperjuangkannya,” tutupnya.
(okezone.com)