Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program
Posted by : Unknown Senin, 16 September 2013



Oleh Dr Salleh Ibrahim, Ahli Bedah Asian Centre for Liver Diseases & Transplantation (ACLDT), Gleneagles Hospital Singapore

Kanker hati atau Hepatocellular Carcinoma (HCC) merupakan penyakit yang kian marak diderita, dan saat ini merupakan jenis kanker yang paling mematikan ketiga di dunia. Faktor risiko utama penyebab HCC adalah sirosis (pengerasan) hati. Penyebab utama sirosis di dunia adalah hepatitis (B dan C) dan alkohol. Dalam beberapa tahun terakhir, faktor risiko baru, yang dikenal sebagai 'lemak hati' atau 'non-alkohol steato-hepatitis’ (NASH) telah muncul, apalagi di negara-negara maju di mana asupan makanan kaya lemak lebih tinggi. Beberapa penyebab lainnya termasuk  primary biliary cirrhosis atau sclerosing cholangitis primer (peradangan saluran empedu), yang biasanya disebabkan oleh mutasi genetik langka.

Pencegahan
Vaksinasi untuk Hepatitis B adalah metode utama untuk pencegahan HCC. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa kematian HCC lebih rendah di negara-negara yang mempraktekkan vaksinasi universal pada bayi yang baru lahir. Skrining dan jika diperlukan untuk vaksinasi Hepatitis B, sangat dianjurkan. Deteksi dini dan pengobatan bagi mereka yang telah terinfeksi akan mengurangi risiko
kanker.

Tidak ada vaksinasi untuk Hepatitis C tetapi ada obat-obatan yang efektif untuk mengobati penyakit ini, dan mereka telah terbukti mengurangi risiko kanker. Kedua hepatitis B dan C ditularkan melalui cairan tubuh, terutama darah dan cairan mani atau vagina. Oleh karena itu, aman bagi pasien dengan hepatitis untuk berbagi makanan dengan teman-teman mereka dan keluarga. Namun, berbagi sikat gigi atau alat cukur harus dihindari.Dr Salleh Ibrahim, Ahli Bedah Asian Centre for Liver Diseases & Transplantation (ACLDT), Gleneagles Hospital Singapore mengungkapkan bahwa “Diet dan olahraga serta berhenti mengkonsumsi alkohol dapat menghambat risiko sirosis hati, dan juga mengurangi risiko kanker. Telah terbukti bahwa perlemakan hati juga terkait dengan diabetes yang tidak terkontrol. Dengan bantuan dokter, manajemen yang tepat untuk mengatasi diabetes akan mengurangi risiko perlemakan hati dan kanker pada pasien. Diet rendah lemak, rendah kolesterol dan makanan non-berminyak dianjurkan untuk pasien tersebut. Berolahraga setidaknya tiga kali seminggu selama minimal 45 menit juga dianjurkan.

Pasien dengan perlemakan hati dan kelebihan berat badan perlu memiliki sistem kardiovaskular yang tepat sebelum menjalani program latihan/olahraga apapun. Namun, pasien tersebut harus selalu berkonsultasi dengan spesialis kardiovaskular terlebih dahulu untuk menentukan apakah mereka cukup fit untuk melakukan latihan tersebut”.

Deteksi
Pasien yang terkena kanker hati pada tahapan awal sering tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala khusus. Sebagian besar dari mereka akan mengalami gejala penyakit hati kronis seperti ascites (perut kembung), sakit kuning (menguningnya kulit dan mata), mudah berdarah dan kaki bengkak. Pasien-pasien ini memiliki disfungsi hati yang parah dan dapat menderita kanker hati.Sama seperti kanker lainnya, deteksi dini kanker hati secara signifikan akan meningkatkan kemungkinan bertahan hidup. Oleh karena itu, dianjurkan bagi pasien dengan hepatitis dan/atau sirosis mendapatkan USG rutin enam bulanan pada hati dan darah mereka yang disebut  Alpha Fetoprotein. Tes ini dapat dengan mudah dilakukan dan tidak terdapat kontras atau paparan radiologi yang diperlukan, sehingga aman bagi kesehatan.

Jika tes ini menunjukkan beberapa luka yang mencurigakan, baik tomografi komputer (CT Scan) dan/atau magnetic resonance imaging (MRI) hati akan diambil. 97% dari kanker hati didiagnosis melalui tes ini. Biopsi hati jarang diperlukan.

Pengobatan
Rekomendasi terapi untuk pasien dengan HCC adalah operasi, di mana baik bagian yang terinfeksi kanker hati dapat dihapus (hepatektomi) atau seluruh hati dihapus dan dipindahkan dengan hati donor (transplantasi hati).“Biasanya pasien dengan fungsi hati yang baik namun bagian kecil dari hati mereka telah terinfeksi kanker dapat mengalami hepatektomi pada  Asian Centre for Liver Diseases & Transplantation (ACLDT), Gleneagles Hospital Singapore. Pasien dengan fungsi hati yang buruk dan dimana kanker belum menyebar melewati hati akan dianjurkan untuk menjalani transplantasi hati. Transplantasi hati sering merupakan pengobatan utama untuk pasien dengan kanker hati yang parah dan yang sebelumnya telah  mengalami hepatektomi. Hal ini dikenal sebagai "transplantasi sel penyelamatan"” Ungkap Dr Salleh.

Lebih lanjut, Dr Salleh Ibrahim menjelaskan dua jenis utama transplantasi hati - Living Donor Liver Transplant  (LDLT) dan  Cadaveric Liver Transplantation  (CLT). Dalam LDLT, pendonor yang sehat menyumbangkan sekitar 40 persen dari hati mereka kepada penerima yang menderita kanker hati dan/atau penyakit hati yang berat. Donor ini perlu dianggap secara fisik, mental dan psikologis stabil oleh ‘Komite Etik Transplant’ seperti Kementerian Kesehatan. Di Indonesia sendiri, hukum yang mengatur mengenai transplantasi organ diatur dalam UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Para donor seringkali berupa kerabat, atau orang yang memiliki hubungan emosional dengan penerima. Risiko bedah untuk pendonor sangatlah minimal. Melalui tindak lanjut jangka panjang dapat menunjukkan bahwa donor hati dapat hidup sehat dan normal setelah operasi transplantasi. Pada CLT, hati dari orang yang telah mengalami kematian otak ditransplantasikan ke penerima. Penelitian telah menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam hal kelangsungan hidup antara kedua jenis transplantasi. Setiap jenis transplantasi menghasilkan angka kesembuhan minimal 80% selama dua tahun pasca-operasi. Namun, penting bahwa operasi ini dilakukan di pusat-pusat khusus dengan perawatan pasca-bedah yang tepat karena prognosis pasien sangat tergantung pada hal ini.

LDLT adalah metode utama transplantasi hati di Asia karena kurangnya organ kadaver di wilayah ini.Walaupun terdapat pilihan lain yang tidak terlalu akurat, termasuk Trans-Arterial Chemotherapy (TACE), Radioterapi lokal (Yittrium) dan kemoterapi sistemik.

Kesimpulan
HCC adalah penyakit mematikan. Namun, deteksi dini dan pengobatan seringkali memberikan manfaat klinis untuk pasien, termasuk harapan untuk memiliki hidup panjang dan peningkatan kualitas hidup.Bedah tetap merupakan pilihan pengobatan utama untuk pasien dengan HCC. Namun, penting bahwa prosedur bedah dilakukan di fasilitas khusus. Kemajuan dalam teknik bedah dan perawatan  khusus pasca-operasi dapat meningkatkan peluang hidup untuk pasien kanker hati.
(vemale.com)

Leave a Reply

Terima Kasih Telah Berkunjung

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © KUMPUL DI SINI - Dawie Heart - Powered by Blogger - Designed by Garuda Indonesia Komunitas -