- Back to Home »
- Dunia Kesehatan »
- Kisah Nyata: Bayiku Meninggal Dan Aku Tidur di Sisinya Selama 3 Hari
Posted by : Unknown
Kamis, 01 Agustus 2013
Carrie Curtis tak pernah menyesali keputusannya untuk memelihara
janinnya selama ini. Ia sudah disarankan oleh para petugas medis untuk
menggugurkan bayinya dikarenakan sang bayi mengalami Potter Syndrome
yang menyebabkan masalah pada pembentukan ginjalnya.
Hampir setiap
minggu saat ia mengandung, ia diminta untuk segera menggugurkan
bayinya. Namun ia menolak karena masih melihat degupan jantung yang kuat
dari calon bayinya. "Aku ingin memberinya kesempatan untuk hidup sebisa
mungkin," ujar Curtis yang masih berusia 20 tahun ini.
"Aku tahu
kesempatannya untuk bertahan mungkin hampir nihil, namun selama dia
masih memiliki degupan jantung, aku tak akan mengubah keputusanku (untuk
tidak aborsi) - tak peduli berapa kali dokter memintaku melakukannya,"
ujarnya lagi.
Semangat sebagai seorang ibu yang dimiliki Carrie membawanya pada
hari hingga akhirnya dipertemukan bersama sang anak. Carrie Curtis
akhirnya melahirkan putranya yang bernama Charlie secara normal. Segera
setelah saat itu, Charlie dibawa ke inkubator. Namun karena tak ia lahir
tanpa paru-paru, tak banyak yang bisa dilakukan. 19 menit merasakan
dunia, Charlie pun meninggal dunia.
"Mereka membalutnya dengan
kain handuk dan membiarkanku memeluknya. Charlie membuka matanya dan
melihat ke arahku yang akan menjadi kenangan tak terlupakan bagiku,"
kata Carrie.
Sebagai seorang ibu, Carrie tak pernah mendengar
Charlie menangis, namun selama 3 hari, ia menikmati berada di sisi
bayinya. "Aku diperbolehkan memeluknya dan bersamanya selama yang aku
inginkan. Awalnya begitu berat karena aku berharap matanya akan terbuka.
Namun semakin lama aku di sisinya, terasa sangat nyaman bagiku."
Sindrom
Potter adalah sebuah penyakit yang menyerang 30.000 bayi yang ada di
dunia. Penyakit ini mempengaruhi pembentukan ginjal yang penting untuk
produksi cairan amniotic dalam janin. Kondisi ini bisa menyebabkan
banyak hal seperti mengganggu pertumbuhan dan pergerakan bayi,
mengganggu pertumbuhan paru-paru bayi dan janin.
Dalam beberapa kasus, bayi-bayi sempat dilahirkan, namun dengan
resiko kematian yang sangat tinggi. Bisa jadi karena gagal nafas setelah
satu sampai dua hari dilahirkan.
Kehilangan bayi pertama bagi
seorang ibu tentu menjadi hal yang sangat menyakitkan. Namun kini Carrie
mencoba melakukan hal positif untuk mengenang putranya, yaitu dengan
membuat program amal bernama Charlie's Angel untuk mereka yang mengalami
hal serupa dengan yang terjadi pada Charlie. Semoga dengan melakukan
hal ini, Carrie bisa menjadikan pengalamannya sebagai inspirasi bagi
banyak ibu muda. (vemale.com)