- Back to Home »
- Dunia Kesehatan »
- Waspada, Kortisol Picu Penyusutan Otot Hingga Osteoporosis
Posted by : Unknown
Jumat, 28 Juni 2013
Membentuk tubuh bebas lemak dan berotot lebih dari sekedar menjaga
pola makan dan latihan beban. Proses ini membutuhkan kinerja hormon
anabolik dan katabolik sepanjang hari, terutama untuk melawan zat-zat
yang tidak mendukung pembentukan otot tubuh, seperti hormon kortisol.
Nah,
untuk mengetahui bagaimana pengaruh kortisol dalam pembentukan otot dan
metabolisme tubuh, ada baiknya kita ulas lebih mendalam tentang apa
yang di sebut dengan hormon kortisol.
What Is Cortisol?
Kortisol
adalah hormon yang dilepaskan dari kelenjar adrenal saat tubuh
menanggapi stres baik secara fisik maupun mental. Pada dasarnya fungsi
hormon kortisol adalah sebagai anti-stres dan anti-inflamasi, yang
berarti bahwa proses tersebut menyebabkan tubuh menekan respon imun dan
berhenti menanggapi rasa sakit.
Dalam jangka pendek, peningkatan
kortisol juga dikaitkan dengan penurunan sintesis protein. Alasan di
balik ini adalah bahwa salah satu tindakan kortisol adalah untuk
menyediakan bahan bakar alternatif bagi tubuh ketika tidak ada stok
glukosa.
Hal ini terjadi saat perut mulai lapar atau dalam kondisi
puasa, tetapi bisa juga saat seseorang melakukan latihan intens.
Kortisol memediasi kerusakan otot sehingga asam amino dalam jaringan
otot dipecah menjadi gula, melalui proses yang disebut glukoneogenesis,
sehingga masuk akal jika kortisol dapat menyebabkan penyusutan otot,
sekaligus menghambat sintesis protein.
Kortisol dan Metabolisme
Michael Corgan dalam bukunya berjudul 'Hormonal Health'
menyatakan, kortisol akan mencincang otot Anda lebih cepat dari seorang
koki sushi. Kondisi ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh
seseorang sehingga mudah terkena penyakit.
Pada rongga tubuh dan peritoneum, kortisol menghambat proliferasi fibroblas dan sintesis senyawa interstitial seperti
kolagen. Kelebihan kortisol dapat mengakibatkan penipisan lapisan kulit
dan jaringan penghantar yang menopang pembuluh darah kapiler. Hal ini
dapat membuat tubuh menjadi rentan cedera, apalagi saat melakukan
latihan intensitas tinggi.
Kortisol Picu Osteoporosis
Selain
itu kortisol juga menjadi ancaman serius bagi tulang karena kelebihan
hormon tersebut dapat mempercepat laju penyusutan tulang, meski orang
tersebut sudah mengonsumsi susu berkalsium. Pada jaringan tulang,
kortisol meredam fungsi osteoblas hingga menurun pembentukan tulang yang
baru.
Oleh karena sifat umum glukokortikoid yang menurunkan
penyerapan kalsium pada saluran pencernaan dan menurunkan reabsorsi
kalsium pada renal ke dalam sistem kardiovaskular, sehingga kelebihan
kortisol dapat mengakibatkan osteoporosis.
Kortisol Picu Perut Buncit
Tubuh
akan memproduksi lebih banyak hormon kortisol saat stres. Mengalami
stres berkepanjangan dapat membuat seseorang memproduksi kortisol secara
terus-menerus yang pada akhirnya dapat mempengaruhi berat badan. Sebuah
studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Obesity menyebutkan
bahwa hormon kortisol memiliki kemampuan untuk mempengaruhi penyimpanan
lemak di daerah perut dan peningkatan gula darah.
Cara Menurunkan Kortisol
Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menurunkan kadar kortisol dalam tubuh, yaitu:
Tidur Cukup
Tubuh
membutuhkan waktu untuk memulihkan diri dari segala aktivitas fisik
baik dari kesibukan bekerja maupun latihan. Kurang tidur merupakan salah
satu faktor penyebab stres pemicu tingginya produksi hormon kortisol
dalam tubuh. Dapatkan tidur cukup minimal 7-8 jam setiap hari untuk
mencegah lonjakan hormon kortisol.
Hindari Stres
Sebagai
pemicu munculnya hormon kortisol, Anda benar-benar dianjurkan untuk
menghindari stres. Ikutilah kelas-kelas yoga, pilates, meditasi atau
mendekatkan diri kepada Sang Pencipta untuk mencegah dan mengurangi
stres yang Anda alami. Seiring tubuh Anda belajar bagaimana mendapatkan
ketenangan dan kedamaian maka produksi hormon kortisol akan mulai
berkurang.
Tingkatkan Asupan Protein
Hormon kortisol
merupakan salah satu penyebab katabolisme otot . Saat stres, hormon
kortisol akan merampas otot dan memecahnya menjadi gula, terutama saat
Anda melakukan latihan. Nah, agar Anda terbebas dari katabolisme otot,
konsumsilah makanan berprotein tinggi karena protein merupakan bahan
baku utama dalam pembentukan dan pertumbuhan otot.(vemale.com)