- Back to Home »
- Seks »
- Fakta Tentang Penis dan Ereksi
Posted by : Unknown
Senin, 11 November 2013
Masih banyak mitos dan persepsi keliru seputar penis dan ereksi pria. Jangan ikut terjebak, ketahui faktanya!
Mitos: Pria selalu ingin dan siap untuk melakukan hubungan seksual.
Fakta: Tidak sesederhana itu. Kelelahan fisik atau berpikir keras mengenai masalah pekerjaan atau keluarga bisa mempengaruhi gairah pria dan kegiatan seksual.
Mitos: ‘Pria sejati’ tidak mengalami kesulitan ereksi.
Fakta: Pada suatu waktu dalam kehidupannya, banyak pria yang mengalami kesulitan ereksi atau mempertahankannya. Hal ini dapat terjadi seiring pertambahan usia, perilaku budaya, dan pola hidupnya. Jika terjadinya hanya sesekali saja, hal ini bukanlah masalah besar. Tapi jika persoalan ini terus berlanjut maka akan mempengaruhi hubungan pribadi dan menjadi masalah bersama.
Mitos: Sulit ereksi adalah hilangnya ketertarikan seks, hilang tenaga atau mandul.
Fakta: Kesulitan ereksi terkait dengan kemampuan membuat atau mempertahankan ereksi, dan bukan berarti kehilangan minat untuk berhubungan seksual atau menjadi mandul. Sulit ereksi tidak berhubungan dengan kekuatan, kejantanan, atau keinginan bercinta.
Mitos: Disfungsi ereksi adalah hal yang lumrah dalam proses penuaan.
Fakta: Berapapun usia pria, disfungsi ereksi tidak boleh dianggap hal yang normal. Meskipun disfungsi ereksi kerap terjadi pada pria tua, namun bukan cuma berarti proses penuaan -karena di usia 30 atau 40-an bisa mengalaminya. Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, berolahraga teratur, menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan, dapat menurunkan risikonya.
Mitos: Sumber masalah disfungsi ereksi terletak di ‘kepala’.
Fakta: Meskipun disfungsi ereksi memiliki penyebab psikologis (seperti: cemas, stres, perasaan bersalah, lelah, masalah terhadap pasangan, atau depresi), kini diketahui bahwa sekitar 80% permasalahannya memiliki sebab yang berhubungan dengan masalah fisik.
Mitos: Disfungsi ereksi adalah problem fisik semata.
Fakta: Ini masalah kompleks, gabungan antara kognitif, perilaku, emosi, sosial, dan komponen fisik. Kaitannya dengan fisik, ereksi adalah mekanisme hidrolik yang didasari pada kondisi adanya aliran deras darah yang masuk dan bertahan di penis. Proses ini dapat terhambat karena berbagai hal seperti kondisi pembuluh darah, efek alkohol yang berlebihan, efek samping pengobatan, diabetes, fungsi syaraf yang abnormal, kekurangan hormon, operasi pengangkatan prostat karena kanker, merokok, yang sesungguhnya semua hal itu masih mungkin untuk diobati.
Mitos: Kesulitan ereksi akan berlalu.
Fakta: Disfungsi ereksi adalah persoalan medis dengan solusi pengobatan. Anda harus mengobati disfungsi ereksi. Bila tidak diobati, disfungsi ereksi dapat menimbulkan konsekuensi psikologis, termasuk perasaan malu, kehilangan, atau minder. Lebih jauh lagi, hal ini bisa saja terkait dengan kasus penyakit lainnya seperti obesitas dan penyakit sirkulasi darah. Disfungsi ereksi yang terjadi di setiap tahapan usia dapat diobati apapun penyebabnya, baik fisik atau psikis.
Mitos: Obat oles dapat memperlambat ejakulasi.
Fakta: Umumnya obat oles dalam bentuk krim, cairan, dan spray mengandung bahan pemati rasa (anaesteti), membuat permukaan penis mati rasa sehingga ejakulasi tidak cepat terjadi. Jadi bukan menimbulkan efek lebih tahan lama tapi mati rasa.
Mitos: Pria selalu ingin dan siap untuk melakukan hubungan seksual.
Fakta: Tidak sesederhana itu. Kelelahan fisik atau berpikir keras mengenai masalah pekerjaan atau keluarga bisa mempengaruhi gairah pria dan kegiatan seksual.
Mitos: ‘Pria sejati’ tidak mengalami kesulitan ereksi.
Fakta: Pada suatu waktu dalam kehidupannya, banyak pria yang mengalami kesulitan ereksi atau mempertahankannya. Hal ini dapat terjadi seiring pertambahan usia, perilaku budaya, dan pola hidupnya. Jika terjadinya hanya sesekali saja, hal ini bukanlah masalah besar. Tapi jika persoalan ini terus berlanjut maka akan mempengaruhi hubungan pribadi dan menjadi masalah bersama.
Mitos: Sulit ereksi adalah hilangnya ketertarikan seks, hilang tenaga atau mandul.
Fakta: Kesulitan ereksi terkait dengan kemampuan membuat atau mempertahankan ereksi, dan bukan berarti kehilangan minat untuk berhubungan seksual atau menjadi mandul. Sulit ereksi tidak berhubungan dengan kekuatan, kejantanan, atau keinginan bercinta.
Mitos: Disfungsi ereksi adalah hal yang lumrah dalam proses penuaan.
Fakta: Berapapun usia pria, disfungsi ereksi tidak boleh dianggap hal yang normal. Meskipun disfungsi ereksi kerap terjadi pada pria tua, namun bukan cuma berarti proses penuaan -karena di usia 30 atau 40-an bisa mengalaminya. Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, berolahraga teratur, menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan, dapat menurunkan risikonya.
Mitos: Sumber masalah disfungsi ereksi terletak di ‘kepala’.
Fakta: Meskipun disfungsi ereksi memiliki penyebab psikologis (seperti: cemas, stres, perasaan bersalah, lelah, masalah terhadap pasangan, atau depresi), kini diketahui bahwa sekitar 80% permasalahannya memiliki sebab yang berhubungan dengan masalah fisik.
Mitos: Disfungsi ereksi adalah problem fisik semata.
Fakta: Ini masalah kompleks, gabungan antara kognitif, perilaku, emosi, sosial, dan komponen fisik. Kaitannya dengan fisik, ereksi adalah mekanisme hidrolik yang didasari pada kondisi adanya aliran deras darah yang masuk dan bertahan di penis. Proses ini dapat terhambat karena berbagai hal seperti kondisi pembuluh darah, efek alkohol yang berlebihan, efek samping pengobatan, diabetes, fungsi syaraf yang abnormal, kekurangan hormon, operasi pengangkatan prostat karena kanker, merokok, yang sesungguhnya semua hal itu masih mungkin untuk diobati.
Mitos: Kesulitan ereksi akan berlalu.
Fakta: Disfungsi ereksi adalah persoalan medis dengan solusi pengobatan. Anda harus mengobati disfungsi ereksi. Bila tidak diobati, disfungsi ereksi dapat menimbulkan konsekuensi psikologis, termasuk perasaan malu, kehilangan, atau minder. Lebih jauh lagi, hal ini bisa saja terkait dengan kasus penyakit lainnya seperti obesitas dan penyakit sirkulasi darah. Disfungsi ereksi yang terjadi di setiap tahapan usia dapat diobati apapun penyebabnya, baik fisik atau psikis.
Mitos: Obat oles dapat memperlambat ejakulasi.
Fakta: Umumnya obat oles dalam bentuk krim, cairan, dan spray mengandung bahan pemati rasa (anaesteti), membuat permukaan penis mati rasa sehingga ejakulasi tidak cepat terjadi. Jadi bukan menimbulkan efek lebih tahan lama tapi mati rasa.
(menshealth)