- Back to Home »
- Khotbah Jum'at »
- Mewaspadai Pintu Masuk Setan
Posted by : Unknown
Jumat, 15 Februari 2013
Mewaspadai Pintu Masuk Setan
الحمد
لله غافر الذنب وقابل التوب شديد العقاب، ذي الطول لا إله إلا هو إليه
المصير. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، شهادة معترف بالذنب
والتقصير، سائل العفو والزلفى وحسن المآب يوم المصير. وأشهد أن محمدًا عبده
ورسوله وأمينه على وحيه خير بشير، وأشفق نذير. اللهم صل وسلم على عبدك
ورسولك محمد وعلى آله وأصحابه، نعم الصحب له، ونعم القدوة لمن طلب الفوز
والنجاة في يوم عسير. أما بعد: فيا أيها المسلمون اتقوا الله تعالى في السر و العلن ، يا أيها الذين آمنوا اتقو الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون.
Hadirin Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah.
Marilah
pada kesempatan jumat ini, kita kembali berupaya untuk meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Takwa yang terlahir dari
pemahaman yang benar dan ketundukan yang ikhlas, sehingga setiap
kewajiban yang dilakukan dan setiap larangan yang ditinggalkan tidaklah
dilakukan kecuali semakin menguatkan dan meningkatkan iman dan takwa
kepada Allah serta melahirkan nilai-nilai mulia dalam kehidupan. Suatu
perbutan dan amal kebajikan yang terlahir dari ketakwaan akan memberikan
manfaat yang besar dalam kehidupan.
Hadirin yang dimuliakan Allah.
Sesungguhnya
setiap detik dari hidup kita, setiap hembusan nafas, setiap pikiran
yang yang tersirat, setiap amal perbuatan yang kita kerjakan, tidak akan
pernah lepas dari upaya setan untuk menggoda, menyesatkan,
menyelewengkan dari tujuan yang benar dan menggiring kepada dosa dan
maksiat. Kita mungkin tidak menyadari dan memang
tanpa kita sadari, setan terus berupaya menenggelamkan, menghanyutkan
kita agar semakin jauh dari jalan yang benar, meninggalkan ketaatan
secara perlahan dan halus, tanpa terasa oleh kita. Dan itulah tugas
utama setan dan iblis, sebagai mana ia telah terusir dari surga dan
terjauhkan dari rahmat Allah maka diapun ingin menjauhkan manusia dari
dari rahmat Allah dan kemudian sesat bersamanya. Begitulah ungkapan
setan ketika mendapatkan laknat Allah:
قَالَ
فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (77) وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي
إِلَى يَوْمِ الدِّينِ (78) قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ
يُبْعَثُونَ (79) قَالَ
فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (80) إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ
(81) قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا
عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83)
Allah berfirman:
"Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah makhluk yang
terkutuk, Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan." Iblis
berkata: "Ya Tuhanku, berilah penangguhan kepadaku sampai hari mereka
dibangkitkan." Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk yang diberi
penangguhan, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari
Kiamat)." Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan
mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.
(QS. Shad: 77-83)
Hadirin sidang jumat yg berbahagia.
Menyadari
ini semua, bahwa keberadaan kita di dunia ini, tidak akan pernah lepas
sedikitpun dari upaya setan untuk mempengaruhi kita, merayu, melalaikan
kita dengan apapun, bahkan mereka mampu masuk bersama aliran darah kita,
dengan hanya satu tujuan mengumpulkan manusia sebanyak-banyaknya untuk
bersama-sama sesat dan menghuni neraka jahanam. Mengetahui tipu daya
setan dan iblis dalam menyesatkan manusia, serta mengetahui cara
menghadapi tipu daya tersebut menjadi penting untuk kita sama-sama kita
ketahui sehingga kita mampu terhindar dari tipu daya tersebut.
Di antara pintu-pintu dan metode setan menyesatkan manusia yang perlu kita waspadai adalah:
Pertama: Pintu Syubhat dan Syahwat
Syubhat
berarti suatu yang meragukan dan samar-samar, sedangkan syahwat adalah
dorongan hawa nafsu, maka dari sinilah setan akan semakin kuat menggoda,
kemudian setan menghembuskan bisikan dan rayuannya. Setan akan yang
terus membujuk sehingga seakan membuat hati menjadi tenang untuk melakukan hal perbuatan tersebut. Bahkan setan
telah menghembuskan syubhat dan syahwat iniitu sejak awal permusuhan
dengan Nabi Adam, setan telah melakukan langkah-langkah kejinya untuk
menggelincirkan anak keturunan adam agar tidak mentaati perintah Allah.
Mari kita perhatikan ucapan setan, dengan tipu dayanya di dalam firman Allah berikut:
فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مِنْ سَوْءَاتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَنْ تَكُوناَ مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُوناَ مِنَ الْخَالِدِينَ. وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ. فَدَلاَّهُمَا بِغُرُورٍ.
"Maka
setan menggoda mereka berdua untuk menampakkan kepada keduanya apa yang
tertutup dari mereka, yaitu auratnya, dan setan berkata, "Tuhan kamu
tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua
tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam
surga)". Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya,"Sesungguhnya saya
adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua,' maka
setan membujuk keduanya dengan tipu daya." [Al-A'râf/7:20-22]
Dari ayat ini dapat
dipetik satu pelajaran penting bahwa setan mempermainkan kecenderungan
manusia yang tersembunyi, manusia ingin kekal, diberi umur yang panjang,
manusia juga ingin memiliki kepemilikan harta yang tak terbatas padahal
usia mereka pendek dan terbatas.
Dalam ayat ini diketahui bahwa tipuan yang digunakan setan adalah: “An takuunaa malakaini au takuunaa minal khalidin.”
Dalam penjelasan ayat ini, kata malakaini ada dua bacaan yang dapat dijadikan pengertian untuk memahamai maksud dari ayat ini. Bacaan pertama adalah: malikaini
yaitu huruf lam dibaca kasroh yang berarti dua orang raja, yakni raja
dan ratu, bacaan ini dikuatkan oleh nash lain dalam surat Thaaha: “Maukah aku tunjukan kepada kalian berdua, kepada pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan punah”. (QS. Thaha: 120)
Atas dasar bacaan ini, maka tipuan setan ini adalah kekuasaan yang abadi dan umur yang kekal. Keduanya
merupakan syahwat atau kecenderungan yang paling kuat dalam diri
manusia, selain syahwat terhadap lawan jenis, yang banyaknya kita dengar
bersama berbagai macam kasus dan skandal terjadi, ini membuktikan bahwa
setan sudah banyak berhasil dalam menyesatkan manusia.
Bacaan kedua adalah malakaini,
huruf lam dibaca fathah yang berarti dua malaikat, maka manupulasi
setan itu adalah dengan melepaskan manusia dari ikatan-ikatan fisik
seperti malaikat yang kekal.
Ketika Iblis ini
mengetahui bahwa Allah melarang Adam dan Hawa memakan buah ini, dan
larangan ini terasa berat dalam jiwa mereka, maka untuk menggoyang hati mereka, iblis menimbulkan khayalan dan angan-angan kepada mereka, di samping juga mempermainkan syahwat dan keinginan mereka. Bahkan iblis memperkuat dengan sumpah bahwa ia adalah pemberi nasehat yang berlaku jujur.
Hadirin siding sholat jumat yang dimuliakan Allah.
Pintu setan yang kedua adalah : Al-Hirsh wal Hasad
Menurut
Imam Al-Ghazali, diantara pintu-pintu setan yang sangat besar adalah
al-hirsh atau tamak dan hasad, yaitu kedengkian. Rasa tamak dan sifat
hasad ini menjadi salah satu pintu yang menyebabkan setan bisa masuk ke
dalam pikiran dan jiwa manusia kemudian setan menguasainya. Ketika setan
sudah mampu menguasai jiwa, maka itu pertanda akan membawa pada
kebinasaan.
Imam
Abu Dawud dalam Kitab Sunnan-nya menyebutkan sebuah riwayat. Ketika Nabi
Nuh ‘Alaihissalam menaiki perahu, dan memasukkan ke dalam perahu itu
berbagai makhluk secara berpasang-pasangan,
tiba-tiba beliau melihat seorang tua yang tidak dikenal. Orang itu tidak
memiliki pasangan. Nabi Nuh ‘Alaihissalam bertanya, “Untuk apa kamu
masuk kemari?” Orang itu menjawab, “Aku masuk kemari untuk mempengaruhi
sahabat-sahabatmu supaya hati mereka bersamaku, sementara tubuh mereka
bersamamu.” Orang tua itu adalah setan.
Lalu,
Nabi Nuh ‘Alaihissalam berkata, “Keluarlah kamu dari sini, hai musuh
Allah! Kamu terkutuk!” Iblis itu kemudian berkata kepada Nabi Nuh, “Ada
lima hal yang dengan kelimanya aku membinasakan manusia. Akan
kuberitahukan yang tiga, dan kusembunyikan yang dua.” Allah mewahyukan
kepada Nabi Nuh: “Katakan, aku tidak membutuhkan yang tiga. Aku
membutuhkan yang dua.” Lalu Nuh bertanya, “Apa yang dua itu?” Iblis
menjawab, “Dua hal yang membinasakan manusia adalah ketamakkan dan
kedengkian. Karena kedengkian inilah, aku dilaknat sehingga menjadi
terkutuk. Karena dorongan ketamakkan itu pula, Adam dan Hawa tergoda
untuk menuruti keinginannya.”
Ketiga : Memandang kecil dan meremehkan dosa-dosa kecil.
Dosa-dosa
kecil dampaknya sangat berbahaya bagi manusia, seorang yang menganggap
kecil suatu perbuatan dosa maka dengan demikian setan akan selalu
menjadikan orang tersebut meremehkan dosa-dosa kecilnya, sehingga dia
akan terus menerus melakukannya dan dosa itu akan membinasakannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya
tentang dosa-dosa kecil dengan sabdanya,
إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ وَإِنَّ مُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ مَتَى يُؤْخَذْ بِهَا صَاحِبُهَا تُهْلِكْهُ.
Jauhilah
dosa-dosa dan sesuatu yang dianggap dosa kecil, karena dosa-dosa kecil
itu ketika dilakukan seseorang maka ia akan membinasakannya. (HR. Ahmad,
no. 23194)
Hadirin yang dimuliakan Allah.
Tentu
ketika kita mengetahui pintu-pintu masuknya setan ini, Allah Subhanhu wa
Ta'ala dengan rahmat-Nya memberikan petunjuk kepada para hamba-Nya
melalui Al-Quran dan melalui lisan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa
sallam, untuk menghadapi dan mengusir setiap bisikan dan godaan
setan tersebut. Di antara hal-hal yang dapat dilakukan agar terhindar
dari tipu daya setan dan kawanannya adalah sebagai berikut:
Pertama: Menjaga keikhlasan dalam setiap amal ibadah dan perbuatan.
Setiap
ibadah ataupun amal perbuatan yang dilakukan oleh hamba Allah, pasti
setan akan berupaya menyimpangkan amal tersebut agar tidak dilakukan
dengan ikhlas, setan akan berupaya keras agar amal itu tidak bernilai di
hadapan Allah, bahkan perbuatan itu menjadi amalan yang riya dan
syirik. Karena ini sudah merupakan janjinya kepada Allah.
Hamba-hamba yang ikhlas akan dijaga dan diselamatkan dari gangguan setan. Allah yang menyatakan pengakuan setan tersebut dalam firman-Nya:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
"Iblis
berkata, "Ya Rabb-ku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku
sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan
maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlash di antara mereka."
[Al-Hijr/15:39-40].
Dalam ayat yang lain disebutkan:
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
"Iblis
menjawab, "Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya,
kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka." [Shâd/38:82-83].
Allah
Subhanahu wa Ta'ala telah menjamin bahwa seorang yang mampu menjaga
keikhlasannya dalam beramal setan tidak punya kemampuan dalam
menggodanya,
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ
"Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku yang ikhlas tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka,
kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat".
[Al-Hijr/15:42].
Kedua : Menjaga Kestabilan kondisi Iman.
Kedua : Menjaga Kestabilan kondisi Iman.
Setan
selalu berupaya untuk menggoda dan melemahkan iman seseorang dengan
berbagai macam carannya, baik itu kelalaian ataupun perbuatan maksiat.
Dengan kemaksiatan, keimanan seseorang akan semakin menurun sehingga
dengan mudah setan akan mencelakakann seorang tersebut sehingga ia
melakukan perbuatan dosa.
Sesungguhnya
seluruh kekuatan, kekuasaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah. Oleh
karena itu, seorang hamba yang ditolong dan dilindungi Allah dengan
menjaga kondisi imannya dengan amal ibadah yang kontinyu, maka tidak ada
satu makhlukpun yang mampu mencelakakannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala
telah memberitakan hal ini di dalam Al-Quran, sebagaimana firmannya:
إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ
"Sesungguhnya
setan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan
bertawakkal kepada Rabb-nya. Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah
atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang
yang mempersekutukannya dengan Allah".[An Nahl : 99, 100].
Ketiga: Berlindung Kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Untuk
menghadapi setan dan terhindar dari godaannya, kita dianjurkan bahkan
diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa berlindung kepadanya. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Dan
jika kamu digoda oleh setan, maka berlindunglah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
[Al-A'râf/7:200].
Dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim disebutkan:
أن
أبا هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم « يأتي
الشيطان أحدكم فيقول من خلق كذا وكذا؟ حتى يقول له من خلق ربك ؟ فإذا بلغ
ذلك فليستعذ بالله ولينته » . وعند أبي داود ( 4722 ) « فإذا قالوا ذلك
فقولوا الله أحد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا أحد . ثم ليتفل عن يساره ثلاثا وليستعذ من الشيطان »
Abu Hurairah berkata, Rosulullah bersabda: “Setan datang kepada salah seorang dari kalian lalu berkata, siapakah yang menciptakan ini dan ini? Sehingga setan berkata, “siapakah yang menciptakan Tuhanmu, maka apabila jika telah sampai kepadanya hal tersebut, hendaklah dia berlindung kepada Allah dan hendaklah dia menghentikan (waswas tersebut)".
Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud disebutkan:
"Jika
mereka mengucapkan hal itu (kalimat-kalimat was-was), maka ucapkanlah
"Allah itu Maha Esa, Allah itu tempat bergantung, Dia tiada beranak dan
tiada pula diperanakkan," kemudian meludahlah ke kiri (3x) dan
berlindunglah kepada Allah".
Keempat: Memperbanyak membaca Al-Quran dan memperkuat dzikrullah.
Al-Quran dan dzikrullah merupakan benteng yang kokoh yang dapat melindungi diri dari godaan dan gangguan setan dan membuatnya lari tunggang langgang, sebagaimana sabda Rosulullah:
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
"Dari Abu Hurairah,
bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, janganlah kamu
menjadikan rumah-rumah kamu sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari
dari rumah yang dibacakan surat Al Baqarah di dalamnya". (HR Muslim, no.
780).
Dalam sabda yang lain disebutkan:
عَنْ الْحَارِثِ الْأَشْعَرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَ يَحْيَى بْنَ زَكَرِيَّا بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ أَنْ يَعْمَلَ بِهَا وَيَأْمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنْ يَعْمَلُوا بِهَا...وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللَّهَ فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِينٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ كَذَلِكَ الْعَبْدُ لَا يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلَّا بِذِكْرِ اللَّهِ.
Dari Al-Harits
Al-Asy’ari, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah memerintahkan Yahya bin Zakaria Alaihissallam dengan
lima kalimat, agar beliau mengamalkannya dan memerintahkan Bani Israil
agar mereka mengamalkannya (di antaranya): Aku
perintahkan kamu untuk dzikrullah. Sesungguhnya perumpamaan itu seperti
perumpamaan seorang laki-laki yang dikejar oleh musuhnya dengan cepat,
sehingga apabila dia telah mendatangi benteng yang kokoh, kemudian dia
menyelamatkan dirinya dari mereka (dengan berlindung di dalam benteng
tersebut). Demikianlah seorang hamba tidak akan dapat melindungi dirinya
dari setan, kecuali dengan dzikrullah". (HR Ahmad)
Kelima: Menyelisihi Setan dari setiap perbuatannya.
Setan
adalah musuh manusia, maka wajib pula untuk menjadikannya sebagai musuh,
dan membenci serta meninggalkan perbuatannya. Sebagaimana firman Allah:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُوا حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
"Sesungguhnya
setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala". (Fathir : 5, ).
Diantara perbuatan setan yang harus diselisihi adalah:
Pertama: Perbuatan mubadzir atau pemborosan. Allah berfirman:
وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا (26) إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (27)
“Dan
janganlah kamu melakukan perbuatan mubadzir, sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-Isro :26-27)
Kedua: Makan dan minum dengan tangan kiri. Rosulullah bersabda:
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ
«لاَ يَأْكُلْ أَحَدُكُمْ بِشِمَالِهِ وَلاَ يَشْرَبْ بِشِمَالِهِ فَإِنَّ
الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ»
Dari
Abdullah bin Umar, Nabi sallahu ‘alaihi wasallah bersabda: “Janganlah
salah seorang diantara kalian makan dan minum dengan tangan kirinya,
sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya”. (HR.
Tirmidzi)
Ketiga: Tergesa-gesa dalam pekerjaan. Rosulullah bersabda:
وَعَنْ
سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « الْعَجَلَةُ مِنْ الشَّيْطَانِ» أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ : حَسَنٌ .
Dari Sahl bin Said, Rosulullah bersabda: “Tergesa-gesa itu dari perbuatan setan”. (HR. Tirmidzi)
Hadirin yang berbahagia.
Demikianlah
khutbah singkat ini, semoga kita mampu membentengi diri kita dalam
menghadapi permusuhan dan tipu daya setan yang selalu menyesatkan
langkah kita menuju keridhoaan dan surga Allah subhanahu wa ta’ala.
بلرك
الله لي ولكم في القرآن الكريم و نفعني و إياكم بما فيه من الأيات و الذكر
الحكيم ، أقول قولي هذا و استغفر الله العظيم لي و لكم فاستغفروه إنه هو
الغفور الرحيم.
Tripoli, 23 Juni 2010
Oleh Zulhamdi M. Saad, LcNb :Semoga Khutbah Kali Ini Membawa Manfaat bagi kita semua dan dapat mempertebal iman
amien.
Slm,
Sumber : http://google.com/
http: http://jabal-uhud.com