- Back to Home »
- Dunia Kesehatan »
- Hati-Hati, Benjolan di Hidung Bisa Jadi Tanda Kanker
Posted by : Unknown
Rabu, 11 September 2013
Awalnya mengira benjolan yang muncul di hidungnya adalah jerawat, Joy Yaffe pun hanya menutupinya dengan concealer
dan memberi perawatan menghilangkan jerawat yang seadanya. " Yang aku
pikirkan hanya bagaimana menghilangkan dan menutupinya dulu," ungkap
wanita yang juga berprofesi sebagai konsultan sebuah brand fashioninternasional ternama.
Setelah
melakukan perawatan kulit yang berefek super cepat, benjolan tersebut
hilang. Joy pun merasa lega kala itu. Namun, 6 bulan kemudian, tepatnya
Juli 2012 benjolan itu muncul kembali, tepat di area yang sama dan
kemudian hilang kembali. Hingga pertengahan Desember, benjolan itu
muncul kembali namun tidak persis sama. Kali ini benjolan tersebut lebih
aneh dan bersisik.
Beruntungnya, ia sempat membicarakan masalah
benjolan ini ke seorang dokter kecantikan kosmetik Perancis. Dia
kemudian dilarang untuk menyentuh benjolan dan segera menemuinya. Tepat
sebelum Natal, ia disarankan untuk menjalani biopsy. Terkejut, sudah
pasti. Ditambah lagi, pekerjaannya mengharuskannya untuk berada di Milan
dan kemudian bepergian ke New York.
Setelah kejadian yang begitu
cepat ini, ia kemudian menjalani biopsy dan dinyatakan harus menjalani
bedah Mohs, sebuah operasi khusus kasus mikroskopik. Dalam operasi ini,
dokter bedah akan menghilangkan lapisan tipis dari kulit hingga hanya
sel kulit yang sehat saja yang tertinggal. Ini tentu akan memakan banyak
waktu. Setelah menjalani itu, Joy disarankan untuk pergi ke rumah sakit
New York University. Di sana, ia menjalani beberapa prosedur seperti
penyuntikan dan jahitan. Karena hal tersebut, hidung Joy menjadi bengkak
dengan benjolan berwarna hitam.
Awal tahun ini, sebuah laporan mengejutkan mengungkapkan bahwa kanker
kulit hampir sama umumnya dengan semua kanker yang disatukan di
Inggris, dengan lebih dari 200.000 kasus karsinoma sel basal didiagnosis
setiap tahunnya. Untuk kanker kulit yang dialami Joy adalah jenis
kanker yang menyebar cepat pada daerah dengan paparan sinar matahari
yang cukup intens dan akan bisa berkembang jika paparan sinar matahari
mengenai bagian tubuh seperti wajah, bibir, telinga dan kulit kepala.
Sebenarnya
kasus kanker ini lebih banyak muncul di orang kaukasian dan orang
lanjut usia sekitar 75 tahun. Faktanya, menurut Macmillan Cancer Support
mengungkap bahwa 40% orang dengan sadar berjemur untuk mendapatkan
kulit lebih tan karena seperempat dari 1000 orang percaya bahwa berjemur
adalah satu-satunya cara untuk mencoklatkan kulit.
Menurut Dr.
Griffiths ada 3 tanda yang harus diperhatikan untuk masalah kanker kulit
ini yaitu sebuah luka atau pertumbuhan kulit baru yang tidak semuh,
sebuah lubang atau benjolan yang gatal bahkan sakit dan tahi lalat yang
serupa dengan kerak bahkan berdarah.
Ia, yang juga berprofesi
sebagai juru bicara dari British Skin Foundation berkata bahwa penyebab
umum munculnya kanker memang karena paparan sinar matahari, sering
berjemur saat masih anak-anak dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Ia
juga menekankan bahwa tidak ada berjemur yang aman. Untuk kasus Joy,
kanker pada hidungnya memang sudah tidak terlihat tapi sel kanker masih
di sana hanya saja tidak terlalu terlihat seperti sebelumnya. Untuk itu,
Ia juga menyarankan untuk siapa saja agar selalu memeriksakan jika
muncul tanda-tanda yang aneh, termasuk jerawat yang tidak normal.
Yang
dapat kita pelajari dari kisah Joy ini adalah untuk selalu merawat
kulit dengan benar dan bersyukur dengan apa yang ada. Jika ingin
mencoklatkan kulit, pikirkan lagi untuk alasan apa dan apakah ini tidak
akan berpengaruh dengan kesehatan kulit Anda. Jangan hanya karena
ikut-ikut tren, Anda mengorbankan kesehatan Anda. Be wise:)
(vemale.com)






