- Back to Home »
- Tips Cinta »
- Kisah Nyata Penipuan Uang Atas Nama Cinta
Posted by : Unknown
Sabtu, 09 November 2013
Aku membagikan kisah ini untuk pelajaran bagi sahabat-sahabat pembaca
Vemale agar tidak mengalami hal yang sama. Karena tak selamanya cinta
itu memberikan kebahagiaan selamanya, ada cinta yang mengajarkanmu
pelajaran berarti, agar kelak bisa berguna di dalam hidup suatu hari,
baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
***
Panggil
saja namaku Yulia. Aku tinggal di Jakarta sejak duduk di bangku kuliah.
Sebagai wanita yang mandiri, aku bisa melakukan banyak hal di kota
metropolitan ini nyaris tanpa selalu menggantungkan diri pada bantuan
orang tua. Aku sudah bekerja sambil kuliah dan menyisihkan setiap
penghasilan untuk tabungan dan biaya kuliah.
Aku beruntung karena
aku mendapatkan pekerjaan yang menyenangkan, teman-teman yang baik dan
penghasilan yang cukup besar untuk membiayai hidup, tempat tinggal serta
kuliahku.
Di kota besar ini, banyak tipe kepribadian orang bisa
dijumpai. Dari yang baik, hingga yang pura-pura baik, dan yang sampai
tega menipu atas nama cinta.
Suatu hari, aku diperkenalkan seorang
teman pada pria. Kabarnya sih ia cukup mapan dan punya pekerjaan yang
mumpuni. Penampilannya cukup mengesankan, rapi dan memakai sebagian
besar produk bermerk. Saat ngobrol juga dia lebih sering menggunakan
bahasa Inggris, dan tentu saja membuatku terkesan.
Dalam benakku,
aku menilai dia orang yang cerdas dan punya pengetahuan luas. Tak terasa
selama dua minggu kami selalu ngobrol setiap hari dan sudah merasa
seperti kenal selama bertahun-tahun.
Tepat dua minggu, tiba-tiba
di tengah obrolan ia menceritakan tentang mobilnya yang kini sedang
digadaikan. Mobil tersebut digadaikan dengan alasan ingin menyelamatkan
perusahaannya yang bangkrut. Memang memulai usaha bukan sesuatu hal yang
mudah, apalagi memulai usaha sendiri. Karena iba dan menimbun rasa
percaya akan kalimat-kalimat manisnya, aku terbuai. Aku meminjamkan
uangku padanya untuk menebus mobilnya.
Aku terlalu terpesona akan
cerita-cerita yang setiap hari dituturkannya padaku. Mulai dari
keluarganya yang kaya raya, ayahnya yang berdarah orang asing, dan
caranya yang sopan serta intelektual membuatku berpikir positif saja.
Aku tepis semua pemikiran bahwa ia akan menipuku. Mana mungkin pria
seintelek itu menipu?
Karena tak punya cukup banyak tabungan yang
memenuhi angka permintaannya akhirnya kami memikirkan cara lain untuk
mendapatkan dana menebus mobil. Kamipun akhirnya meminjam uang ke bank
atas namaku. Semua uang kuserahkan padanya agar mobilnya bisa lekas
ditebus.
***
Mobilnya
memang kembali, sehingga aku tak menaruh curiga karena berpikir bahwa ia
memang sedang kesusahan saja. Dan ia segera ingin mengembalikan kondisi
keuangannya.
Karena kedekatan kami, iapun memintaku menjadi
kekasihnya. Ia menyatakan perasaannya bahwa ia jatuh cinta sejak pertama
kali diperkenalkan. Dan karena merasa cocok serta nyambung, aku tidak
menolak pinangannya itu.
Atas nama cinta, ia memintaku tinggal di
rumahnya saja. Berbagai alasan yang meluluhkan hatiku menjadi
pertimbangan. Mulai dari perhatian, kekhawatirannya, agar aku lebih
hemat dalam hal keuangan. Aku memang masih ngekos di Jakarta, dan aku
pikir aku akan bisa lebih hemat ketika tinggal bersamanya.
Sekali
lagi aku terbuai iming-iming serta bujuk rayunya, tanpa aku sadari
ternyata ia adalah pria yang banyak utangnya. Tetapi hal itu belum juga
membuatku terhenyak dan masih memutuskan bersabar dan menunggu.
***
Tinggal
di rumahnya ternyata tak membuatku semakin hemat dan bahagia. Setiap
bulan aku juga ikut membayar cicilan pinjaman 20 juta ke bank, membayar
tunggakan credit card, berbelanja keperluan rumah tangga, peralatan
dapur, mengisi perabotan rumah, dan kalau aku hitung lagi semua biaya
yang aku keluarkan ketika tinggal di rumahnya justru melebihi uang sewa
kos yang aku bayar per bulannya.
Setahun setelah berpacaran kami
bertunangan. Aku sedikit lega karena seperti ada titik terang dalam
hubungan kami. Yah, wanita mana sih yang tidak merasa lega ketika
statusnya lebih jelas dan menginjak jenjang yang lebih serius?
Sayangnya,
apa yang terjadi tak seindah bayanganku. Beberapa bulan setelah
bertunangan, aku malah diusir dari rumahnya secara halus. Ia bilang
tidak enak dengan warga sekitar kalau kami tinggal serumah padahal belum
menikah.
Aku mengiyakan saja pendapatnya dan kembali tinggal di kos-kosan.
Sebulan
pertama, ia masih sering menemaniku seperti biasa. Namun bulan
berikutnya semakin hari intensitas pertemuan kami semakin berkurang.
Dari yang setiap hari bertemu menjadi tiga hari sekali, seminggu sekali,
bahkan dua minggu sekali.
Dia berubah. Benar-benar berubah
seperti bukan sosok yang aku kenal. Aku mulai menaruh curiga, ada apa
sih sebenarnya dengan dia?
Saat itu aku berpikir mungkin ada orang
ketiga yang mengganggu hubungan kami, sehingga aku hanya mencari tahu
sekedarnya saja, kalau-kalau memang ada wanita iseng yang berusaha
memikat hatinya. Aku menyelidiki setiap tindak tanduknya, baik di dunia
keseharian maupun di dunia maya.
Nyatanya aku tidak terkejut
ketika tahu kalau ia sering mengumbar kemesraan di dunia maya, merayu
banyak wanita sana sini dan menebarkan pesona. Aku masih menahan diri
dan mengumpulkan banyak bukti untuk kemudian dibahas dengannya.
Sampai
aku rasa semua bukti sudah lengkap dan aku siap bertanya padanya,
tiba-tiba ia malah memutuskan aku lewat telepon dengan alasan yang
sungguh tidak masuk di akal. Ia bahkan tak menganggap bahwa hubungan
kami ini sangat penting, dan sudah jauh melangkah mendekati jenjang
pernikahan. Tanpa sopan santun, ia juga tidak menceritakan masalahnya
padaku dan pada orang tuaku. Ia menganggap pertunangan itu seperti hal
yang tak pernah terjadi.
***
Pembaca
Vemale yang setia, butuh waktu lama untuk aku sadar bahwa aku telah
ditipu. Aku hanya dimanfaatkan untuk menopang keuangan dia saja.
Membayar cicilan-cicilan dan tagihan, mengisi rumahnya dengan
barang-barang mewah, dan begitu semua terpenuhi, aku ditinggalkan tanpa
alasan jelas.
Belakangan ini aku dengar dia sudah menikah dan
pindah keluar pulau. Meninggalkan seberkas masa lalu yang kelam yang
mungkin akan disembunyikannya selamanya dari keluarga.
Ia bahkan
menyewakan rumah yang sudah lengkap perabot dan isinya, hasil ia
menipuku selama beberapa waktu lamanya. Aku terluka, aku sakit hati dan
kecewa. Tetapi aku menganggapnya sebuah pelajaran, yang aku tak ingin
ada wanita lain merasakannya juga.
Cukuplah aku yang pernah
mengalami hal yang pedih ini. Dan aku yakin aku bisa bangkit dari semua
masalah dan masa lalu yang pahit.
Aku hanya mendoakan saja, agar ia bahagia dengan kehidupannya sekarang ini.
***
Kisah
ini nyata seperti diceritakan salah seorang sahabat. Terima kasih telah
berani memberikan inspirasi dan pelajaran berharga ini untuk pembaca
Vemale lainnya. Dan terima kasih tetap menjadi sosok wanita yang kuat
dan tak mudah jatuh ketika dilanda masalah
(vemale.com)