Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program
Posted by : Unknown Minggu, 15 September 2013


Murid SMP tidak ubahnya seperti anak-anak yang berganti seragam SD ke biru-putih. Berusia 12-15 tahun, mereka adalah anak-anak yang bertumbuh dewasa atau bahasa gaulnya ABG. Tingkah polah mereka kadang masih seperti anak-anak, karena bagaimanapun juga masa SMP adalah transisi dari anak-anak menjadi remaja.

Tidak heran bila anak SMP masih suka bermain, iseng, bahkan kurang serius belajar. Menjadi Guru di SMP memang membutuhkan kesabaran ekstra, karena tidak boleh melakukan kekerasan begitu saja. Namun Guru tetap saja manusia, bisa khilaf dan melakukan kekerasan terhadap muridnya.

Seorang guru olahraga SMPN Kasokandel, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, berinisial DD diduga telah menganiaya murid kelas VII. Masalahnya sangat sederhana ladies. Saat SMPN Kasokandel mengadakan kerja bakti bersama, salah seorang murid tidak mau ikut bekerja bakti dan malah menjahili teman-temannya. DD yang melihat hal ini entah kenapa langsung mendatangi murid itu dan menamparnya.

Kaget dan syok, murid yang ditampar DD langsung pulang ke rumah. Sampai di rumah, murid yang dirahasiakan namanya ini sakit kepala terus menerus dan air mata terus menetes. Orang tua murid ini khawatir luar biasa dan membawa anak mereka ke rumah sakit Cideres. Setelah sembuh, murid yang ditampar Gurunya sendiri ini tidak mau sekolah karena takut dan trauma.

Lilis, Ibunda murid melaporkan hal ini kepada pihak Sekolah. "Mata anak saya bengkak akibat ditampar oleh oknum guru olahraga, DD. Keluarga sempat mempertanyakan kenapa hingga terjadi kekerasan tersebut," kata Lilis orangtua murid di Desa Balida Kecamatan Dawuan, Majalengka, Sabtu (14/9) dikutip dari merdeka.com.

DD mengakui bahwa dirinya khilaf menampar muridnya. Dirinya berkata kini pihak sekolah mengupayakan penyelesaian kekeluargaan bagi DD dan murid. Namun keluarga murid merasa pihak Sekolah tidak kooperatif sama sekali dan tidak memberikan tanggapan mengenai laporan mereka atas kekerasan yang dilakukan oleh DD.

Trauma dan ketakutan membuat murid yang ditampar tidak mau datang ke sekolah. Murid ini kehilangan waktu belajar, tertinggal banyak ilmu baru dan satu yang pasti, luka hati karena mendapat penganiayaan tidak akan bisa sembuh dalam waktu yang lama. Semoga Guru bisa lebih bijak dalam bersikap dan memberikan tindakan kepada murid agar tidak terjadi lagi kekerasan fisik seperti ini. (vemale.com)

Leave a Reply

Terima Kasih Telah Berkunjung

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © KUMPUL DI SINI - Dawie Heart - Powered by Blogger - Designed by Garuda Indonesia Komunitas -