- Back to Home »
- Dunia Kesehatan »
- Kenapa Guru Kini Banyak Yang Ringan Tangan Pada Muridnya?
Posted by : Unknown
Minggu, 15 September 2013
Murid SMP tidak ubahnya seperti anak-anak yang berganti seragam SD ke
biru-putih. Berusia 12-15 tahun, mereka adalah anak-anak yang bertumbuh
dewasa atau bahasa gaulnya ABG. Tingkah polah mereka kadang masih
seperti anak-anak, karena bagaimanapun juga masa SMP adalah transisi
dari anak-anak menjadi remaja.
Tidak heran bila anak SMP masih
suka bermain, iseng, bahkan kurang serius belajar. Menjadi Guru di SMP
memang membutuhkan kesabaran ekstra, karena tidak boleh melakukan
kekerasan begitu saja. Namun Guru tetap saja manusia, bisa khilaf dan
melakukan kekerasan terhadap muridnya.
Seorang guru olahraga
SMPN Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, berinisial DD diduga
telah menganiaya murid kelas VII. Masalahnya sangat sederhana ladies.
Saat SMPN Kasokandel mengadakan kerja bakti bersama, salah seorang murid
tidak mau ikut bekerja bakti dan malah menjahili teman-temannya. DD
yang melihat hal ini entah kenapa langsung mendatangi murid itu dan
menamparnya.
Kaget dan syok, murid yang ditampar DD
langsung pulang ke rumah. Sampai di rumah, murid yang dirahasiakan
namanya ini sakit kepala terus menerus dan air mata terus menetes. Orang
tua murid ini khawatir luar biasa dan membawa anak mereka ke rumah sakit Cideres. Setelah sembuh, murid yang ditampar Gurunya sendiri ini tidak mau sekolah karena takut dan trauma.
Lilis, Ibunda murid melaporkan hal ini kepada pihak Sekolah. "Mata
anak saya bengkak akibat ditampar oleh oknum guru olahraga, DD.
Keluarga sempat mempertanyakan kenapa hingga terjadi kekerasan
tersebut," kata Lilis orangtua murid di Desa Balida Kecamatan Dawuan,
Majalengka, Sabtu (14/9) dikutip dari merdeka.com.
DD
mengakui bahwa dirinya khilaf menampar muridnya. Dirinya berkata kini
pihak sekolah mengupayakan penyelesaian kekeluargaan bagi DD dan murid.
Namun keluarga murid merasa pihak Sekolah tidak kooperatif sama sekali
dan tidak memberikan tanggapan mengenai laporan mereka atas kekerasan
yang dilakukan oleh DD.
Trauma
dan ketakutan membuat murid yang ditampar tidak mau datang ke sekolah.
Murid ini kehilangan waktu belajar, tertinggal banyak ilmu baru dan satu
yang pasti, luka hati karena mendapat penganiayaan tidak akan bisa
sembuh dalam waktu yang lama. Semoga Guru bisa lebih bijak dalam
bersikap dan memberikan tindakan kepada murid agar tidak terjadi lagi
kekerasan fisik seperti ini. (vemale.com)