- Back to Home »
- Dunia Kesehatan »
- Burger Memang Enak, Tapi Bisa Bikin Stres
Posted by : Unknown
Selasa, 24 September 2013
Para pria setengah baya yang makanan sehari-harinya dipenuhi
dengan junk food-contohnya, daging yang diproses dan minuman bergula
berisiko besar mengalami depresi, demikian sebuah penelitian terbaru
dilansir DailyMail. Namun, mereka yang makan banyak buah dan sayur malah bisa menangkal depresi.
Sebuah
penelitian pada 2.000 pria menemukan makanan sehat dapat mengurangi
risiko terbentuknya penyakit jiwa yang mempengaruhi satu per lima para
pria dewasa di Inggris. Selain itu, mengurangi berat dengan
meningkatkan diet dan berolahraga lebih sering, dikaitkan dengan kasus
depresi yang lebih sedikit.
Ahli gizi Anu Ruusunen dari
Universitas Finlandia Timur mengatakan: "penelitian memperkuat hipotesis
jika makanan sehat berpotensi tidak hanya menghalau depresi tapi juga
mencegahnya." Pasien yang mengalami depresi sering makan makanan
tidak sehat dengan sedikit nutrisi, tapi belum jelas apakah diet terkait
dengan risiko pada orang-orang yang sehat.
Penelitian baru
menemukan mereka yang makan banyak sayur, buah, berries, biji-bijian,
daging unggas, ikan dan keju rendah lemak lebih sedikit menderita gejala
depresi dan memiliki risiko yang rendah selama 13 tahun setelahnya.
Peningkatan
asupan folat yang ditemukan dalam sayuran, buah-buahan, berry,
biji-bijian, daging dan hati juga memiliki pengaruh yang menguntungkan,
bersamaan dengan konsumsi kopi yang banyak.
Dan
partisipasi dalam tiga tahun program intervensi gaya hidup yang
melibatkan kelompok yang terpisah dari 140 laki-laki paruh baya dan
wanita meningkatkan skor depresi, mereka yang bertubuh ramping mengarah
ke gejala yang lebih sedikit.
Makan junk food yang
ditandai dengan makan banyak sosis, daging olahan, minuman manis,
makanan penutup dan makanan ringan, makanan hasil olahan pabrik dan
kentang panggang atau kentang yang sudah diolah dikaitkan dengan
peningkatan kasus gangguan kebugaran. Bertentangan dengan
beberapa pengamatan sebelumnya, asupan vitamin B12, minum teh dan total
asupan kafein tidak terkait dengan risiko depresi dalam penelitian ini.
Penelitian
tersebut didasarkan pada penelitian berbasis populasi Kuopio Iskemik
Faktor Risiko Penyakit Jantung dan semua peserta adalah pria Finlandia
tengah baya atau lebih tua. Diet mereka diukur dengan catatan
makanan dan kuesioner frekuensi makanan, dan informasi tentang
kasus-kasus depresi diperoleh dari National Hospital Discharge Register.
Depresi
adalah salah satu tantangan kesehatan terkemuka di dunia dan dampaknya
pada kesehatan masyarakat, ekonomi dan kualitas hidup yang sangat
besar. Tidak hanya pengobatan depresi, tetapi juga pencegahan
depresi membutuhkan pendekatan baru. Diet dan faktor gaya hidup lainnya
dapat menjadi salah satu kemungkinan.
Penelitian ini
diterbitkan dalam Psikoterapi dan Psychosomatics, European Journal of
Nutrition, Gizi Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran diabetes. (vemale.com)