Share Up To 110 % - 10% Affiliate Program

Tampilkan postingan dengan label Otomotif. Tampilkan semua postingan

Ada Sir Alex di Balik Sukses Murray Menangi Wimbledon



Jakarta - Sir Alex Ferguson ikut berperan dalam kisah sukses Andy Murray menjuarai Wimbledon akhir pekan kemarin. Terinspirasi oleh semangat dan dedikasi Fergie, Murray bertekad meraih lebih banyak trofi.

Minggu (7/7/2013) akhir pekan kemarin Murray meraih trofi Grand Slamnya yang kedua. Dalam final menghadapi Novak Djokovic, petenis kelahiran Skotlandia 15 Mei 1987 itu meraih kemenangan tiga set.

Meski tidak menyaksikan laga final bersejarah tersebut, Sir Alex Ferguson disebut Murray punya pengaruh besar dalam perjalanan karier dan cerita sukses yang dia dapat. Juga berasal dari Skotlandia, eks manager Manchester United itu memang kerap memberikan dukungan langsung pada Murray dari pinggir lapangan setiap dia bertanding.

Dan di mata Murray, Fergie adalah sosok yang spesial, terkait sukses yang dia raih bersama The Red Devils dan masukan yang dia berikat terkiat upaya memperbaiki konsentrasi di atas lapangan. Hal mana membuatnya termotivasi ingin meraih sukses serupa.

"Dia punya etos kerja yang luar biasa dalam periode yang sangat panjang. Jika Anda terus berkonsentrasi sepanjang pertandingan maka Anda akan mendapatkan konsistensi itu. Itu adalah sesuatu yang ingin saya terapkan sepanjang turnamen," sahut Murray seperti diberitakan TheSun.

"Itu sesuatu yang memberikan dorongan pada Anda saat seseorang seperti dia berbicara seperti itu. Dia melakukannya sepanjang kariernya. Dia meraih begitu banyak kemenangan dalam kariernya sebagai manajer. Saya dapat pesan darinya setelah pertandingan dan di keesokan harinya," lanjut dia.

Berbekal sukses di Wimbledon, Murray berharap bisa meraih gelar Grand Slam ketiganya di AS Terbuka. Di turnamen Grand Slam penutup tahun itu, Murray berstatus juara bertahan setelah tahun lalu mengalahkan Djokovic di laga puncak.

"Saya harus bisa menggunakan kemenangan di Wimbledon ini sebagai motivasi. Target saya adalah memenangi gelar-gelar Grand Slam. Anda akan diingat dari gelar-gelar yang Anda dapat di sana," tuntas dia.

(detik.com)

Setelah Jadi Juara Dunia, Apa Selanjutnya Buat Daud Yordan?

 
Perth - Setelah memastikan diri menjadi juara dunia dan menorehkan sejarah, Daud Yordan pulang ke tanah air. Pertanyaan yang mengemuka: Setelah jadi juara dunia, lalu apa selanjutnya?

Akhir pekan lalu, Sabtu (6/8/2013), Metro City Perth, Australia, menjadi saksi bagaimana Daud menjadi orang Indonesia pertama yang jadi juara di dua kelas berbeda. Sebelumnya ia pernah menyandang sabuk juara dunia di kelas bulu versi IBO -- dan sekarang di kelas ringan untuk badan tinju yang sama.

Menghadapi petinju Argentina Daniel Brizuela, Daud menang angka mutlak 115-111, 116-112, 117-111, walaupun kubu lawan menanggapi dingin kekalahannya. "They steal the game," ucap pelatih Brizuela, Osvaldo Omar Corro, lewat penerjemah.

Kubu Brizuela tidak puas lantaran merasa Daud beberapa kali kena pukul dan nyaris jatuh. Bahkan, setelah pertarungan 12 ronde itu selesai, Brizuela sudah menunjukkan gestur percaya diri bahwa dirinya bakal menang. Dia naik ke sudut ring dan bahkan digendong di pundak oleh sang pelatih --layaknya seorang pemenang.

Tapi keputusan juri berkata lain. Brizuela dan staf pelatihnya mengaku bakal mengajukan tanding ulang, kali ini di Argentina.

Suasana berbeda terjadi di sebuah ruang pribadi di Metro City. Daud tengah berbaring di sebuah sofa panjang, sementara dokter menjahit pelipis kanannya. Pelipis kanan itu sobek terkena sejumlah pukulan Brizuela.

"Ini sempat mengganggu. Saya dilarang untuk menggosoknya, tapi (darahnya) masuk terus ke mata dan mengganggu. Susah jadinya. Mana mata saya sipit lagi," ujarnya sembari bercanda kepada sejumlah wartawan dari Indonesia termasuk detiksport.

Dengan mata yang terluka itu, Daud masih mau melayani permintaan wawancara dengan ditemani sang kakak yang juga pelatihnya, Damianus. Sementara di luar ruangan, Metro City sudah kembali jadi tempat aslinya; tempat para anak muda dugem. Suasana menjadi sedikit lebih berisik ketimbang saat pertarungan.

Namun di tengah dentuman musik yang kencang itu, rasa senang Daud keluar lebih nyaring dari mulutnya.

"Strategi kami berjalan dengan baik," lugasnya.

Sepanjang pertarungan, Daud diperintahkan oleh Damianus dan Craig Christian -- pemilik Harry's Gym yang juga bekerja mengatur manajemennya -- diperintahkan untuk terus melancarkan jab ke arah perut.



DetikSport yang juga berada di sebelah ring, tidak jauh dari tempat tim Daud berada, beberapa kali mendengar Craig berkali-kali berteriak demikian. Dia juga memerintahkan Daud melancarkan pukulan kombinasi dan memintanya menjauh ketika Brizuela mulai membalas.

"(Kalau pukulan ke kepala) bergerak sedikit, sasaran hilang. Pukulan meleset dan itu menguras tenaga," jelasnya. "Sementara kalau ke perut kan dia susah menghindar."

Daud juga mengatakan bahwa kesuksesannya itu membuktikan bahwa dia tidak memiliki masalah pindah kelas. Bahkan Craig menyebut bahwa itu adalah keputusan tepat. Pria asal Australia itu mengatakan bahwa Daud seharusnya sudah naik kelas sebelum bertarung melawan Simpiwe Vetyeka beberapa bulan silam. Alasannya, berbeda dengan petinju semodel Chris John, Daud masih bertumbuh dan lebih kesulitan untuk menjaga berat badannya.

Selanjutnya, Craig mengatakan beberapa rencananya untuk Daud dalam beberapa bulan ke depan.

"Ketika dia datang ke Perth, kami semua bekerja sama. Dia berada di bawah manajemen Dragon Fire. Saya membantu mereka," ujarnya seraya menambahkan bahwa dia juga bekerja sama dengan baik dengan Damianus, selaku pelatih dari Daud. "Dua kepala lebih baik dari satu," lanjutnya.

Craig kemudian sedikit memeriksa luka di pelipis kanan Daud ketika ditanya kapan petinju berusia 26 tahun itu akan naik ring lagi. Pria yang juga jadi manajer dan pelatih Chris John itu kemudian menyebut nama Yuriorkis Gamboa sebagai calon lawan berikutnya.

"Yuriorkis Gamboa. Mereka kini berada di berat yang sama dan pertarungan melawannya bakal seru. Segalanya mungkin saja terjadi."

Petinju asal Kuba berusia 31 tahun itu terbilang punya rekor yang ngeri: 23 kali menang (16 KO) dan belum pernah kalah. Gaya tarung Gamboa yang agresif juga dinilai Craig berpotensi menghadirkan pertarungan yang seru.

"Mungkin (Daud akan naik ring lagi) pada Oktober," sebutnya.

Sembari menunggu pertarungan berikutnya, yang akan berlangsung sekitar tiga bulan ke depan, Daud akan kembali ke kampung halamannya. Dia ingin beristirahat sembari menyembuhkan lukanya sekaligus berkumpul bersama keluarga.

Hari ini, Senin (8/7), si juara dunia itu bertolak dari Perth dan kembali ke tanah air – dengan predikat juara dunia.
(detik.com)

1 September, Lomba Maraton di Kawasan Bromo



Jakarta - Untuk pertama kalinya daerah wisata Bromo akan dijadikan arena lomba lari. Bromo Marathon akan dihelat pada 1 September dan siapapun dapat mengikutinya.

Bromo Marathon memperlombakan tiga kelas, yakni maraton, half marathon, dan 10 K. Treknya merupakan campuran antara jalan beraspal dan tanah yang berada di kawasan perbukitan dengan ketinggian bervariasi, antara 1.950 meter hingga 2.750 meter.

Kelas marathon akan menempuh total jarak 42, 195 km. Kelas ini akan melakukan start dari desa Wonokitri, mengelilingi sejumlah desa di kaldera Tengger sejumlah dua putaran. Untuk kelas half marathon akan menempuh total jarak 21, 097 km dengan rute yang sama dengan kelas marathon, namun hanya akan melakukan satu kali putaran.

Memulai dari Wonokitri, kelas marathon akan menuju Podokoyo dan melanjutkan perjalanan ke desa Ngawu. Dari sini peserta akan melewati jalur menanjak menuju puncak gunung Pananjakan, di mana akan disuguhi pemandangan luar biasa Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Sementara untuk kelas 10K akan menempuh trek yang berbeda dari kelas marathon meski melakukan start yang sama di desa Wonokitri. Dari Wonokitri para peserta akan menyusuri jalan perbukitan menuju desa kecil Podokoyo. Dari desa ini kemudian menuruni bukit menuju desa Tosari dan akan melalui candi Hindu sebelum kemudian kembali ke Wonokitri.



Semua peserta ini akan menerima medali finis jika berhasil menyelesaikan trek. Sementara panitia juga telah menyiapkan sejumlah hadiah menarik dari sponsor yang akan dibagikan kepada: 5 pelari terdepan dari kategori umum kelas maraton, 5 pelari terdepan kategori master (usia 40 ke atas) kelas maraton, lima pelari terdepan kelas half marathon dan tiga pelari terdepan kelas 10K.

Bromo Marathon ini diselenggarakan oleh sebuah komunitas yang peduli dengan perkembangan wilayah ini. Tujuan dilakukannya lomba ini memang untuk meningkatkan kondisi pedesaan di Bromo, terutama dalam segi pendidikan. (detik.com)

Kim Sears, 'Obat Rileks' Andy Murray



London - Juara Wimbledon 2013 Andy Murray dikenal sebagai pria yang "tidak macam-macam" dengan lawan jenis. Murray memang bukan playboy karena ada Kim Sears yang sudah setia menemaninya sejak 2006 silam.

Murray baru saja menjadi juara Wimbledon tahun ini, usai mengalahkan Novak Djokovic dalam partai final, Minggu (7/7/2013) malam WIB.

Pria Skotlandia yang genap berusia 26 tahun pada 15 Mei lalu itu sekaligus menjadi petenis Inggris Raya yang bisa kembali menyabet gelar juara Wimbledon selama periode 77 tahun, sejak Fred Perry melakukannya pada tahun 1936 silam.

Usai memastikan gelar juara tersebut, sebagaimana lazimnya para petenis lain, Murray merayakan dengan orang-orang terdekatnya yang ada di players box. Ia memeluk pelatihnya, Ivan Lendl, dan mengecup Kim sang kekasih--Murray malah sempat lupa memeluk sang ibunda, Judy, meski lantas menyadarinya.

Kim dan Judy adalah dua sosok perempuan yang berperan besar untuk Murray. Judy, sebagai orangtua tunggal, membesarkan Murray dan saudaranya, Jamie, dan menyokong keduanya dalam merintis karier di dunia tenis. Sedangkan Kim adalah pendukung setia Murray dalam beberapa tahun terakhir.

Asmara Murray dan Kim sendiri lahir gara-gara tenis. Kim, yang kini berusia 25 tahun, berkenalan dengan Murray pada tahun 2006 melalui sang ayah, Nigel Sears, yang merupakan pelatih tenis.

Disebut Daily Mail, Murray saat itu langsung kepincut dengan Kim. Mabuk kepayang, ia membanjiri gadis pujaannya tersebut dengan bunga dan SMS. Perasaan Murray rupanya tidak bertepuk sebelah tengan. Keduanya pun jadian di tahun yang sama.

Menurut Mark Hodgkinson dari The Telegraph, pada tahun 2006 tersebut Kim hadir untuk kali pertama menemani Murray di tepi lapangan. Saat itu Murray berhasil meraih gelar profesional pertamanya dan menyebut Kim seperti jadi "obat rileks" buatnya.

"Ini kali pertama Kim datang ke sebuah turnamen. Itu membuatku sedikit rileks. Aku harus membawanya ke turnamen-turnamen lain," kata Murray saat itu seperti dikutip Hodgkinson.

Murray terbukti menepati janjinya. Kim menjadi sosok yang tidak pernah absen ia bawa untuk menemani di setiap turnamen yang diikutinya, termasuk di Wimbledon kali ini.

Mengingat asmara keduanya sudah terajut lama--mereka juga sudah tinggal serumah sejak 2009--spekulasi berhembus kalau Murray dan Kim akan segera menikah. Coral, sebuah rumah judi Inggris Raya, bahkan sempat memasang bursa taruhan dengan koefisien 66/1 bahwa Murray akan melamar Kim di partai final Wimbledon.

Maka ketika Murray sudah memenuhi impiannya dalam menjuarai Wimbledon, petenis yang tahun lalu meraih titel Grand Slam pertamanya di AS Terbuka itu pun langsung ditanya mengenai kemungkinan membawa hubungannya dengan Kim ke jenjang berikutnya.

"Tidak... Aku belum memikirkan itu," jawab Murray setelah terdiam cukup lama, seperti dilansir Daily Mail.

Tahun lalu Murray juga sempat menepis kemungkinan untuk segera menikahi Kim karena menilai keduanya masih terlalu muda untuk melangsungkan pernikahan. Entah kapan hari-H itu akan tiba, tetapi sejauh ini keduanya memang terlihat tetap bahagia dan rukun-rukun saja, serta jauh dari hembusan gosip.


(detik.com)

Menang Usai Naik Kelas, Daud Yordan: Ini Luar Biasa



Perth - Daud Yordan langsung meraih kemenangan usai memutuskan naik dari kelas bulu ke kelas ringan. Sukses menundukkan Daniel Eduardo Brizuela menjadi capaian luar biasa buat petinju 26 tahun itu.

Laga menghadapi Brizuela menjadi yang pertama dijalani Daud di kelas ringan (61 kg). Sebelumnya selama delapan tahun dia selalu bertarung di kelas bulu (57,1 kg).

Meski begitu, Daud ternyata mampu langsung meraih kemenangan. Dalam pertarungan yang dilangsungkan di Metro City Perth, Australia, Sabtu (6/7/2013) malam WIB, Daud menang angka mutlak 117-111, 115-113 dan 116-112.

Daud pun menyebut kemenangan yang diraihnya sebagai sesuatu yang luar biasa. Selain karena dia baru naik dua kelas, kemenangan yang didapat atas petinju asal Argentina itu sekaligus menunjukkan kalau dirinya belum habis. Sebagai catatan, Daud justru kalah TKO di pertandingan terakhirnya yakni saat berhadapan dengan Simpiwe Vetyeka pada April lalu di Jakarta.

"Saya kira, pertandingan malam ini menepis anggapan orang bahwa saya sudah habis," sahut Daud usai laga.

"Tetapi, malam ini saya membuktikan bahwa malam ini saya menundukkan petinju Amerika Latin. Kita tahu petinju-petinju Amerika Latin nggak ada yang jelek. Dia juara IBF Amerika Latin dan juga pernah masuk tim Olimpiade Argentina."

"Sementara saya dari kelas kecil dan naik dua tingkat. Tapi saya menunjukkan bahwa saya tidak kalah speed, tidak kalah power, tidak kalah akal dan akhirnya menang mutlak. Itu sesuatu yang luar biasa. Saya kira inilah bentuk apresiasi saya terhadap bangsa dan negara. Lewat olahraga, saya bisa mewarnai bangsa kita," terangnya.

Meski berhasil meraih kemenangan angka mutlak, Daud dapat perlawanan sengit dari Brizuela yang usianya satu tahun lebih tua. Daud mengalami robek pada pelipis kanannya. Soal seringnya dia melepaskan pukulan ke arah tubuh lawan, Daud menyebut itu merupakan strategi yang sudah disiapkan.

"Ya, karena kalau di bagian kepala, dia liar. Sasarannya juga kecil. (Kalau ke kepala) bergerak sedikit, sasaran hilang. Pukulan meleset dan itu menguras tenaga."

"Sementara kalau ke perut kan dia susah menghindar. Saya sudah berlatih selama tiga bulan mempersiapkan ini. Bahkan sudah melihat-lihat video pertarungan dia," tuntasnya.


(detik.com)

Vettel Sudah Lakukan Segalanya untuk Dapat Pole



Nuerburg - Sebastian Vettel mengaku sudah melakukan segalanya untuk mendapatkan pole position di GP Jerman. Tapi, usaha pebalap Red Bull tersebut ternyata belum cukup untuk mengalahkan Lewis Hamilton.

Vettel membukukan waktu terbaik 1 menit 29,501 detik dalam sesi kualifikasi di Sirkuit Nurburgring, Sabtu (6/7/2013). Catatan waktu itu hanya menempatkannya di posisi kedua karena Hamilton 0,103 detik lebih cepat.

"Selamat, Lewis. Dia melakukan pekerjaan yang bagus dan kami cukup dekat," ujar Vettel yang dikutip ESPN F1.

"Saya pikir saya melakukan segala yang saya bisa, mobil terasa bagus tapi kami sedikit kesulitan di sektor pertama siang ini. Kami kehilangan sedikit waktu di sana dan mencoba untuk mengejarnya, tapi tidak cukup," tambahnya.

Kendati gagal mendapatkan posisi start terdepan, Vettel optimistis dirinya bisa meraih hasil bagus dalam balapan yang akan digelar pada Minggu (7/7/2013).

"Tampaknya kami sudah lebih dekat dengan mereka dibandingkan di Silverstone. Jadi, kami sudah membuat kemajuan dan kami punya kepercayaan diri untuk besok," ujarnya.

"Kami menempatkan mobil di baris depan. Ini memang tidak cukup untuk pole position, tapi kami harusnya punya balapan yang bagus dari sana. Saya menantikannya," kata Vettel.

(detik.com)

Menangi Etape Kedelapan, Chris Froome Rebut Jaket Kuning



Pyrenees - Pebalap Inggris yang memperkuat Team Sky, Chris Froome, sukses memenangi etape kedelapan Tour de France. Kemenangan ini membuat Froome merebut jaket kuning dari tangan Daryl Impey.

Etape kedelapan yang digelar pada Sabtu (6/7/2013) mengambil rute Castres - Ax 3 Domaines yang berjarak 195 kilometer dengan medan pegunungan.

Froome, runner-up tahun lalu, menyentuh garis finis paling awal. Dia mencatat waktu 5 jam 3 menit 18 detik.

Posisi kedua ditempati oleh rekan setim Froome, Richie Porte. Porte finis 51 detik di belakang Froome. Sementara itu, tempat ketiga jadi milik pebalap tim Movistar, Alejandro Valverde.

Froome kini memimpin klasemen umum dengan catatan waktu total 32 jam 15 menit 55 detik dan berhak memakai jaket kuning. Dia unggul 51 detik atas Porte yang menempati posisi kedua.

Valverde ada di urutan ketiga. Catatan waktunya lebih lambat 1 menit 25 detik dibandingkan milik Froome.






(detik.com)

Juara Dunia di Dua Kelas Berbeda, Daud Yordan Wujudkan Mimpinya



Perth - Daud Yordan menjadi petinju pertama Indonesia yang jadi juara dunia di dua kelas berbeda. Bukan sekadar mewujudkan mimpi sendiri, Cino juga merealisasikan apa yang harapan keluarga dan negaranya.

Usai kalah TKO dan kehilangan sabuk juara kelas bulu ringan IBO di pertandingan terakhirnya, Daud Yordan berhasil bangkit. Menghadapi Daniel Eduardo Brizuela dalam perebutan sabuk juara dunia kelas ringan IBO, Sabtu (6/7/2013) malam WIB, Daud meraih kemenangan angka mutlak 117-111, 115-113 dan 116-112.

Meski sudah kehilangan sabuk juara kelas bulu ringan, keberhasilan Daud merebut gelar kelas ringan menorehkan sejarah besar buat dirinya dan juga buat Indonesia. Petinju berusia 26 tahun itu menjadi orang Indonesia pertama yang pernah jadi juara dunia tinju di dua kelas berbeda.

"Senang sekali karena cita-cita saya terkabul. Bahkan apa yang keluarga saya impikan, abang saya impikan, saudara saya, mama dan bapak saya, terwujud, tercapai," sahut Daud usai pertarungan.

"Itu buat saya sesuatu yang luar biasa. Sejarah. Bahkan saya bisa menorehkan capaian pribadi bahwa saya adalah orang Indonesia pertama yang jadi juara dunia di dua kelas berbeda," lanjutnya setelah selesai menjalani perawatan karena pelipis kanannya robek.

(detik.com)

Bartoli Wujudkan Mimpi



London - Marion Bartoli berhasil mewujudkan mimpi besarnya di dunia tenis profesional. Petenis Prancis tersebut baru saja memenangi titel Grand Slam perdananya setelah jadi juara Wimbledon.

Bartoli keluar sebagai kampiun setelah mengalahkan Sabine Lisicki dalam pertandingan final di Centre Court All England Club, Sabtu (6/7/2013) malam WIB. Dia menang dua set langsung 6-1, 6-4 dalam waktu 1 jam 21 menit.

Ini adalah kali pertama Bartoli memenangi titel Grand Slam setelah berjuang di 47 turnamen Grand Slam. Dia pun berhak membawa pulang hadiah uang sebesar 1,6 juta poundsterling (sekitar Rp 23,7 miliar).

Keberhasilan ini juga menjadikan Bartoli sebagai petenis Prancis pertama yang memenangi titel Grand Slam sejak Amelie Mauresmo, yang sekarang jadi pelatihnya, melakukan hal serupa pada tahun 2006.

"Saya masih tak bisa menyadari bahwa saya adalah seorang juara Wimbledon. Ini begitu membahagiakan," ujar Bartoli di situs resmi turnamen.

"Sebagai seorang pemain profesional, mimpi Anda adalah memenangi Grand Slam. Anda memimpikan itu setiap hari. Anda memikirkannya setiap hari," imbuhnya.

"Jadi, ketika itu akhirnya terwujud, Anda telah mencapai sesuatu yang Anda impikan selama jutaan jam," kata petenis berusia 28 tahun ini.

"Saya menang dua set langsung. Saya tak kehilangan satu set pun sepanjang turnamen. Bahkan, dalam mimpi saya yang sempurna sekali pun, saya tak bisa membayangkan momen seperti itu. Ini lebih dari sekadar sempurna," ujar Bartoli.

(detik.com)

Raih Pole, Hamilton Berterima Kasih kepada Timnya



Nuerburg - Lewis Hamilton tak bisa menutupi kegembiraannya setelah mendapatkan pole position di kualifikasi GP Jerman. Menurut Hamilton, keberhasilannya ini adalah berkat kerja keras timnya.

Hamilton memang menjadi pebalap tercepat di sesi latihan bebas pertama, Jumat (5/7/2013) lalu. Namun, setelah itu posisinya menurun. Pebalap Mercedes itu hanya menempati urutan kedelapan di latihan bebas kedua dan ketujuh di latihan bebas ketiga.

Setelah latihan bebas ketiga, Sabtu (6/7/2013), Hamilton mengeluhkan masalah pada mobilnya. Dia mengaku kesulitan untuk mengendalikan mobilnya, yang dia sebut tidak stabil di bagian belakang.

Mendengar keluhan Hamilton, Mercedes kemudian berusaha melakukan perbaikan. Hasilnya pun terlihat di sesi kualifikasi. Hamilton mengalahkan Sebastian Vettel dan merebut posisi start terdepan.

"Ini luar biasa menggembirakan karena saya mengalami kesulitan sejak sesi latihan pertama," tutur Hamilton yang dikutip Autosport.

"Kondisinya makin buruk pagi ini dan kami tertinggal sekitar 0,8 detik," sambungnya.

"Kami kemudian kembali ke truk, bekerja keras, mencoba untuk menganalisis segalanya, membuat banyak perubahan, dan saya hanya berharap itu akan berhasil," kata pebalap Inggris ini.

"Untungnya mobil bisa saya kendalikan dan saya bisa mencatat waktu tersebut. Saya berterima kasih atas pekerjaan yang dilakukan kru bersama saya dan ini berkat kerja keras tim," ujar Hamilton.

(detik.com)

Alonso: Ferrari Sudah Cepat, tapi Belum Cukup Bersaing



Nuerburg - Fernando Alonso menilai performa mobil Ferrari sudah mengalami perbaikan. Sudah cepat, tapi mobil tim 'Kuda Jingkrak' itu dinilai Alonso itu masih kurang bisa bersaing.

Meski sudah dua kali mememenangi balapan, Ferrari ternyata tampak kepayahan saat menjalani sesi kualifikasi. Meka belum pernah sekalipun menyabet pole position dari delapan balapan yang sudah digelar.

Sementara itu, Mercedes sangat dominan. Pebalap-pebalap tim pabrikan asal Jerman itu lima kali start terdepan, sementara Red Bull tiga kali.

Setelah menjalani dua sesi latihan bebas GP Jerman, Jumat (5/7/2013) kemarin, Alonso memberikan penilaian terkait perkembangan mobil Ferrari.

"Hari ini lebih baik dari pada Jumat pekan lalu. Bahka, jika masih ada waktu lebih untuk melaju, secara umum kami telah membuat langkah maju dan kembali ke daya saing yang kami punyai pada balapan sebelun di Silverstone," ungkap Alonso seperti dilansir Planet F1.

"Satu hal yang positif adalah ban bisa ber bekerja dengan baik hari ini dan tidak menimbulkan masalah lainnya," tambah pebalap asal Spanyo itu.


(detik.com)

Murray Tantang Djokovic di Final



London - Petenis Inggris, Andy Murray akan menantang Novak Djokovic dalam pertandingan final tenis grand slam Wimbledon 2013. Di babak semifinal, dia menang empat set dari Jerzy Janowicz.
Dalam duel yang berlangsung, Sabtu (6/7/2013) dinihari WIB, Murray sempat kehilangan set pertama dari petenis unggulan ke-24 itu.

Murray yang bisa bangkit pada tiga set berikutnya, akhirnya berhasil memenangi pertandingan dengan skor 6-7, 6-4, 6-4, dan 6-3.

"Set pertama sangat berat. Saya memiliki beberapa peluang tapi dia melawan dengan beberapa pukulan bagus. Dia berada pada roll, tapi saya bisa merubah putaran," terang Murray seperti dilansir BBC setelah petandingan.

"Saya bahagia karena ini merupakan pertandingan yang berat dan sepenuhnya berbeda dengan pertandingan yang sudah saya mainkan tahun ini."

"Dia adalah pemain yang bertalenta dan tidak bisa diprediksi. Dia mempunyai servis bagus, yang memberi Anda sedikit ritme untuk kembali bertarung melawannya," tambahnya.


(detik.com)

Sagan Rebut Etape Ketujuh



Albi - Pebalap sepeda asal Slovakia, Peter Sagan berhasil menjadi juara di etape ketujuh. Dengan begitu, tren pemenang pebalap berbeda masih terjaga di tujuh etape awal Tour de Franc 2013.

Menempuh jarak sejauh 205,5 km dari Montpellier menuju Albi, Sabtu (6/7/2013) dinihari WIB, Sagan menjadi yang tercepat dengan catatan waktu empat jam 54, 12 detik.

Dengan kemenangan itu, Sagan pun semakin kokoh di puncak klasemen dengan raihan 224 poin, unggul 94 poin dari Andre Greipel yang menempati posisi dibawahnya.

Sementara itu, pebalap sepeda yang memperkuat tim Orica-GreenEDGE, Daryl Impey, meraih posisi ke-12, hingga berhasil mempertahankan kaus kuning.

Hasil Etape Ketujuh

1. Peter Sagan (Slovakia /Cannondale) 4:54:12
2. John Degenkolb (Jerman/ Argos) ST
3. Daniele Bennati (Italia / Saxo - Tinkoff)
4. Michal Kwiatkowski (Polandia / Omega Pharma - Quick-Step)
5. Edvald Boasson Hagen (Norwegia / Team Sky)
6. Francesco Gavazzi (Italia / Astana)
7. Tony Gallopin (Prancis / RadioShack)
8. Arthur Vichot (Prancis / FDJ.fr)
9. Manuele Mori (Italia / Lampre)
10. Sylvain Chavanel (Prancis / Omega Pharma - Quick-Step)

Hasil Keseluruhan

1. Daryl Impey (Afrika Selatan / Orica) 27:12:29
2. Edvald Boasson Hagen (Norwegia / Team Sky) +3 detik
3. Simon Gerrans (Australia / Orica) +5 detik
4. Michael Albasini (Swiss / Orica)
5. Michal Kwiatkowski (Polandia / Omega Pharma - Quick-Step) +6 detik
6. Sylvain Chavanel (Prancis / Omega Pharma - Quick-Step)
7. Chris Froome (Inggris/ Team Sky) +8 detik
8. Richie Porte (Australia / Team Sky)
9. Nicolas Roche (Irlandia / Saxo - Tinkoff) +14 detik
10. Roman Kreuziger (Republik Ceko / Saxo - Tinkoff)


(detik.com)

Kalahkan Del Potro, Djokovic Melangkah ke Final



London - Petenis unggulan pertama, Novak Djokovic, berhasil melangkah ke babak final turnamen grand slam Wimbledon. Dia mengalahkan Juan Martin del Potro dalam pertandingan semifinal yang berjalan lima set.

Pada pertandingan yang berlangsung, Jumat (5/7/2013) malam WIB, Djokovic mendapatkan perlawanan sengit Del Potro. Setelah bermain selama empat jam 44 menit, petenis nomor satu dunia itu akhirnya memastikan kemenangan 7-5, 4-6, 7-6, 6-7, dan 6-3.

Saat set keempat, Djokovic sebenarnya mempunyai kesempatan besar untuk memastikan langkah ke final lebih cepat. Sempat unggul 6-4 saat tie break, dia akhirnya kalah dari Del Proto dengan skor 6-7.

Pada set penentuan, perlawanan Del Proto seperti mengendur. Alhasil, Djokovic pun menutup pertandingan dengan skor 6-3.

"Ini merupakan salah satu pertandingan terbaik yang pernah saya mainkan di sini. Tentu saja itu merupakan laga level tinggi. Saya merasa istimewa bisa memenani laga seperti ini," kata Djokovic seusai pertandingan seperti dilansir BBC.

"Saat saya kehilangan set keempat, itu sangat mengecewakan. Saya mempunyai kesempatan tapi tak mampu memanfaatkan peluan, tapi juga kredit buat dia (Del Proto). Ini laga level tinggi, tapi itulah yang saya harapkan."

"Saya menikmati kemenangan ini, lalu saya akan berpikir mengenai laga final besok," imbuh petenis asal Serbia itu.
(detik.com)

Alonso Berharap Ferrari Akan Tampil Lebih Oke dari Sebelumnya



Nuerburg - Berkat hasil di GP Inggris Raya lalu Fernando Alonso memang berhasil memotong jarak dari Sebastian Vettel. Tetapi karena itu diraih lewat penampilan yang kurang oke, Alonso pun berharap Ferrari bisa tampil lebih baik di Nuerburgring.

Alonso berhasil finis di posisi tiga dalam balapan yang diwarnai insiden ban di Silverstone lalu. Vettel sementara itu gagal menambah angka.

Dengan hasil itu, kendatipun Vettel masih memuncaki klasemen dan Alonso tetap di posisi dua, mereka kini cuma terpaut 21 angka saja. Ditilik dari aspek itu, balapan ini memang bisa dibilang menguntungkan Alonso.

Akan tetapi, pebalap Spanyol tersebut sama sekali tidak puas dengan performa mobilnya. Saat itu Alonso kembali harus bekerja keras dalam balapan usai meraih hasil yang tidak oke di dalam kualifikasi.

"Jelas kami bilang kalau kami senang sudah berhasil memotong jarak dengan Vettel, tapi saya tak senang dengan performa kami," kata Alonso di Crash.

"Kami perlu menyelidiki sesuatu, untuk melihat apakah Silverstone cuma sekadar satu penampilan buruk saja karena kami tidak mendapatkan keseimbangan yang tepat dari mobilnya, atau itu karena yang lain sudah membuat kemajuan lebih besar dan kami melangkah mundur."

"Semoga saja akhir pekan ini kami bisa kembali ke tingkat penampilan yang kami tunjukkan sebelumnya. Kami melakukan analisis mendalam tentang Silverstone karena kami tidak kompetitif, dan kami melihat sejumlah masalah di mobilnya terkait dengan karakteristik aerodinamika dan juga pengaturan mobil. Jadi mungkin kami bisa tampil lebih baik di sini," harapnya.



(detik.com)

Vettel: Balapan Kandang Takkan Tambah Beban



Nuerburg - Akan tampil di negara sendiri, Sebastian Vettel tentu berharap bisa meraih hasil maksimal pada GP Jerman. Tetapi hal itu ditegaskannya tidak menjadi beban.

Selama tiga musim terakhir Vettel berhasil mengukuhkan diri sebagai kampiun F1. Musim inipun, sampai dengan delapan seri, ia masih memuncaki klasemen sehingga bukan tak mungkin bisa saja merangkaikan gelar juara dunia keempat secara beruntun.

Namun demikian, kesuksesan itu sejauh ini belum bisa ia barengi dengan kemenangan di GP Jerman. Kendatipun catatannya tak buruk-buruk amat, capaian terbaik pebalap Red Bull itu dalam balapan F1 di negaranya sendiri "cuma" finis kedua tahun 2009 di Nuerburgring. Akhir pekan ini, Vettel akan kembali berusaha menaklukkan GP Jerman.

"Dalam konteks poin dalam kejuaraan, Anda cuma akan mendapat angka sama seperti di tempat lainnya. (Tapi) Ini (tetap) merupakan balapan spesial di depan publik negaraku sendiri dan aku senang bisa memiliki peluang ini karena ada pebalap lain yang tidak memiliki kesempatan itu--seperti Sergio (Perez) karena tak ada balapan di Meksiko," kata Vettel di Crash.

"Buatku, ini adalah sebuah kehormatan tapi aku tidak melihat adanya beban tambahan. Menyenangkan bisa mendapat dukungan dan melihat adanya ketertarikan besar terhadap F1 di Jerman."

"Aku pikir yang lebih penting adalah kesuksesan yang kami raih dalam beberapa tahun terakhir. Di masa lalu kami menjalani balapan bagus di sini dan juga di Hockenheim, dan selalu ketat. Kami belum cukup bagus untuk menang tapi kami punya waktu untuk mencoba lagi dan kami akan melakukannya akhir pekan ini," tegas Vettel.



(detik.com)

Para Pebalap F1 Akan Boikot GP Jerman Jika Insiden Ban Terulang



Nuerburg - Ancaman boikot dilontarkan Asosiasi Pebalap Grand Prix F1 (GPDA) menjelang GP Jerman. Kalau insiden ban di GP Inggris Raya lalu terjadi lagi di Nuerburgring nanti, para pebalap akan langsung menghentikan balapan.

Pernyataan tegas itu dilontarkan menyusul dilakukannya pertemuan GPDA di paddock Nuerburgring, Kamis (4/7/2013) malam waktu setempat, sebagai reaksi atas situasi terkini di F1.

Dalam balapan sebelumnya di Silverstone, setidaknya ada empat pebalap yang mengalami insiden pecah ban, memunculkan kerisauan akan aspek keselamatan para pebalap.

Untuk mencegah terulangnya insiden tersebut, Pirelli pun kini membawa ban belakang dengan tipe berbeda ke Nuerburgring. Bagian dalam ban itu disebut terbuat dari serat Kevlar sintetis, alih-alih besi baja yang biasanya digunakan. Pirelli yakin ban ini tidak akan mengalami nasib serupa di Nuerburgring. Tapi GPDA tak puas begitu saja.

"Para pebalap dari Grand Prix Drivers' Association ingin menyatakan keprihatinan mendalam mengenai kejadian di Silverstone," jelas GPDA seperti dikutip Autosport.

"Kami percaya perubahan yang telah dilakukan kepada ban akan memiliki hasil yang diiinginkan dan masalah serupa takkan terjadi lagi dalam GP Jerman. Kami siap melajukan mobil kami sampai batasnya, seperti yang biasa kami lakukan, dan diharapkan oleh tim kami, sponsor, dan para penggemar."

"Akan tetapi, para pebalap telah memutuskan bahwa, jika masalah serupa terjadi lagi di GP Jerman, kami sesegera mungkin akan mengundurkan diri dari balapan, karena problem dengan ban ini membahayakan jiwa para pebalap, marshal, dan penggemar," lugas keterangan GPDA.




(detik.com)

Greipel Menangi Etape Keenam, Kaus Kuning Beralih ke Tangan Impey



Montpellier - Pebalap sepeda Jerman, Andre Greipel keluar sebagai yang tercepat di etape keenam. Pimpinan lomba kini beralih ke Daryl Impey setelah merebut jaket kuning dari tangan Simons Gerrans.

Mengambil rute Aix-en-Provence hingga ke Montpellier sepanjang 176,5 km, pebalap yang memperkuat tim Lotto-Belisol jadi yang pertama melintasi garis finis dengan catatan waktu tiga jam 59 menit dua detik.

Greipel melakukan sprint untuk mengalahkan dua rival terdekatnya, pebalap Slowakia Peter Sagan dan rekan senegaranya Marcel Kittel. Pemenang etape kelima Mark Cavendish finis keempat setelah terlibat sebuah kecelakaan di 30 km terakhir.

Impey yang berkebangsaan Afrika Selatan menjadi pebalap Afrika pertama yang memakai kaus kuning setelah finis ketiga belas dengan catatan waktu yang sama dengan Greipel.

Di klasemen keseluruhan, pebalap tim Orica GreenEdge ini mencetak 22 jam 18 menit 17 detik, unggul tiga detik dari Edvald Boasson Hagen dan lima detik dari Gerrans dan Michael Albasini.

Hasil Etape Keenam

1 Andr Greipel (Ger) Lotto-Belisol, 3:59:02
2 Peter Sagan (Svk) Cannondale, same time
3 Marcel Kittel (Ger) Argos-Shimano, st
4 Mark Cavendish (GB) Omega Pharma - Quick-Step, st
5 Juan Jose Lobato (Spa) Euskaltel-Euskadi, st
6 Alexander Kristoff (Nor) Katusha, st
7 Jose Joaquin Rojas (Spa) Movistar, st
8 Danny Van Poppel (Ned) Vacansoleil-DCM, st
9 Roberto Ferrari (Ita) Lampre-Merida, st
10 Samuel Dumoulin (Fra) Ag2r-La Mondiale, st
Selected others
18 Chris Froome (GB) Team Sky, +5sec
29 Alberto Contador (Spa) Saxo-Tinkoff, st

Hasil Keseluruhan

1 Daryl Impey (RSA) Orica-GreenEDGE, 22:18:17
2 Edvald Boasson Hagen (Nor) Team Sky, +3sec
3 Simon Gerrans (Aus) Orica-GreenEDGE, +5
4 Michael Albasini (Sui) Orica-GreenEDGE, same time
5 Michal Kwiatkowski (Pol) Omega Pharma - Quick-Step, +6
6 Sylvain Chavanel (Fra) Omega Pharma - Quick-Step, st
7 Chris Froome (GB) Team Sky, +8
8 Richie Porte (Aus) Team Sky, st
9 Nicolas Roche (Ire) Saxo-Tinkoff, +14
10 Roman Kreuziger (Cze) Saxo-Tinkoff, st


(detik.com)

Hamilton: Ban Baru Tetap Butuh Pengawasan



Silverstone - Keputusan Pirelli untuk memberikan ban baru di GP Jerman akhir pekan ini disambut positif oleh Lewis Hamilton. Namun pebalap Inggris ini menyatakan bahwa ban baru tersebut tetap harus "diawasi".

Insiden meletusnya ban di GP Inggris menjadi fokus utama berbagai pihak di Formula 1 saat ini. Isu ini bahkan sempat sedikit memanaskan hubungan antara tim-tim peserta balapan, pabrikan tunggal penyedia ban, dan pengelola sirkuit, karena tak ada yang mau dikambing hitamkan.
 
Pirelli, selaku penyedia tunggal ban akhirnya berjanji memberikan ban baru sebagai langkah cepat mengatasi masalah ini. Mereka mengonfirmasi akan menyediakan ban dengan "sabuk" kevlar yang telah diuji di Kanada.

Hamilton yang menjadi salah satu korban ban meletus di sirkuit Silverstone, Inggris akhir pekan kemarin mengaku sangat mengapresiasi langkah yang diambil oleh pabrik ban asal Italia tersebut. Kendati demikian, dia juga meminta berbagai pihak tak buru-buru puas dengan perubahan ini.

"Saya pikir ini masih tetap jadi perhatian dan ini adalah sesuatu yang tetap perlu kita amati bagaimana kerjanya. Kita akan melihat bagaimana balapan akhir pekan nanti berlangsung dan saya yakin bahwa mereka mengambil langkah yang tepat untuk membuat balapan lebih aman," kata juara dunia 2008 ini seperti dikutip Crash.

"Saya puas, tapi ketika kami berada di sana kami akan mendapatkan gambaran jelas bagaimana ban tersebut bekerja bagi kami dan semua pihak dengan situasi yang sama. Tapi saya senang bahwa ada keputusan yang telah diambil."

Pirelli sendiri telah menyatakan bahwa ban kevlar yang memiliki desain asimetris (tidak bisa digunakan di sembarang sisi) hanya akan digunakan sementara, sembari menunggu pengembangan ban simetris yang menggabungkan konstruksi tahun 2012 dengan kompon 2013. Rencananya ban simetris ini akan mulai disediakan pada GP Hungaria di pekan berikutnya.

(detik.com)

Akhir Pekan Ini, Sean Gelael Balapan di F3 Master



North Holland - Pebalap muda Indonesia, Sean Gelael, akan kembali ke lintasan setelah lima pekan beristirahat. Bukan di ajang F3 Eropa atau F3 Inggris, dia akan ambil bagian di F3 Master.

F3 Master merupakan balapan tahunan yang biasanya digelar di Sirkuit Zandvoort, Belanda. Untuk tahun ini, adu cepat di sirkuit yang pernah menggelar GP Belanda antara tahun 1950 hingga 1985 itu akan berlangung pada 5-7 Juli mendatang.

Dengan seri keenam ajang F3 Eropa akan berlangsung pada akhir pekan depan, maka balapan ini akan dijadikan sebagai 'pemanasan' menjelang balapan yang akan berlangsung di Sirkuit Norisring, Jerman.

Ditambah lagi sirkuit ini akan digunakan untuk menggelar seri kedelapan F3 Eropa, engineer Sean di tim Double R Racing, Anthony 'Boyo' Hieatt, berharap agar Sean dan Antonio Giovinazzi bisa memetik pelajaran pada balapan, Minggu (7/7) akhir pekan ini.

“Sirkuit itu sudah dikenal para pebalap lain, seperti di sirkuit lain perlombaan F3, tapi tidak bagi pebalap kami. Jadi perlombaan ini pasti amat berat bagi pebalap kami,” ungkap Hieatt dalam rilis yang diterima detikSport.

“Tapi yang terpenting, mereka dapat menimba pengalaman di Zandvoort, karena sirkuit itu akan digunakan sebagai arena perlombaan FIA F3 Eropa, pada putaran kedelapan 28-29 September 2013,” tambahnya.

(detik.com)

- Copyright © KUMPUL DI SINI - Dawie Heart - Powered by Blogger - Designed by Garuda Indonesia Komunitas -