Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program
Posted by : Unknown Rabu, 18 September 2013


Pernikahan seharusnya membuat suami dan istri hidup bersama dan bahagia. Suka dan duka dilalui bersama, menjalankan peran masing-masing dengan penuh tanggung jawab. Bila salah satu merasa tidak lagi mendapatkan rasa nyaman dan cinta, sudah saatnya pernikahan diperbaiki dan diselamatkan. Seorang suami tidak boleh hanya berdiam diri ketika istrinya merasa tidak lagi mendapatkan kebahagiaan darinya.

Seorang wanita berusia 22 tahun di Pakistan meninggalkan suaminya karena merasa tidak bahagia. Wanita ini pergi ke sebuah desa kecil yaitu Desa Jawaki di Kabupaten Darra Adam Khel, di antara Kota Peshawar dan Kohat, Pakistan. Kepergian wanita mengundang kemurkaan suaminya, membuat keluarga wanita ini malu dan membunuh keluarganya sendiri.

Di Pakistan, wanita yang dituduh mencemarkan nama baik keluarga boleh untuk dibunuh. Sedih sekali ya ladies, peraturan adat seperti ini membuat hampir 1000 wanita meninggal dunia karena dibunuh oleh keluarganya sendiri. Keluarga wanita ini marah luar biasa ketika mendengar wanita ini menikah lagi dengan laki-laki lain. Keputusan keluarga ini membunuh istrinya juga 'didukung' oleh dewan desa.

Dewan desa atau jirga campur tangan atas kasus ini dan kemarin memutuskan ketiga perempuan itu harus dibunuh. Kerabat keluarga kemudian menembak mati ketiga perempuan itu di rumah pada Ahad malam dan menguburkan mayat mereka pagi ini. Pemerintah pun tidak bisa melarang hal ini karena sudah menjadi suatu aturan yang mengakar sejak lama dan tidak bisa ditangani dengan hukum formal.

Wanita yang dirahasiakan namanya ini dibunuh bersama bibi dan adik perempuannya. Tiga wanita malang ini dihabisi oleh keluarganya sendiri, tanpa ampun dan belas kasihan. Adat yang menjunjung tinggi kehormatan dan melarang wanita berbuat kesalahan membuat banyak wanita Pakistan menjadi korban dari aturan seperti ini.
Data statistik Pakistan menunjukkan perempuan di tengah keluarga muslim konservatif sering mengalami kekerasan dan dianggap warga kelas dua. Mereka memahami agama sebagai sesuatu yang kaku, padahal sebenarnya tidak seperti itu. Beruntunglah kita yang tinggal di Indonesia dan memiliki keluarga yang tidak semena-mena terhadap kita. (vemale.com)

Leave a Reply

Terima Kasih Telah Berkunjung

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © KUMPUL DI SINI - Dawie Heart - Powered by Blogger - Designed by Garuda Indonesia Komunitas -