- Back to Home »
- Ibu Bayi & Balita »
- Bolehkah Berhubungan Intim di Tiga Bulan Awal Kehamilan?
Posted by : Unknown
Sabtu, 02 November 2013
Saat hamil muda, apalagi masih tiga bulan, boleh nggak sih ibu
berhubungan intim? Apakah tidak berbahaya bagi si janin?
Pertanyaan-pertanyaan ini seringkali muncul dan menimbulkan rasa was-was
di pikiran pasangan suami-istri yang ingin melakukan hubungan seks.
Tapi
nampaknya, rasa was-was yang dirasakan oleh para ibu atau calon ibu
dapat teratasi dengan adanya berita berikut ini. Seperti dilansir dari
situs WebMD, berhubungan seks dalam keadaan hamil muda ternyata
boleh dilakukan. Namun di sisi lain, masih ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi dalam hal ini agar kandungan ibu tetap aman.
Saat
kehamilan baru menginjak usia tiga bulan, beberapa wanita hamil
biasanya kehilangan gairahnya untuk bercinta. Hal itu mungkin disebabkan
oleh gejala-gejala kehamilan yang kerapkali membuat mereka merasa
kurang nyaman. Namun, Monica Foreman, seorang ahli kandungan, menyatakan
bahwa saat gejala-gejala itu sudah mulai berkurang, gairah para wanita
hamil justru akan meningkat. Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh
kerja hormon dalam tubuh mereka.
Perasaan ragu untuk berhubungan
seks di tiga bulan pertama, ternyata tidak hanya dialami oleh ibu, ayah
pun seringkali merasa enggan dan was-was. Mereka takut jika nanti janin
dalam rahim sang istri akan terganggu. Mereka takut jika nanti terjadi
keguguran.
Namun sepertinya para suami bisa menghela napas lega
dengan adanya keterangan berikut ini. Masih menurut Monica Foreman, bayi
di dalam rahim ibu dilindungi oleh dinding rahim yang sangat kuat.
Lapisan-lapisan di dalamnya seperti selaput ketuban dan plasenta juga
ikut menjamin keamanan dan kenyamanan si bayi di dalamnya. Jadi,
sampaikan kepada para suami untuk tidak terlalu cemas akan hal ini.
Meskipun
telah dinyatakan aman, Monica menambahkan bahwa masih ada beberapa hal
yang harus dipenuhi untuk bisa berhubungan seks di tiga bulan awal
kehamilan, yaitu:
- Ibu tidak memiliki riwayat keguguran
- Selama hamil, ibu tidak sering mengalami kram perut
- Tidak terjadi pendarahan pada serviks atau leher rahim
- Plasenta tidak menutupi serviks
Untuk
keterangan lebih jelas, ada baiknya jika para wanita hamil
mengkonsultasikan hal ini dengan dokter. Hal tersebut agar Anda mendapat
informasi yang tepat mengenai tindakan yang boleh dan tidak boleh
dilakukan. Karena hal ini sebenarnya sangat bergantung pada kondisi
kehamilan masing-masing wanita.
(vemale.com)