- Back to Home »
- Special Mengenang Ustadz Jeffry Al-Buchori »
- Pipik Dian Irawati, Hidup Lebih Seimbang
Posted by : Unknown
Sabtu, 04 Mei 2013
Pipik Dian
Irawati dan suaminya, Ustad Jefry Al Buchori –biasa disapa Uje- punya
kesepakatan untuk berbagi tugas. Jika Uje syiar dan berdakwah ke
berbagai tempat, Pipik memilih jihad di rumah dengan menyelenggarakan
pengajian.
Salah
satunya melalui komunitas Pengajian Fathimah Az Zahra yang berkumpul
setiap Jumat pagi pukul 10.00 WIB di rumahnya. Maka seperti Jumat pekan
lalu, kediaman Pipik dan Uje di kawasan Rempoa, Jakarta Selatan,
dipadati ibu-ibu yang datang dari berbagai kawasan. Ada pula kaum duafa
yang sengaja diundang dari kampung belakang komplek tempat tinggal
Uje. Mereka diajak mengaji, dan setelahnya mendapat bingkisan
sembako.
“Saya memang tekankan pada para jemaah dan pengurus, minimal
sebulan sekali harus ada bakti sosial. Kalau yang bagi-bagi sembako
semacam ini memang setiap minggu. Kami panggil kaum duafa di kampung
belakang, tapi mereka harus mengaji dulu. Jadi mereka datang bukan
hanya untuk mengambil sembako, tapi juga belajar agama,” ujar Pipik.
Pipik mengenang, ia membentuk komunitas ini sejak masih tinggal
di Pondok Indah, Jakarta Selatan. “Setiap malam Jumat kita tidak
sia-siakan waktu untuk zikir dan sebagainya. Ketika pindah ke Rempoa
sini, saya ubah jadi Jumat pagi karena kalau kemaleman kasihan yang
jauh-jauh. Kenapa Jumat karena hari berkah, Allah jabah semua doa-doa
,” lanjut ibu tiga anak, Adiba Khanza Az-Zahra, Mohammad Abidzar
Al-Ghifari, dan Ayla Azuhro.
Sama-sama Belajar
Pengajian yang diselenggarakan Pipik sebenarnya bukan hanya
Fathimah Az Zahra. Pada Senin minggu pertama dan ke tiga, di rumahnya
ada taklim Uje. Sementara setiap hari Minggu di minggu ke 3, rumahnya
dimeriahkan oleh pengajian remaja Az Zahra. Melalui berbagai pengajian
ini, Pipik hanya ingin mengajak masyarakat muslim untuk belajar agama
bersama.
“Karena saya sendiri juga masih belajar. Intinya belajar itu
tidak ada habisnya, sampai di liang lahat pun kita masih akan
dipertanyakan juga,” kata Pipik, benar. Langkah Pipik menuai
hasil. Setidaknya tak sedikit dari jemaah yang mengikuti pengajiannya
merasakan manfaat positif. Dewiana yang bergabung di Pengajian Fathimah
Az Zahra sejak setahun belakangan misalnya, merasa hidupnya lebih
seimbang. Dalam keseharian ia merasa lebih damai karena tahu doa apa
yang harus ia baca saat menghadapi masalah tertentu. Kini ia juga
merasa lebih dekat dengan Tuhan.
Hal yang hampir sama dirasakan pula oleh Luhur Sulistyanti. Ibu
dua anak yang bergabung sejak 2010 ini mengaku awalnya sempat minder
karena mengira peserta pengajian hanya artis-artis saja. Setelah
bergabung, rupanya peserta pengajian sangat beragam, Pipik dan peserta
lain pun sangat bersahabat. Kini Sulis merasa betah di komunitas ini.
Karena setiap selesai pengajian ia merasa hidupnya lebih damai. Tak
hanya itu, ia juga mendapat banyak pengetahuan tentang islam dan
bagaimana sebagai orang tua ia harus bersikap dan mendidik anak-anak.
( tabloidwanitaindonesia.net)