- Back to Home »
- Dunia Kesehatan »
- Waspada, Merasa Bahagia Bisa Bikin Anda Tambah Gemuk
Posted by : Unknown
Selasa, 02 Juli 2013
Aduh, celana sudah tidak muat, baju juga sudah mulai kekecilan.
Pertanda untuk segera diet nih. Malah, resleting sekarang jadi susah
untuk ditutup karena badan mulai melar. Oh no!
Diet, diet, diet.
Ini pasti yang ada di pikiran Anda ketika hal di atas mendadak terjadi.
Panik gak karuan karena bahkan celana makan-banyak friendly yang
biasanya bisa menampung seluruh tumpukan makanan Anda kini sudah tak
bersahabat kembali. Tapi, katanya saat kita merasa happy, susah sekali
untuk diet, yang ada malah tambah gemuk.
Beberapa orang mungkin
akan berpendapat, "siapa peduli? Aku mencintai diriku sendiri apa
adanya, jadi tidak perlu susah payah diet hanya untuk menyenangkan orang
lain." Memang sih, mencintai diri sendiri tidak dinilai dari apakah
Anda langsing atau gemuk. Tapi, Anda harus tahu bahwa ketika badan mulai
gemuk ini juga akan diikuti oleh penyakit yang bisa membahayakan Anda.
Gemuk tapi sehat itu baru oke.
Ada sebuah penelitian yang
mengatakan apa faktor yang membuat orang lebih mudah gemuk. Ternyata
hasilnya mengejutkan. Perasaan happy atau bahagia membuat wanita bisa
lebih cepat tumbuh gemuk dibandingkan yang tidak. Ketika merasa bahagia,
wanita akan memberikan excuse pada diri sendiri bahkan untuk
pertambahan berat badannya.
Sebuah percobaan yang dilakukan oleh
seorang psikolog di Maastricht University di Belanda menyimpulkan bahwa
lebih banyak jumlah murid yang mengambil keripik dan cokelat ketika film
yang ditonton membawa perasaan bahagia. Kemudian, dari pengukuran yang
dilakukan oleh peneliti sudah tentu hasilnya adalah murid-murid tersebut
lebih banyak makan ketika ada adegan bahagia daripada yang sedih.
Ini
memang benar. Anda tentu juga pernah mengalami kejadian di mana nafsu
makan Anda hilang begitu saja ketika tubuh Anda didominasi dengan energi
negatif. Patah hati, mendengar kabar buruk, pekerjaan tidak sesuai
target misalnya, bisa menjadi kejadian-kejadian yang membuat Anda malas
untuk makan. Sebaliknya, ketika kita merasa bahagia, Anda dengan mudah
memasukkan makanan ke dalam mulut, kapan pun waktunya, tengah malam
sekalipun.
"Ketika kita merasa rileks dan bahagia, kita tidak
memperhitungkan kalori. Kita makan karena ini adalah sumber dari
kebahagiaan. " ujar Dr Christy Fergusson, seorang psikolog makanan.
"Pikirkan
saja perayaan seperti ulang tahun atau pernikahan, ini pasti melibatkan
kegiatan makan bukan? Menikmati makanan tanpa harus memperhitungkan
kalori atau menjudge diri Anda sendiri memang bagian yang menyenangkan
dari menikmati hidup." tambah Linda Papadopoulos, psikolog.
Dengan
fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar manusia memang
akan makan lebih banyak ketika mereka merasa bahagia dan rileks. Ini
terjadi karena dengan merasa bahagia, mereka tidak akan mendengarkan
suara kecil yang muncul dan memaksa mereka untuk membatasi apa yang
mereka makan. Ini mungkin memang akan menjadi kebiasaan yang baik karena
termasuk dalam proses menikmati hidup. Tapi, yang harus diingat adalah
Anda harus tetap mengatur apa yang Anda makan dan tidak begitu saja
mengacuhkan diet.
(vemale.com)