Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program
Posted by : Unknown Minggu, 15 Maret 2015


Apa yang sebaiknya Anda lakukan untuk menjadi seorang gentleman? Coba pelajari saran dari pakar kami dan dapatkan hubungan yang hangat dengan pasangan Anda, selamanya.

Berkenalan.
“Bedakan dulu antara budaya timur dan barat,” saran Andrew Ardianto, Curriculum Director di John Robert Powers. Ini penting. Jika Anda ingin terlihat seperti pria terhormat, sebaiknya Anda tidak meniru gaya Hollywood begitu saja: Menghampiri wanita tak dikenal yang Anda suka, lalu mengajaknya berkenalan saat itu juga. Hati-hati, misi Anda bisa gagal sejak awal. Strategi paling aman adalah dengan berbaur bersama teman-teman Anda, yang mungkin kenal dengan si Dia. Bangun relasi, maka Anda siap melangkah ke tingkat berikutnya. Bagaimana jika kalian seorang diri? Nah, ini tantangannya. Siapkan pickup-line yang tepat. Tidak terburu-buru bisa jadi kata kuncinya. Jika dia sedang duduk sendiri, Anda bisa dengan menyapa dan meminta izin, “Saya boleh duduk di sini?” Jika responsnya positif, Anda bisa membuka pembicaraan ringan, jangan bertanya tentang hal-hal yang pribadi. Ini belum saatnya. “Buka percakapan dengan sesuatu yang tidak terlalu pribadi seperti, ‘kerja di mana?’ Itu merupakan sesuatu yang sangat umum, yang ditanyakan di forum apa pun,” kata Andrew. Dalam taraf tidak membuat kepalsuan, basa-basi masih bisa ditoleransi.

Saat Gayung Bersambut. Bagaimana cara mengajaknya jalan keluar? Coba dari hal yang sederhana, ‘Kapan-kapan kita makan siang, yuk?’ “Makan siang itu tidak berbahaya. Karena tanpa ada keinginan untuk membangun hubungan yang lebih jauh, saya juga bisa makan siang dengan teman-teman saya,” kata Andrew. Nah, apa yang sebaiknya Anda lakukan saat berkencan? Perlukah Anda membukakan pintu, menarikkan tempat duduknya, dan lain-lain, seperti yang biasa disarankan dalam kelas-kelas etika? “Kalau bicara secara etika, semestinya memang begitu. Tapi, wanita juga bisa merasa risih. Terlepas dari itu, jika Anda tulus, pasti terlihat. Anda tidak perlu jaga image terus sibuk membukakan pintu. Kalau kesempatannya terlalu sedikit untuk membukakan pintu, ya tidak usah memaksakan buka pintu,” kata Andrew. Jadilah alami, artinya Anda bisa beradaptasi dengan situasi-situasi yang berbeda. Jika si Dia mengajak teman? “Buat saya, kencanpun tidak perlu menjadi sesuatu yang terlalu eksklusif, “ kata Andrew. Terutama jika Anda menginginkan hubungan jangka panjang. Karena dengan berada bersama teman-temannya, Anda bisa mengenal komunitas calon pasangan Anda.

Raih Simpati Keluarga. Ingat ini: Orang tua, termasuk calon mertua adalah individu yang sangat menentukan dalam suatu hubungan di Indonesia. “Kalau kita bicara etika, jadilah  jujur,” kata Andrew. Jika Anda ingin menjalin hubungan yang serius  dan bertanggungjawab dengan seorang wanita, Anda harus menceritakan siapa Anda sesungguhnya. Lebih baik ditolak dari awal, daripada nantinya tidak disetujui karena sesuatu yang sebelumnya Anda terus sembunyikan. Bertanya kepada pasangan tentang bagaimana orangtuanya, juga ada baiknya, sehingga Anda tidak terlalu kaget jika ternyata mereka pribadi yang mengejutkan. Dan, apapun yang terjadi, jagalah sopan santun. Karena segalak-galaknya, mereka adalah orangtua pasangan Anda, yang mungkin juga akan jadi ‘orangtua’ Anda. Nah, pahami ini juga: Anda yang butuh mereka, bukan sebaliknya. Mereka tidak merestui sekalipun, masalahnya tetap ada di Anda. Karena itu, berinisiatiflah. Anda bisa mulai pembicaraan seperti, “Apa kabar, Oom? Apa kabar, Tante?” Lanjutkan dengan pembicaraan sederhana, pembicaraan sehari-hari.

Melamar! Dalam banyak tradisi di Nusantara, pertunangan terjadi setelah prosesi keluarga dengan keluarga bertemu. “Saya rasa, mau tidak mau, Anda harus bicara dengan pasangan Anda terlebih dulu. Jangan sampai Anda sudah bicara dengan calon mertua ternyata si wanita belum siap,” kata Andrew. Jadi, secara etika, yang pertama adalah persiapan dari Anda berdua. Kemudian, bicaralah kepada orangtua dan calon mertua, secara terpisah. Beritahu maksud Anda. Jika keduanya setuju, maka Anda bisa mengatur tanggal pertemuan. Jangan dalam waktu yang sangat singkat, sehingga kurang persiapan. Atau, Anda malah bisa menciptakan masalah baru.

Membangun Keluarga. Sebagai suatu keluarga, cinta Anda tidak boleh bertambah luntur melainkan harus bertambah kuat. Kebiasaan-kebiasaan yang Anda lakukan saat masih pacaran, seharusnya bisa Anda terapkan semakin baik. Jika sebagian pasangan berpikir bergandengan tangan hanyalah untuk orang berpacaran, sementara tidak untuk etika suami-istri, maka Anda harus mengubah pemikiran itu. “Itu tidak jadi relevan dalam kekuatan suatu hubungan. Ini yang sering menimbulkan masalah,” kata Andrew. Belum lagi jika nanti hadir orang ketiga: Anak. Ketika anak lahir, seringkali pria dan wanita terjebak jadi orangtua yang baik tapi tidak jadi pasangan yang baik. Padahal, itu bukan berarti mereka punya satu peran dan meninggalkan peran yang lain. Mereka justru bertambah perannya, jadi orangtua sekaligus harus jadi pasangan yang baik.

Leave a Reply

Terima Kasih Telah Berkunjung

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © KUMPUL DI SINI - Dawie Heart - Powered by Blogger - Designed by Garuda Indonesia Komunitas -